Mak Comblang
Pak Andre dan Bu Ami resmi menjadi sepasang kekasih, hasil comblangan Arumi berhasil padahal dia Cuma iseng aja waktu ngerjain mereka berdua.
“Mbak Arumi… comblangin aku dong.”Kata Ana.
“Minta dicomblangin sama siapa Dek Ana?”Tanya Arumi.
“Itu Mbak sama Mas Agus, rumahnya dekat kontrakan Mbak Arumi.”Jawab Ana.
“Aduh Dek Ana saya tuh bukan mak comblang kenapa minta tolong sama saya?”Tanya Arumi.
“Bu Ami bilang Mbak Arumi yang nyomblangin Bu Ami sama Pak Andre.”Kata Ana ngeyel.
“Aduh itu Cuma kebetulan saja Dek Ana. Saya aslinya nggak bisa comblangin orang loh.”Kata Arumi.
“Coba saja dulu lah Mbak? Bantu aku ya?”Rayu Ana.
“Baiklah nanti saya bantu ya, tapi saya nggak jamin berhasil.”Kata Arumi.
“Oke Mbak, terimakasih ya Mbak.”Kata Ana senang sekali.
Ana lalu pergi dari kontrakan Arumi, belum sempat Arumi membuka pintu kontrakan terdengar suara orang memanggil namanya.
“Arumi… saya mau ngobrol bentar.”Kata Bu Lela.
“Apa Bu? Saya mau istirahat.”Kata Arumi membuka pintu.
“Jodohin aku sama seseorang dong. Kamu kan mak comblang.”Kata Bu Lela.
“Sama siapa Bu Lela mau dicomblangin?”Tanya Arumi.
“Saya mau sama Bang Dimas yang jual bakso didepan kompleks.”Kata Bu Lela.
“Bu apa Bang Dimas mau? Kan Bang Dimas usianya seanak Ibu.”Kata Arumi.
“Ayolah Arumi bantu Ibu ya!”Pinta Bu Lela.
“Iya nanti saya bantu lah bu, tapi saya nggak jamin berhasil.”Kata Arumi pesimis.
“Terimakasih Arumi,”Kata Bu Lela lalu pergi.
“Ya Ampun kenapa pada minta dicomblangin sih, nambahin kerjaan aku aja.”Kata Arumi kesal.
Arumi merebahkan tubuhnya, malam ini dia tidak ada jadwal jadi dia bisa ada waktu untuk mencomblangkan Ana dan Bu Lela. Selesai istirahat dia mandi lalu dandan cantik. Malm ini dia tidak masak dia ingin makan bakso.
Saat Arumi ketempat Bang Dimas penjual bakso disana juga ada mas Agus pria Idaman Ana.
“Wah Mbak Arumi tumben kesini?”Tanya Bang Dimas.
“Iya Bang, tiba-tiba pengen makan bakso. Bakso lengkap satu ya bang yang agak pedas.”Kata Arumi sambil duduk didepan Agus.
Iya Mbak siap, ditunggu ya,”Kata Bang Dimas.
“Mas Agus juga lagi nunggu bakso ya?”Tamya Arumi.
“Iya Mbak Arumi, enak sekali malam-malam begini makan bakso.”Kata Agus.
“Mas Agus kenal dek Ana nggak?”Tanya Arumi basa-basi.
“Oh Ana anak Pak paimin? Kenal mbak. Ada apa Mbak?”Tanya Agus.
“Dia katanya naksir kamu loh mas Agus, mas agus gimana? Bukannya Mas Agus juga jomblo.”Rayu Arumi.
“Ah Mbak Arumi, kirain Mbak Arumi yang naksir saya.”Kata Agus malu-malu.
“Aduh Mas, saya belum kepikiran untuk pacaran. Kalau mas Agus mau dia saya suruh kesini.”Kata Arumi.
“Terserah Arumi saja,”Kata Agus pasrah.
Arumi lalu menelfon Ana agar cepat datang ke warung bakso Bang Dimas beberapa menit Ana datang dengan malu-malu.
“Bang Dimas bakso lagi satu ya.”Kata Agus.
“Oke Mas Agus,”Jawab Bang Dimas.
“Udah ngobrol aja, anggap saja aku dan Bang Dimas nggak ada.”Kata Arumi. Mereka berdua mulai mengobrol dan tampak malu-malu. Beberapa menit Bakso siap, Arumi makan bakso segera biar cepat pulang.
“Berapa Bang?”Tanya Arumi.
“Nggak usah Mbak, biar nanti aku yang bayar.”Kata Agus.
“Terimakasih Mas Agus, udah ya dienakin PDKTnya.”Kata Arumi lalu segera pulanh. Ana tampak senang diberi kesempatan ngobrol dengan Agus.
“Ah aku sampai lupa menyampaikan salam pada Bang Dimas. Ya sudahlah besok lagi aja.”Kata Arumi.
Sesampainya dirumah Arumi menonton televisi, beberapa menit kemudian ada WA dari Ana.
Mbak Arumi makasih udah nemuin aku sama Mas Agus, tadi Mas Agus sudah ngasih nomor ponselnya.
Arumi hanya tersenyum membaca chat Ana. “Semoga mereka jadian,”Kata Arumi senang.
Arumi memejamkam matanya, namun tidak bisa tidur. Dia mengotak atik ponselnya, dia memosting sebuah foto sedang berjualan Jamu. Banyak komentar yang rata-rata dari para pria.
Wah tukang jamunya cantik sekali
Good job cantik
Lope you cantik
Kelihatan tuh gunungnya
Itulah beberapa komentar para pria yang melihat postingan Arumi. Bahkan ada yang mengirimkan pesan untuk berkenalan. Arumi berusaha memilih mana yang akan direspon, dari beberapa inbok ada satu inbok yang sangat luar biasa. Seseorang mengirim sebuah dalil al Qur’an dan menasehati cara berpakaian Arumi. Karena penasaran Arumi melihat profil akun Muslim sejati. Disana terlihat foto sedang berkumpul disebut pengajian. Dan tidak ada foto sendirian, Arumi jadi tidak tahu siapa pemilih akun tersebut.
“Sial nggak ada fotonya.”Gerutu Arumi.
Arumi kembali memejamkan matanya dan akhirnya terlelap. Dalam tidur Arumi bermimpi bertemu sosok akun muslim sejati itu. Dia seseorang yang sangatlah Asing bagi Arumi. Arumi bermimpi dalam acara pengajian dan ada seorang ustadz yang berceramah tentang halal dan haram. Ustadz itu masih sangat muda dan tampan, Arumi sangat terkesima pada sosok Ustadz itu.
“Ah tangannya ustadz itu, rasanya nyaman sekali beras bersama dia.”Kata Arumi.
Tiba-tiba saja Arumi dibangunkan dengan suara Alarm ponselnya, ternyata hari sudah pagi.
“Ah akun muslim sejati bikin penasaran.”Kata Arumi segera membersihkan diri.
Selesai mandi tiba-tiba ponsel Arumi berbunyi,”Ana…ngapain pagi-pagi nelfon.”Kata Arumi lalu mengangkat telfon Ana.
“Mbak Arumi, Terimakasih tadi malam pas aku telfonan sama Mas Agus dia nembak aku, kita udah resmi pacaran. Mbak Arumi emang mak comblang jos.”Kata Ana senang.
“Oke, udah ya aku mau pergi jualan.”Kata Arumi menutup saluran ponselnya.
Arumi meletakkan ponselnya diatas meja dirias, dia ganti baju dinasnya sebagai tukang jamu. Arumi pergi kerumah tukang jamu, disana sudah disiapkan jamu untuk Arumi.
“Mbak Arumi jualannya kok laris banget sih selalu habis aku aja kadang masih separo.”Kata Bu Siti pembuat jamu.
“Bu Siti kurang pintar ngerayu sih.”Kata Arumi.
“Ngerayu? Saya ya nggak bisa Mbak takut digodain.”Kata Bu Siti.
“Goda balik dong Bu, jangan takut untuk menggoda.”Kata Arumi.
“Wah nggak berani aku mbak, aku kan punya suami. Nanti suamiku ngamuk kalau tahu.”Kata Bu Siti.
Arumi pergi dari rumah Bu Siti, lalu keluar dari gang rumah Bu Siti.
Tiba-tiba saja Arumi ditabrak orang.
Bruugg
Arumi terjatuh beserta kamunya untuk tidak ada yang pecah.
“Kalau naik motor itu hati-hati, untung nggak ada yang pecah.”Kata Arumi berdiri.
“Maaf Mbak, remnya rusak,”Kata Pemuda itu.
Pemuda itu tampan dan memakai kopiah warna putih.