Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pengemis Cinta

“Arumi…. Cantik sekali kamu malam ini.”Kata pria itu yang tidak lain adalah Steven cinta pertama Arumi.

“Untuk apa kamu menemukan? Bukankah kamu sudah tidak membutuhkan aku?”Tanya Arumi ketus.

“Ada hal yang belum aku selesaikan dengan kamu.”Kata Steven.

Belum sempat Arumi menjawab mobil yang menjemput Arumi datang, Arumi segera pergi meninggalkan Steven seorang diri.

“Siapa di Arumi?”Tanya Pelanggan Arumi.

“Orang nggak penting om, kita pergi aja om.”Kata Arumi.

Mobil melaju pergi meninggalkan rumah Arumi, Steven kesal karena dicuekin oleh Arumi.

“Sial…dia sekarang lebih berani. Aku harus mendapatkan dia kembali, kenapa aku harus sasar saat ini.”Kata Steven kesal.

Steven meninggalkan rumah kontrakan Arumi dengan membawa kekecewaan. Didalam mobil Steven geram sekali.

Arumi melayani pelanggannya disebut hoter berbintang. Arumi mendapat bayaran yang lumayan besar sehingga dia bisa menghidupi dirinya sendiri. Setelah ini Arumi berusaha menmbeli sebuah rumah dan mobil agar dia tidak mengontrak terus.

“Sepertinya sudah cukup uangku buat beli perumahan.”Kata Arumi tersenyum sambil melihat saldo ATMnya diaplikasi Bank.

“Lagi apa kamu disini?” Tanya Steven yang tiba-tiba datang.

“Nunggu pelanggan, kamu ngikutin saya ya?”Tanya Arumi.

“Iya lah, kemana saja kamu pergi aku pasti ikutin.”Kata Steven.

“Jangan harap saya akan menjadi boneka kamu lagi ya, cintaku padamu sudah lama mati.”Kata Arumi.

“Ah tidak mungkin, aku yakin kamu masih mencintaiku. Ayolah Arumi kita bersama lagi!”Ajak Steven penuh permohonan.

Namun Arumi mengacuhkan permohonan itu, Arumi menemui pelanggannya yang sudah datang.

“Hallo sayangku, Yuk kita kekamar!”Ajak Arumi sambil menggandeng pria separuh baya itu.

“Kamu cantik sekali Arumi, ini yang membuat aku makin betah.”Kata pria itu.

Mereka lalu masuk kedalam kamar yang sudah Arumi pesan untuk mereka berdua.

“Arumi lihat saja kamu akan sepenuhnya jadi milikku.”Kata Steven.

“Ganteng mau aku temenin?” Tanya seorang wanita cantik.

“Gue nggak butuh loe.”Bentak Steven lalu pergi.

“Sombong amat sih,”Kata wanita itu.

Steven keluar dari bar dengan perasaan kesal. Dia yakin suatu saat Arumi akan menjadi miliknya. Steven sangat berambisi untuk mendapatkan Arumi kembali.

Setelah melayani pelanggannya Arumi pulang, dia merasa sangat capek sehingga dia merebahkan tubuhnya begitu saja diatas sofa hingga tertidur.

Tiba-tiba saja terdengar pintu dibuka, Pak Maman masuk kedalam kontrakan Arumi. Arumi yang tertidur tidak menyadari kehadiran Pak Maman. Pak maman langsung tergoda ketika melihat Arumi tertidur pulas dengan mini dres yang sangat ketat dan mini. Pak Maman meraba-raba gundukan milik Arumi. Lalu Pak Maman menciumi Arumi, Pak maman segera melampiaskan gairanya pada Arumi yang terlelap. Arumi sadar saat permainan sudah selesai, dia menatap Pak Maman dengan sinis.

“Enak ya gratisan… bulan ini saya nggak mau bayar kontrakan.”Kata Arumi.”Kalau nggak akan aku laporkan ke istri Pak Maman.”Ancam Arumi dengan memakai celananya kembali.

“Iya nanti saya yang bayar kontrakan bulan ini.”Kata Pak Maman lalu pergi.

“Dikiranya saya barang gratisan apa main nyolong.”Kata Arumi beranjak masuk kedalam kamarnya. Dia melanjutkan tidurnya hingga pagi hari

Seperti biasa dia mengambil jamu dari tempat pembuat jamu terdekat lalu berkeliling sepeti biasa.

“Mbak Arumi jamunya dong.” Kata Pak Fajar.

“Iya, Pak Arman mau jamu apa?”Tanya Arumi tersenyum manis.

“Jamu kuat aja seperti biasa. Dengar-dengar mbak Arumi bisa diajak enak-enak ya?”Tanya Pak Fajar.

“Pak Fajar kata siapa?”Tanya Arumi mencubit paha Pak Fajar.

“Kata Pak Andre semalam pas ketemu.”Kata Pak Fajar berbisik.

“Alah emang Pak Fajar mau?” Tanya Arumi.

“Bolehlah, tapi nanti pas istri saya datang bulan aja.”Kata Apk Fajar malu-malu.

“Oke, ini kamunya,”Kata Arumi memberikan segelas jamu.

Pak Fajar lalu meminum jamunya hingga habis. Lalu Arumi pergi berkeliling lagi.

“Arumi…tunggu!”Teriak Steven.

Arumi berusaha menghindar tapi lengannya dipegang Steven.

“Untuk apa kamu jualan jamu kayak gini? Mending kamu sama aku.”Kata Steven.

“Oh jadi sekarang kamu jadi pengemis cinta, itu kah tujuanmu datang?”Tanya Arumi tersenyum sinis.

“Iya, aku baru sadar kalau aku mencintai kamu.”Kata Steven.

“Kamu kira aku bodoh mau mencintai kamu untuk kedua kalinya? Kamu salah.”Kata Arumi.

“Tolong Arumi, kembalilah padaku!”Pinta Steven.

“Jangan ganggu aku lagi, aku tidak akan kabulkan permintaan konyolmu itu.”Kata Arumi.

“Aku akan berusaha untuk mendapatkan kamu, kamu harus jadi milikku.”Kata Steven.

“Lakukan saja, aku tetap pada pendirianku.”Kata Arumi lalu meninggalkan Steven.

“Pria bodoh kamu itu, ganteng-ganteng ngemis cinta.”Kata Arumi.

“Siapa itu Mbak Arumi?”Tanya Bu Ami.

“Oh tadi orang ngejar-ngejar aku ,Bu. Maklum cintanya saya tolak.”Kata Arumi.

“Jamu kunir asem ya mbak satu.”Kata Bu Ami.”Mbak dia kan ganteng kenapa nggak mau kelihatannya juga orang kaya.”Tambah Bu Ami.

“Amit-amit Bu, dia itu gay. Tahu kan gay? Suka sesama jenis.”Kata Arumi.

“Ya Ampun ganteng gitu gay, pantas saja kalau kamu nggak mau.”Kata Bu Ami.

“Bu Ami ini jamunya, Bu Ami kan janda kenapa nggak Nikah lagi?”Tanya Arumi kepo sambil memberikan segelas jamu.

“Siapa yang mau sama saya Mbak? Saya kan udah tua.”Kata Bu Ami.

“Sekarang bukan masalah tua tau muda Bu, yang penting urusan ranjang oke.”Kata Arumi.

“Ah kalau itu sih saya servisnya masih oke Mbak.”Jawab Bu Ami percaya diri.

“Mau nggak saya kenalin Duda?”Tanya Arumi.

“Duda siapa?”Tanya Bu Amin penasaran.

“Itu Pak Andre kan Duda, masak Ibu nggak mau.”Kata Arumi.

“Apa Pak Andre mau sama saya?”Tanya Bu Ami.

“Nanti saya jomblangin deh bu,”Kata Arumi tersenyum.

“Okelah Mbak Arumi, Terimakasih sudah mau bantu saya.”Kata Bu Ami lalu membayar jamunya.

Arumi keliling kompleks dengan santainya, dia melihat ada Pak Andre didepan rumah.

“Pak Andre nggak lagi?”Tanya Arumi.

“Nggak lah kapok lagian Aini dirumah.”Jawab Pak Andre.

“Pak dapat salam sayang dari Bu Ami.”Kata Arumi.

“Ah yang benar, kamu salah kali.”Kata Pal Andre tidak percaya.

“Dia tadi curhat katanya suka sama Pak Andre loh, Pak Andre deketin dia dong.”Kata Arumi.

“Eh Arumi masih berani kesini ya.”Bentak Aini.

“Aini Papa mu dinaksir sama Bu Umi.”Kata Arumi lalu pergi.

“Dasar wanita gila!”Teriak Aini menjulurkan lidahnya.

“Dasar anak gemblong.”Kata Arumi kesal.

Tampaknya Pak Andre senang sekali mendapat salam dari Bu Ami.”Jangan percaya omongan Arumi Pa, pasti dia bohong.”Kata Aini kesal.

“Katanya kamu suruh Papa nikah ini saatnya mumpung Bu Ami suka sama Papa.”Kata Pak Andre.

Tiba-tiba Bu Ami lewat depan rumah Pak Andre, “Bu Ami apa benar Bu Ami suka saya.”Kata Pak Andre tanpa basa-basi.

“Apa benar Pak Andre juga suka sama saya?”Tanya Bu Ami tersenyum malu.

“Kita nikah yuk Bu!”Ajak pak Andre menggandeng lengan Bu Ami. Bu Ami tampak malu-malu kucing digandeng Pak Andre.

“Papa…malu-maluin.”Teriak Aini sambil melemparkan sandal kearah Papanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel