Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7. Diajak Ke Kamar

“Hemmm,” Angel tersenyum. “Kamu tampan dan kharismatik, tentunya banyak sekali cewek-cewek yang udah kamu pacari saat kamu di sekolah dulu. Ya kan Roy?” sambung Angel yangtiba-tiba saja menebak.

“Ah, Tante bisa aja. Waktu di sekolah aku justru nggak pernah pacaran seperti teman-temanku yang lainnya, paling juga ngobrol biasa dan itupun hanya sebatas di sekolah saja sementara di luar kami jarang bertemu.” Jawab Roy apa adanya.

Angel kembali terkejut. “Jadi kamu benar-benar belum pernah kencan dengan pacarmu?!”

Roy hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum menanggapi pertanyaan Angel itu.

“Berarti juga kamu nggak pernah melakukan sex sama sekali dengan dia?” Sambung Angel yang sama sekali tak menyangka jika pria tampan yang duduk di sebelahnya benar-benar baru pertama kali melakukan sex layaknya pasangan suami-istri bersamanya di dalam kamar mandi.

“Iya, untuk pertama kalinya aku melakukan itu dengan Tante di kamar mandi. Selama ini aku dan pacarku hanya ngobrol, paling hanya melakukan sentuh-sentuhan yang wajar-wajar saja tidak sampai melakukan sex.” Roy berkata jujur dan apa adanya.

“Tapi aku merasakan kamu cukup lihai dalam bercinta, bahkan aku akui kewalahan bercinta denganmu kemarin itu di kamar mandi. Kamu tangguh sekali, sentuhan-sentuhanmu juga sesuatu banget makanya aku terkejut saat kamu mengatakan baru kali itu melakukannya denganku.” Tutur Angel diiringi senyum nakalnya.

“Kan Tante yang ngajarin? Aku hanya menuruti apa yang Tante minta,” ulas Roy.

“Iya sih, waktu itu aku pikir kamu nggak mau membalas dan melakukannya. Makanya aku minta kamu untuk membalas dan berharap mau melakukan hal yang lebih jauh ke tubuhku.” Tutur Angel yang masih merasa tak percaya jika Roy benar-benar masih perjaka dan belum pernah melakukan sex.

“Mungkin itu karena aku pernah lihat cara orang bercinta di internet, jadi sekenanya saja aku tiru itu saat Tante mengajakku bercinta tadi sore di kamar mandi.” Ujar Roy mengakui pernah menonton adegan film dewasa di ponselnya melalui internet, Angel terlihat melongo mendengarnya.

“Iya aku tahu, saat ini sangat gampang untuk menonton adegan-adegan itu melalui internet, namun aku harus mengakui juga karena untuk pertama kalinya kamu lakukan itu membuatku mencapai titik kepuasan dan jujur saja selama ini hal itu sulit aku raih sama bercinta dengan Anton.” Tutur Angel yang juga tidak canggung lagi menceritakan hal yang terlalu pribadi pada Roy, karena memang Roy telah menyentuh hal yang paling pribadi di dirinya.

“Aku nggak tahu, Tante. Aku hanya mengikuti gerakan dan sentuhan Tante saja, bukannya Tante yang mengajariku harus begini dan begitunya saat berhubungan tadi sore di kamar mandi itu?” Kembali Roy bicara begitu lugu dan apa adanya.

“Hemmm, iya juga sih. Eh, nanti malam kamu tidur di kamar ku, ya?” Kali ini Angel mengatakan itu berbisik ke telinga Roy.

“Waduh, bahaya Tante! Bagaimana kalau Bi Surti dan pembantu yang lainnya tahu nantinya?” Roy merasa kuatir, meskipun rasa ingin melakukannya lagi lebih besar dari rasa kekuatirannya itu.

“Tenang saja kamu nggak usah kuatir, kamu datang aja ke kamarku saat mereka udah tidur nanti malam.” Bisik Angel lagi.

“Iya deh Tante.” jawab Roy merasa serba salah, karena tak berani menolak. Lagi pula sejak ia merasakan sensasi bercinta pertama kalinya dengan wanita cantik bertubuh seksi itu, ia tak dapat menyembunyikan rasa ingin selalu mengulanginya.

*****

Lebih kurang jam 10 malam saat seluruh pembantu rumah mewah itu telah lelap dalam tidurnya, Roy naik ke lantai atas menuju kamar Angel. Perlahan ia ketuk pintu kamar itu, dan tak beberapa lama Angel pun membukakan pintu. Roy hampir tak berkedip saat melihat wanita cantik itu memakai baju tidur yang sangat tipis, terlihat jelas bagian dalam dan lekuk-lekuk tubuhnya. Saat itu juga gairah di diri Roy sudah mulai muncul, namun ia berusaha untuk menahan hingga waktunya nanti untuk dilepaskan.

“Mereka udah pada tidur, ya?” Tanya Angel sembari menutup pintu kamarnya kembali.

“Udah Tante, makanya aku berani menemui Tante di kamar ini.” Jawab Roy, Angel pun tersenyum.

“Hemmm, sini kita ngobrol sambil rebahan!” Ajak Angel ke atas ranjangnya, Roy dengan agak kaku ikut naik ke atas ranjang yang mewah itu.

“Jujur saja sejak kejadian tadi sore, aku selalu kepikiran dan ketagihan ingin melakukannya lagi dengan mu, Roy. Tapi aku harap hal ini cukup kita berdua saja yang tahu, ya?” pinta Angel memulai obrolannya sambil rebahan di atas ranjang.

“Iya Tante, mana mungkin aku menceritakannya pada orang lain.” Roy memastikan.

“Jujur, kamu ketagihan juga nggak bercinta denganku?” tanya Angel yang mulai menunjukan sikap manjanya.

“Iya Tante, aku juga ingin selalu mengulanginya,” jawab Roy dengan suara yang agak berat saat tangan Angel mulai meraba bagian sensitif tubuhnya.

Beberapa menit kemudian tak terdengar lagi obrolan mereka, yang tampak hanya saling sentuh dan peluk. Jika di kamar mandi kemarin sore itu, Roy terlihat kaku dan terkesan hanya menunggu, kali ini setiap sentuhan yang dilakukan Angel selalu ia balas.

Kedua bibir mereka saling bertemu dan melumat, lidah mereka pun saling bermain merangkai air liur yang cukup untuk menarik tali. Otak mereka seakan berhenti, hanya bertindak mengikuti naluri. Mereka benar-benar telah melampaui batas, mereka saat itu pun lupa akan hubungan mereka antara majikan dan pembantu.

Nafsu yang telah membara di sekujur tubuh, membuat mereka tak akan bisa berfikir jernih, saat itu yang mereka pikirkan hanya satu yaitu bagaimana sama-sama meraih kepuasaan di atas ranjang.

Ciuman dan lumatan penuh birahi dalam posisi duduk di ranjang, bertambah dengan sentuhan-sentuhan liar jemari mereka ke bagian tubuh yang mereka anggap lebih penting untuk disentuh.

Tatapan sayu mata Angel dan hembusan napas panas penuh nafsu sama-sama menerpa wajah keduanya, Angel kemudian membuka kancing baju yang Roy kenakan begitu pula dengan Roy yang tak mau kalah melepaskan baju tidur yang dikenakan majikannya itu.

Saat ini kedua tubuh mereka sudah tak tertutup sehelai benangpun, mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bibir keduanya masih saling melumat dan memainkan lidah mereka, hanya saja posisi sekarang bukan lagi duduk melainkan sama-sama berbaring dengan posisi tubuh Roy menghimpit tubuh Angel.

Angel tiba-tiba saja membalikan tubuh Roy dan memposisikan tubuhnya gantian menghimpit, bibir yang tadi saling melumat dan lidah yang saling bermain sekarang Angel lepaskan. Bibir dan lidah yang sengaja Angel lepaskan dari bibir Roy ternyata tidak berhenti melainkan masih melakukan sentuhan yang lebih mengundang birahi, bagaimana tidak bibir dan lidah Angel saat ini menjelajah mulai dari leher hingga penis Roy di bawah pusar.

“Tante... Ah...!” terdengar Roy mengerang...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel