Ringkasan
Warning Konten 21+..! Pertengkaran Angel dan suaminya, membuat wanita yang berprofesi sebagai CEO di sebuah perusahaan itu geram karena Anton suaminya telah berani bertindak kasar padanya. Seorang pemuda bernama Roy muncul secara tiba-tiba, dia mencari alamat kos-kosan temannya akan tetapi alamat yang diberikan adalah alamat palsu dan tertuju ke rumah Angel. Karena kasihan melihat Roy yang ditipu sahabatnya itu, Angel pun menolong Roy dengan menerimanya bekerja sebagai tukang kebun sekaligus tinggal di rumah mewah milik CEO cantik itu. Kejadian yang tak terduga kembali terjadi, berawal dari shower di kamar mandi pribadi Angel yang tidak menyala lalu Roy memperbaikinya, saat itulah terjadi hubungan sex antara Angel dan Roy di dalam kamar mandi itu. Sejak kejadian itu keduanya merasa ketagihan karena sama-sama meraih kepuasan, hingga mereka selalu mengulangi hubungan terlarang itu di setiap ada kesempatan. Apakah akan terjalin hubungan spesial antara Angel dan Roy karena mereka sama-sama menemukan kenyaman dan kepuasan? Atau Roy hanya akan menjadi pria pemuas birahi Nyonya CEO cantik itu selamanya?
Bab 1. Pertengkaran
“Bruuuuk..!”
Suara kursi yang terbuat dari kayu ketika berbenturan dengan kursi lainya di teras sebuah rumah mewah, kursi yang berbenturan itu disebabkan oleh tendangan dari seorang wanita yang baru saja ke luar dari dalam rumah menuju teras itu.
Sosok pria berada yang tengah melangkah di halaman menuju sebuah mobil yang terparkir di sana tiba-tiba hentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang lalu membalikan tubuhnya dan berjalan tergesa-gesa menuju teras.
“Apa maksudmu menendang kursi itu, Angel?!” hardik pria itu dengan wajah kesal.
“Kau mau ke mana lagi, Anton?” wanita yang dipanggil Angel itu balik bertanya dengan raut wajah dingin namun menyimpan amarah.
“Ya mau kerjalah, emang kamu pikir mau ke mana?” jawab pria yang ternyata bernama Anton itu.
“Baru juga kemarin pagi kamu pulang, sekarang mau pergi lagi. Kamu anggap aku apa, Hah?!” wajah Angel yang tadi dingin memendam amarah akhirnya meledakan amarahnya itu.
“Loh, kok kamu marah-marah begitu? Bukankah sudah biasa aku pulang beberapa hari lalu pergi lagi? Kenapa sekarang kamu permasalahkan?” Anton merasa heran seolah-olah ia tak mengerti kenapa istrinya itu tiba-tiba saja marah kepadanya.
“Untuk kamu ketahui saja, sejak awal kamu pulang dan pergi seenaknya aku sudah tidak suka. Harusnya kamu berfikir, pantas tidak hal yang kamu lakukan ini?” Angel berkata masih dengan suara bernada tinggi.
“Hal yang ku lakukan apa yang tidak pantas? Aku pergi bukan untuk bersenang-senang melainkan kerja mengurus perusahaan-perusahaanku di luar negeri, kamu kan tahu itu?” Anton menanggapi.
“Ya aku tahu, tapi begitukah seharusnya sikap seorang suami pada istrinya?!” wajah Angel nampak makin memerah karena emosi.
“Hei Angel..! Kamu jangan asal bicara..!” kali ini Anton yang tersulut amarah hingga ia bicara sembari mendorong tubuh Angel dengan kedua tangannya, hampir saja Angel terjatuh kalau saja di belakangnya tidak ada dinding yang menghadang tubuhnya.
Angel pun terkejut akan tindakan kasar Anton, selama ini ia kerap bertengkar dengan suaminya itu tapi tak pernah Anton sampai melakukan kekerasan seperti itu.
“Anton...”
“Diam...! Coba kamu nilai sikapmu sendiri, sebelum menilai sikapku! Setiap kali aku pulang dan berada di rumah ini, kamu selalu dingin dan cuek. Apa itu sikap baik seorang istri? Hah?!” potong Anton dengan nada suara semakin meninggi ketika Angel hendak bersuara.
“Harusnya kamu menyadari kenapa sikapku seperti itu, kamu terlalu egois Anton. Egois..!” balas Angel dengan nada suara tinggi pula.
“Sudah.. Sudah..! Aku nggak mau berdebat lagi..! Lebih baik aku mengurus pekerjaanku dari pada harus melayani hal yang tidak penting seperti ini..!” setelah berkata Anton pun kembali bergegas menuju mobil yang terparkir di halaman.
Angel yang tubuhnya masih tersandar ke dinding di teras rumah itu, nampak meneteskan air mata. Tatapan matanya ke arah Anton yang kini telah berada di dalam mobil begitu tajam penuh kemarahan dan kebencian, tubuh Angel pun nampak bergetar karena amarah yang ada di dirinya belum terluapkan semuanya.
“Dasar suami brengsek...!” makinya, lalu Angel mengerakan tubuhnya masuk kembali ke dalam rumah.
10 menit berselang kembali Angel nampak ke luar dari dalam rumah menuju mobil BMW miliknya yang juga terparkir di halaman, jika tadi ia mengenakan pakaian biasa namun sekarang pakaian yang ia kenakan adalah pakaian kerja kantoran layaknya pakaian seorang CEO sebuah perusahaan.
****
Sore itu sangat cerah, hampir tak terlihat ada awan yang menutupi kebiruan langit, meskipun sinar matahari tidak sepanas ketika tengah hari akan tetapi hawa panasnya masih terasa. Begitu pula dengan cuaca dan suasana Kota Jakarta yang merupakan pusat bisnis, perdagangan internasional, hiburan, budaya, media, mode, ilmu pengetahuan, olah raga, teknologi, serta pendidikan.
Sebuah taksi tiba-tiba berhenti di depan pagar sebuah rumah mewah di kota itu, sosok pria muda yang berada di dalam taksi tak segera turun, pandangan ia arahkan ke segala penjuru dari dalam taksi itu.
“Benarkah ini alamatnya, Mas?” tanya pria muda pada supir taksi itu.
“Ya benar, inilah alamat yang anda perlihatkan di ponsel anda tadi.” Jawab supir taksi.
“Oh, ya udah. Terima kasih ya Mas,” ucap pria muda kemudian membayar ongkos dan turun dari taksi itu.
“Ya, sama-sama.” Supir taksi kemudikan taksinya kembali, pria muda itu masih saja terlihat bingung dengan sesekali melihat alamat yang diberikan sahabatnya itu di pesan WA di ponselnya.
“Nggak salah nih alamat yang diberikan Ronal? Di sekitar sini nggak tampak ada kos-kosan, semuanya rumah-rumah mewah.” gumam pria muda itu dalam hati.
Pria muda itu mencoba menghubungi temannya kembali namun setelah berkali-kali ia panggil tetap saja tak diangkat, bahkan ketika diulangi lagi nomor ponsel Ronal sudah tidak aktif.
Pria muda itu semakin heran akan sikap aneh yang ditunjukan sahabatnya, biasanya setiap kali ia telpon bahkan mengirim pesan selalu diangkat dan dibalas.
Di sela-sela rasa heran dan bingung, Roy akhirnya menghampiri seorang Satpam yang berada di samping pagar sebuah rumah mewah tepat di depan tempat ia turun dari taksi tadi.
“Maaf Pak, numpang tanya apa benar alamat ini berada di kawasan perumahan ini?” tanya pria muda pada Satpam sambil menunjukan pesan WA di ponselnya yang diberikan Ronal sahabatnya itu.
“Ya benar, dan kebetulan rumah yang ada di alamat itu rumah yang aku jaga sekarang. Kamu siapa dan dari mana? Kamu ingin bertemu dengan siapa di sini?” jawab Satpam itu balik bertanya.
Pria muda itu tak langsung menjawab, tiba-tiba saja hadir keraguan di hatinya karena rumah yang dijaga Satpam itu sangat besar dan mewah tak seperti kos-kosan.
“Namaku Roy, aku dari desa. Aku ke sini ingin bertemu dengan Ronal, apakah dia tinggal di rumah ini, Pak?” tanyanya.
Sekarang giliran Satpam itu yang terlihat bingung akan pertanyaan yang dilontarkan pria muda yang ternyata bernama Roy. “Ronal?! Tidak ada yang bernama Ronal di rumah ini, mungkin temanmu itu salah memberikan alamat.” Jawab satpam itu.
Terdengar tarikan napas yang berat dari Roy, apa yang membuatnya tadi ragu bertanya ternyata benar adanya. “Mungkin juga Pak, akupun saat turun dari taksi tadi juga ragu jika alamat yang diberikan sahabatku itu berada di kawasan ini.” ulas Roy.
Satpam itu kembali melihat pesan WA yang bertuliskan alamat yang diberikan Ronal di ponsel Roy. “Alamat yang ditulis di WA mu itu sudah benar adanya, hanya saja orang yang bernama Ronal itu tidak pernah tinggal di rumah ini.” tegas satpam.
Kembali Roy terdengar menarik napas dalam-dalam, terjawab sudah jika keraguannya yang muncul mengenai alamat yang diberikan Ronal itu sama sekali bukan alamat kos-kosannya...