Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Dewa Penolong

Arumi sangat senang ketika Ustadz Maulana datang menolongnya.

"Lepaskan dia, jangan sakiti wanita."Kata Ustadz Maulana.

"Siapa kamu? jangan ikut campur urusan saya."Kata Steven.

"Saya bukan bermaksud ikut campur, tapi saya tidak suka jika ada orang yang menyakiti wanita."Kata Ustadz Maulana.

Akhirnya mereka bertengkar, karena Steven tidak mau melepaskan Arumi. Pergulatan dimenangkan oleh Ustadz Maulana, Steven pulang dengan luka lebam diwajahnya.

"Sialan...dia belum tahu siapa Arumi."Kata Steven kesal.

"Terimakasih Ustadz sudah menolong saya."Kata Arumi tertunduk.

"Sama-sama Mbak, lain kali hati-hati ya. Saya permisi dulu, Assalamualaikum." Kata Ustadz Maulana lalu pergi.

"Waalaikumsalam Ustadz."Jawab Arumi.

Ana mendekati Arumi, "Mbak Arumi, Ustadz Maulana seperti dewa penolkng buat mbak arum."Kata Ana.

"Ah ngawur kamu Na, Udah ayo kita pulang!"Ajak Arumi.

Sesampainya dirumah Ana dimarahin Ibunya karena bergaul dengan Arumi.

"Sudah Ibu bilang jangan bergaul sama Arumi, dia iti cewek nggak benar. Nanti yanga ada kamu diajarin kayak dia."Kata Ibunya Ana.

"Bu, Mbak Arumi nggak seperti itu kok. Mbak Arumi nggak pernah ngajarin Ana yang tidak-tidak."Kata Ana.

"Nyatanya kamu diajarin pacaran sama Agus, Ibu malu kamu diomongin orang sekompleks."Kata Ibunya Ana.

"Tapi itu kan tidak ada kaitannya dengan Mbak Arumi Bu?"Tanya Ana.

"Nggak ada gimana yang deketin kamu sama Agus kan Arumi. Iya kan?"Tanya Ibunya Ana.

"Iya Bu tapi itu Ana yang minta tolong sama Mbak Arumi."Bantah Ana.

"Udah Jangan bantah ibu pokoknya nggak suka."Kata Ibunya Ana.

Ana sedikit sedih mendengar perkataan Ibunya, menurut Ana Arumi merupakan orang yang baik.

Arumi merebahkan tubuhnya diatas kasur, tiba-tiba Bu Lela datang.

"Mbak Arumi gimana sih katanya mau comblangin aku sama Bang Dimas mana hasilnya?"Tanya Bu Lela.

Arumi beranjak,"Bu Lela maaf Bang Dimas nggak suka sama Bu Lela. Kata Bang Dimas Bu Lela pantasnya jadi Ibu dia. Dia maunya yang seumuran sama dia."Kata Arumi.

"Alah bilang saja kamu embat sendiri Bang Dimas. Iyakan?"Tanya Bu Lela marah.

"Tidak Bu, saya tidak suka sama Bang Dimas."Jawab Arumi.

"Jangan munafik kamu, aku tahu pasti kamu diam-diam suka sama Bang Dimas."Kata Bu Lela sambil mendorong Arumi hingga terjatuh.

"Bu Lela sadar dong , Bang Dimas nolak Ibu."Kata Arumi sambil berdiri.

"Aku nggak percaya, dasar wanita murahan."Kata Bu Lela.

Ustadz Maulana yang sedang lewat merasa terganggu dengan keributan yang ditimbulkan Bu Lela.

"Ada apa ini Bu?"Tanya Ustadz Maulana.

"Itu Ustadz Mbak Arumi tak suruh jodohin aku sama Bang Dimas tapi nggak ada hasil. Dia bilang Bang Dimas nggak suka sama saya. Saya yakin pasti Bang Dimas dirayu dia." KDiata Bu Lela.

"Tidak Ustadz saya tidak suka sama Bang Dimas. Bang Dimas nolak Bu Lela karena usia mereka terpaut jauh dan Bu Lela pantas jadi Ibunya Bang Dimas. Itu yang sebenarnya terjadi."Kata Arumi.

"Bu Lela sebaiknya pastikan sendiri pada Bang Dimas agar tidak terjadi salah faham seperti ini."Kata Ustadz Maualan.

"Loh Ustadz kok malah belain dia sih, jangan-jangan ustadz juga udah dirayu sama P*L*c*r murahan ini."Kata Bu Lela.

"Istigfar Bu Lela, jangan menuduh orang seperti itu. Kalau salah nati jatuhnya fitnah."Kata Ustadz Maulana.

"Alah Ustadz kok belain dia terus sih."Kata Bu Lela."Ustadz kok belain wanita murahan."Tambah Bu Lela.

"Saya tidak membela Bu, saya hanya meluruskan masalah ini."Jawab Ustadz Maulana.

"Alah saya nggak percaya sama Ustadz, aduh malunya ustadz Amin kalau tau putranya suka sama wanita murahan."Kata Bu Lela.

"Mending Bu Lela pulang saja, daripada bikin keributan disini. Tidak enak kalau dilihat orang banyak."Kata Ustadz Maulana.

Dengan berat hati Bu Lela pulang,"Alah Ustadz kok begitu."Omel Bu Lela.

"Terimakasih Ustadz udah nolongin saya."Kata Arumi tertunduk malu.

"Sama-Sama Mbak Arumi, sesama umat muslim memang sudah sepatutnya saling menolong."Jawab Ustadz Maulana.

"Maaf ya Ustadz, karena saya Ustadz jadi dituduh yang tidak-tidak."Kata Arumi.

"Tidak apa-apa Mbak, jangan fikirkan perkataan Bu Lela dia bilang begitu pasti hanya karena kesal cintanya ditolak."Kata Ustadz Maulana.

"Iya ustadz saya nggak mikirin ucapan Bu Lela kok."Kata Arumi.

"Senang saya kalau bisa bantu sesama Mbak."Kata Ustadz Maulana. "Membantu sesama kan perbuatan mulia, jadi saya senang membantu orang."Kata Ustadz Maulana.

"Kalau semua orang cara berfikirnya seperti Ustadz pasti dunia ini akan tentram."Kata Arumi.

"Kalau orangnya seperti saya semua dunia ini nggak serulah Mbak Arumi." Kata Ustadz Maulana. "Saya pamit dulu ya Mbak, Assalamualaikum."Tambah Ustadz Maulana.

"Waalaikumsalam Ustadz."Jawab Arumi.

Arumi hatinya berbunga-bunga dia merasa bahwa benar kata Ana, Ustadz Maulana merupakan Dewa penolongnya.

Arumi mengirim pesan pada Ana dia memberitahukan bahwa dia sekarang yakin kalau ustadz Maulana merupakan dewa penolong.

Ana menelfon Arumi,"Mbak Arumi benar kan kata aku, kalau dia dewa penolongmu."Kata Ana

"Iya Na, aku sekarang percaya sama ucapan kamu itu."Kata Arumi tersenyum.

"Jadi taubat kan?"Tanya Ana.

"Belum tahu An, saya masih bingung harus kerja apa nanti."Kata Arumi.

"Jualan jamu aja Mbak, kan halal meskipun hasilnya sedikit. Atau Mbak buka toko saja dari hasil uang Mbak kerja selama ini."Kata Ana penuh nasehat.

"Tapi saya masih belum yakin, saya takut kalau taubat nggak diterima."Kata Arumi.

"Hahahah Mbak jangan kayak gitu, Allah itu mah pemaaf dan pengampun Mbak. Jadi jangan khawatir kalau ingin bertaubat."Kata Ana meyakinkan.

"Aku ini orang kotor An, bukan kayak kamu. Dosaku udah banyak banget, udah menggunung."Kata Arumi.

"Yang penting Mbak Arumi taubatnya beneran jangan hanya karena ustadz Maulana."Kata Ana.

"Nah itu yang aku belum bisa lakukan Na, sulit rasanya harus taubat dari diri sendiri."Kata Arumi sedih.

"Jangan bersedih hati Mbak, Ana siap bantu Mbak Arumi kok."Kata Ana.

"Terimakasih ya Na, kamu udah mau jadi teman Mbak. Selama ini Mbak anggap hidup sendiri lebih nyaman ternyata punya teman lebih nyaman lagi. Ada yang diajak curhat, dan ngasih kita saran."Kata Arumi.

"Sama-sama Mbak, Mbak Arumi kan

udah berjasa pada hubunganku sama Mas Agus."Kata Ana.

"Kata Ustadz Maulana sesama manusia sudah sepatutnya tolong menolong."Kata Arumi.

"Wah sekarang udah pandai ikut-ikut kata Ustadz Maulana nih. Cie...cie...yang sedang jatuh cinta."Kata Ana meledak Arumi.

"Ah jangan ledek aku Ana."Kata Arumi.

Tiba-tiba Bu zum istri Pak Maman yang punya kontrakan datang.

"Arumi...keluar kamu!"Teriak Bu Zum.

"Udah dulu ya Na, ada Bu Zul manggil tuh."Kata Arumi mematikan sambungan telfonnya sama Ana. Lalu dia beranjak membuka pintu, Bu Zum nyelonong masuk kedalam kontrakan.

"Ada apa Bu Zum?"Tanya Arumi heran dengan sikap Bu Zum.

Bu Zum tidak menjawab dia celingukan mencari sesuatu tapi tidak ditemukan. Bu Zum menatap sinis kearah Arumi, dia mendekati Arumi dan mendorong tubuh Arumi hingga terjatuh ke lantai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel