Akun Muslim Sejati
Pria berkopiah itu menundukkan pandangannya dari Arumi.
“Maaf Mbak saya tidak sengaja.”Kata Pria itu.
“Kamu siapa kok aku nggak pernah melihat kamu?”Tanya Arumi memperhatikan wajah pria berkopiah putih.
“Saya Maulana, Putra Pak Ustadz Amin.”Jawab Maulana.
“Pantas saja, ya sudah lain kali hati-hati.”Kata Arumi lalu pergi.
Hari ini jualan Arumi laris sekali, dia pulang lebih awal. Dia menghubungi Ana, “Halo Ana bisa bantu saya?”Tanya Arumi.
“Bisa Mbak, bantu apa ya Mbak?”Tanya Ana antusias.
“Tolong cari tahu tentang akun facebook Muslim Sejati dong. Kalau udah tahu beritahu saya.”Kata Arumi.
“Baik Mbak, kirim Screenshot akunnya ya ke WA saya.”Kata Ana.
“Oke nanti saya kirim.”Kata Arumi lalu mengirimkan screenshot profil akun Muslim Sejati.
Malam ini Arumi kembali melayani para pelanggan setianya, dia pergi sebelum magrib dijemput oleh pelanggan pertamanya. Selesai melayani pelanggan pertama Arumi mampir disebuah café. Dia melihat seseorang yang tidak asing, orang bernama Maulana yang tadi pagi menabraknya sedang berbicara dengan seorang pria tidak berkopiah. Mereka tampak berbicara serius, Arumi diam-diam mengambil gambar pria bernama Maulana. Setelah itu Arumi pergi karena pelanggannya sudah menunggu dihotel terdekat.
“Cantik, sudah lama menunggu?”Tanya pria berjas hitam.
“Nggak juga om, yuk om segera!”Ajak Arumi.
“Wah sudah nggak sabar ya,”Kata Pria itu menggandeng Arumi masuk kedalam hotel.
Arumi didalam kamar hotel sekitar dua jam, setelah itu dia diajak untuk makan malam. Arumi membungkus beberapa makanan untuk besok pagi.
“Makasih ya om udah diajak makan.”Kata Arumi.”Makasih juga makanannya.”Kata Arumi.
“Its oke cantik,”Kata Pria itu.
Arumi lalu pulang, dia bertemu dengan Bang Dimas yang masih jualan.
“Bang Dimas jam segini masih jualan aja, mentang-mentang jomblo.”Goda Arumi.
“Belum habis Mbak, Mbak Arumi dari mana?”Tanya Dimas.
“Biasa Bang, cari uang lah.”Kata Arumi.”Bang Dimas, Bu Lela katanya suka sama Bang Dimas.”Kata Arumi.
“Astagfirullah Mbak, Bu Lela kan sudah tua. Kalau sama Mbak Arumi saya mau.”Kata Dimas genit.
“Yang suka kan Bu Lela bukan saya Bang.”Kata Arumi.”Udahlah saya mau pulang istirahat.”Kata Arumi.
Sesampinya dirumah Arumi menaruh makanannya kedalam kulkas. Lalu dia ke kamar untuk istirahat, lagi-lagi tidak bisa tidur dia membuka facebook. Dia membuka profil akun Muslim Sejati.
Dia membaca postingan dan komen-komen yang ada di akun Muslim sejati. Dia.menemukan foto seseorang sepertinya dia pernah melihat tapi dimana dia lupa. Akhirnya Arumi tertidur setelah kelelahan. Dia kembali bertemu seseorang kali ini dia tahu siapa yang ada dalam mimpinya. Maulana iya dia pria berkopiah putih itu datang dalam mimpinya. Dia heran kenapa harus memimpikan Maulana? Sedangkan banyak pria yang dia jumpai hari ini. Arumi terbangun tepat pukul 2 dini hari dia merasa haus sehingga harus kedapur.
“Rasanya masih ngantuk sekali,”Kata Arumi kembali ke dalam kamarnya.
Arumi kembali tertidur, hingga subuh berkumandang. Biasanya subuh dia tidak pernah dengar kali ini subuh sudah terbangun dan tidak mengantuk.
“Kenapa aku jadi bangun subuh?”Kata Arumi malas turun dari ranjang.
Dia kembali mengambil ponselnya dan melihat akun muslim sejati, dia tiba-tiba teringat bahwa foto pria ini adalah pria yang bersama Maulana semalam. Apa ini akun Maulana? Si pria berkopiah putih? Pikir Arumi.
Arumi kebelet sehingga ia segera ke kamar mandi tidak berapa lama dia kedapur mencari makanan semalam dan memghangatkannya.
“Baru jam lima sudah lapar, untung ada makanan.”Kata Arumi sambil melahap burger.
Arumi mandi pagi sekali, dia hari ini enggan untuk berjualan. Setelah menyapu kontrakannya dia tiduran didepan televisi. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk, Arumi membukakan pintu.
“Ana, silahkan masuk!” Perintah Arumi. Ana masuk kedalam rumah Arumi.
“Tumben Mbak kamu nggak jualan?”Tanya Ana.
“Iya lagi malas,”Jawab Arumi.”Gimana udah tahu siapa akun muslim sejati?”Tanya Arumi penasaran.
“Sudah Mbak, ini foto pemiliknya.”Kata Ana memperlihatkan Foto Maulana si kopiah putih.
“Ini kan Maulana?”Tanya Arumi.
“Iya, Mbak Arumi kenal? Dia baru pulang dari pondok pesantren Mbak. Kalau Magrib dia biasa ke Masjid. Dia seorang ustadz loh!”Kata Ana menjelaskan.
“Darimana kamu tahu kalau dia Maulana?”Tanya Arumi.
“Salah satu temanku berteman dengan akun Muslim sejati laluaku tanya dia bilang itu akun Ustadz Maulana.”Jawab Ana.
“Ternyata dia pemilik akun itu.”Kata Arumi.
“Kenapa Mbak dengan akun muslim sejati?”Tanya Ana.
“Berani ceramahin saya diinbok, ternyata ustadz dia.”Kata Arumi.
“Para remaja disini banyak yang suka sama dia Mbak. Katanya kalau shalat sama dia nyaman banget. Kalau dengar ceramahnya adem banget.”Kata Ana.
“Aku kok jadi penasaran sih, sama Maulana itu.”Kata Arumi.
“Nanti jamaah aja Mbak shalat Magrib.” Usul Ana.
“Saya shalat dimasjid, boro-boro shalat wudu aja aku nggak tahu.”Kata Arumi.
“Hah…Mbak Arumi nggak bisa Shalat?”Tanya Ana heran.
“Iya dari kecil aku nggak diajarin jadi aku nggak tahu.”Kata Arumi.
“Lalu selama ini Mbak Arumi nggak pernah shalat dong?”Tanya Ana.
“Sama sekali nggak pernah, mana ada p*l*c*r shalat.”Kata Arumi keceplosan. Dia tersadar lalu menutup mulutnya.
“Mbak apa aku nggak salah dengar, jadi selama ini apa yang orang gosipkan benar dong?”Tanya Ana kaget ketika tahu siapa Arumi sebenarnya.
“Memang orang gosipin aku apa?”Tanya Arumi.
“Kata mereka Mbak Arumi sering pergi malam, dengan memakai baju sexy mereka bilang Mbak Arumi jual diri.”Kata Ana.
“Mereka sudah tahu ternyata, ya sudah biarkan saja yang penting aku nggak merugikan mereka.”Kata Arumi tersenyum.
“Aku nggal nyangka kalau Mbak Arumi kerja kayak gitu, kirain hanya penjual jamu biasa.”Kata Ana.
“Ana tolong simpan rahasia ini aja ya, anggap saja kamu nggak tahu.”Kata Arumi.
“Iya Mbak, selama saya nggak dirugikan juga.”Kata Ana.
“Oh ya kamu mau makanan?”Tanya Arumi.
“Boleh mbak, punya makanan apa?”Tanya Ana.
“Cari aja tuh dikumpulkan banyak makanan.”Kata Arumi.
Ana beranjak membuka kulkas,”Mbak Martabak telurnya aku makan ya.”Kata Ana.
“Iya ambil saja,”Kata Arumi.
Ana makan martabak telurnya dengan lahap, “Mbak rasanya gimana kalau gituan?”Tanya Ana kepo.
“Aku nggak ngajarin kamu ya,kamu yang tanya sendiri loh ya.”Kata Arumi takut Ana ikut kayak dia.
“Nggak lah Mbak, Ana nggak bakal kayak gitu.”Kata Ana.
“Rasanya enak, kalau dilakukan sama orang yang kamu sayang. Meskipun begitu aku nggak ngajarin kamu buat melakukan itu sama Agus.”Kata Arumi.”Jangan pernah meniru aku, biarkan aku saja yang menjalani ini. Aku dulu juga polos kayak kamu, tapi karena Mamaku yang seorang g*rm* selalu ngasih aku obat jadi aku mau lakukan itu.”Kata Arumi.
“Katanya pas melakukan itu pertama kali sakit ya Mbak?”Tanya Ana.
“Sakit sekali jadi jangan coba-coba.”Kata Arumi.
“Udah berapa lama Mbak Arumi kerja?”Tanya Ana.
“Udah lama, sejak lulus SMA. Aku bahkan dijual sama Mamaku sendiri.”Kata Arumi.
“Jahat sekali ya Mbak, anaknya sendiri kok dijual.”Kata Ana.
“Itulah hidupku, bahkan sampai sekarang aku nggak bisa lepas dari itu.”Kata Arumi tiba-tiba sedih.
“Sabar Mbak, Ana doakan Mbak Arumi bisa terbebas dari kerjaan terkutuk itu.”Kata Ana mengelus rambut Arumi.
Kehadiran Ana membuat Arumi merasa penting, merasa ada teman. Padahal selama ini dia merasa hidup sendiri adalah hal ternyaman.
Terdengar pintu diketuk, dengan langkah gontai Arumi membuka pintu. Dia dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak pernah dia duga.