Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6. Diajak Makan Malam

“Maaf Tante, aku juga tadinya nggak sengaja memeluk. Aku kira tadi Tante kesetrum listrik, makanya aku langsung meraih tubuh Tante menjauh dari shower itu. Jadi aku harus bagaimana dengan yang telah terlanjur terjadi ini?” Roy bingung tak tahu harus bagaimana menyikapi hal yang baru saja terjadi di dalam kamar mandi itu.

“Ya nggak gimana-gimanalah, Roy. Toh, kita sama-sama menikmatinya jadi tak perlu dipikirkan. Yuk, sekarang kita mandi!” Jawab Angel dengan santainya lalu mengajak Roy mandi bersama.

“Waduh..! Pakaian gantiku kan berada di kamar lantai bawah, jadi bagaimana nanti setelah selesai mandi? Nggak mungkin aku memakai handuk saja turun ke bawah, apa kata Bi Surti dan pembantu yang lainnya?” Roy kembali panik, melihat hal itu Angel bukannya kasihan malahan tertawa kecil menganggap pria muda nan tampan di sampingnya itu begitu lugunya.

“Kok Tante malah tertawa?” Sambung Roy makin bingung.

“Kamu itu benar-benar lugu ya? Dan itu yang membuat aku tertawa, kamu nggak usah pikirkan hal itu. Selesai mandi nanti aku ambilkan baju suamiku di lemari, kamu bisa pilih dan pakai.” Tutur Angel.

Akhirnya walaupun masih dalam kebingungan Roy pun mengikuti saja saat Nyonya pemilik rumah mewah itu mengajaknya untuk mandi berdua, dan seperti yang dikatakan Angel selesai mandi Roy diberikan pakaian ganti milik suaminya kemudian barulah Roy turun ke lantai bawah menuju kamarnya.

*****

Malam itu Roy yang berada di kamarnya setelah kejadian tidak terduga di dalam kamar mandi dengan Nyonya rumah mewah itu, tampak menikmati segelas kopi hangat dan menyulut sebatang rokok

Pikirannya benar-benar kacau akan hal yang ia alami beberapa hari tiba di kota itu, pertama ia ditipu Ronal dengan memberikan alamat palsu kos-kosannya hingga Roy menyasar ke rumah Angel.

Hampir saja ia menjadi gelandangan di kota itu andai saja Angel tak berbaik hati menerimanya bekerja dan tinggal di rumah mewah itu, namun setelah beberapa hari bekerja hal yang tak pernah ia duga sebelumnyapun terjadi yaitu terperangkap akan gairah liar majikannya itu di dalam kamar mandi.

Permasalahannya bukan terletak pada rasa tidak enak hatinya akan kejadian yang tak terduga itu saja, melainkan juga akibat semua itu ia ketagihan ingin melakukannya lagi dan lagi.

Hal itu tentu saja sebuah dampak yang sangat tidak baik bagi dirinya yang masih lajang dan berusia relatif sangat muda, hal yang ditakutkan jika hasrat untuk bercinta datang tak dapat ia bendung bisa saja ia lampiaskan pada wanita manapun nantinya.

“Roy...” Sapa Bi Surti salah seorang pembantu di rumah mewah itu yang tiba-tiba telah berdiri di depan pintu kamarnya yang memang tidak dikunci dan sengaja dibiarkan terbuka begitu saja agar asap rokok dapat ke luar dari ruang kamar itu, Roy yang tengah melamun dengan kegundahan hatinya itu tentu saja terkejut.

“Ya Bi Surti, ada apa?” Tanyanya spontan berdiri menghampiri Bi Surti di depan pintu kamarnya.

“Kamu Dipanggil Nyonya, Nyonya sekarang ada di meja makan.” Jawab Bi Surti.

“Ya Bi terima kasih, aku akan temui Tante sekarang.” Ucap Roy, setelah mematikan rokok iapun menemui Angel di meja makan.

“Ada apa, Tante?” Tanya Roy setibanya dia di depan meja makan tempat Angel duduk menunggu.

“Nggak ada apa-apa, kamu belum makan malam kan? Nah, sekarang temani aku di sini kita makan malam bersama.” ajak Angel, Roy yang semula merasa sungkan akhirnya menggangguk.

“Baik Tante.” Roy pun duduk bersebelahan dengan wanita cantik bertubuh seksi itu.

Ada hal aneh yang terlihat di meja makan itu, dan itu tidak pernah Angel lakukan sebelumnya. Menu-menu makanan yang tersedia di atas meja itu diambil Angel dan menaruhnya di piring lalu diserahkannya pada Roy, hal itu hanya pernah dilakukan Angel pada Anton saat suaminya itu berada di rumah ketika makan bersama.

Roy sebenarnya merasa tidak enak diperlakukan spesial begitu karena biasanya juga ia yang mengambil sendiri menu makanan yang ia ingini, namun lagi-lagi dia merasa lebih tidak enak jika hal yang dilakuan majikannya itu ia tolak.

“Terima kasih Tante.” Ucap Roy sembari menerima piring yang telah berisi menu makan malam dari Angel.

“Iya, sama-sama. Yuk, kita makan!” Ajak Angel, Roy pun anggukan kepala dan tersenyum.

Setelah makan malam Angel mengajak Roy duduk di ruang tengah ngobrol sembari menonton televisi, meskipun Roy masih agak canggung akan kejadian yang tak terduga di dalam kamar mandi pribadi wanita cantik bertubuh seksi itu namun ia berusaha untuk tetap tenang dan bersikap santai.

“Oh ya Roy, kamu tamat SMA nya akhir tahun ajaran kemarin?”

Tanya Angel membuka obrolan di ruangan tengah itu.

“Nggak Tante, aku tamat SMA nya udah dua tahun yang lalu.”

Jawab Roy, Angel manggut-manggut.

“Kamu nggak ingin melanjutkan pendidikanmu ke perguruan tinggi?”

“Ya pengen sih, Tante. Tapi keadaan ekonomi kedua orang tuaku yang nggak memungkinkan, makanya aku tak melanjutkan ke perguruan tinggi.”

Jelas Roy.

“Apa pekerjaan orang tuamu, bertani ya?”

Roy gelengkan kepalanya.

“Karena rumahku di desa berdekatan dengan pantai, Ayahku bekerja sebagai nelayan. Terkadang penghasilan Ayah hanya pas-pasan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari saja, belum lagi untuk biaya sekolah adikku yang kini duduk di kelas 3 SMP aku ingin dia nantinya yang bersekolah tinggi karena dia cewek.”

Tutur Roy.

“Oh, jadi dalam dua tahun belakangan ini kamu ngapain aja di desa?”

Angel ingin tahu lebih detil akan kehidupan Roy dan keluarganya di desa.

“Kalau teman Ayah tidak bisa pergi melaut, aku yang menggantinya menemani Ayah mulai dari sore hingga pagi menepi di pantai.”

“Kamu juga sering ikut Ayahmu mencari ikan di laut?!” Tanya Angel terkejut.

“Iya Tante, itu biasanya aku lakukan saat esok paginya libur sekolah. Karena udah terbiasa, jadi nggak ada perasaan takut dan cemas saat malam berada di tengah lautan. Malahan saat ikan tangkapan banyak didapat, itu merupakan sesuatu yang amat menyenangkan dan terasa spesial bagi kami.” Jelas Roy, Angel pun tersenyum mendengarnya.

“Hemmm, selain melaut kamu punya keahlian apalagi?”

“Aku suka berselancar Tante, di sana ombaknya cukup tinggi jadi sangat seru untuk berselancar bareng teman-teman yang rumahnya juga berada di dekat pantai.”

“Wah, tentu asyik sekali ya bermain dengan ombak? Pantas tubuhmu kekar karena berselancar juga merupakan olahraga.”

Ujar Angel.

“Iya Tante, butuh keseimbangan saat berdiri di atas papan selancar di samping mental keberanian. Dan itu rutin aku lakukan setiap hari libur sekolah, atau tidak pergi menemani Ayah melaut.”

Tutur Roy dengan senyumnya, saat ia mengingat keseruan berselancar di desanya itu...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel