Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Kali ini, mungkin pikiranku terbagi dengan hal lain, jadi kami kurang bersenang-senang saat melakukannya.

Ricky juga menatapku dengan cemas dan aku beralasan bahwa kemarin aku kurang istirahat. Dia menciumku, lalu turun dari ranjang untuk mandi.

Aku yang masih berpura-pura kelelahan buru-buru turun dari tempat tidur untuk melihat ponselnya.

Namun, setelah memegang ponselnya, aku sadar bahwa aku tidak tahu kata sandi ponselnya.

Aku tidak punya pilihan selain mengingat nama akun yang muncul di ponsel Ricky, lalu kembali ke tempat tidur sambil kembali berpura-pura kelelahan.

Ketika Ricky pergi bekerja keesokan harinya, aku membuka komputer, dan mengingat nama akun yang kemarin.

Setidaknya aku cukup pandai menggunakan komputer, jadi aku dapat segera menemukan akun yang sama.

Namun, ketika aku akan membuka halaman beranda, aku terpaku di tempat.

Halaman beranda itu diatur seperti buku harian yang begitu rapi, kata-kata yang tertulis di sana juga menunjukkan rasa obsesi yang begitu ekstrem, tetapi rasa obsesi itu bukan untukku.

'Pada 10 Juni 20XX, Tante Riri bilang kamu hidup bahagia di luar negeri, bahkan tidak ingin kembali untuk menyemangatiku yang akan ikut ujian. Jadi, aku memilih orang lain.'

Aku ingat hari itu, tepat setelah kami menyelesaikan ujian masuk perguruan tinggi, Ricky tiba-tiba menghentikanku.

Dia mengatakan bahwa dia sudah menyukaiku sejak lama dan baru berani mengakuinya setelah ujian masuk perguruan tinggi selesai.

Di tengah rasa iri dan kekaguman orang-orang, wajahku memerah malu, lalu aku menerima pernyataannya.

'Pada tanggal 1 September 20XX, aku direkomendasikan ke kampus yang lain. Kebetulan aku dan dia kuliah di satu kampus. Kamu pikir aku hanya akan terpaku padamu? Kamu akan menyesal!'

Pada hari pertama kuliah dimulai, aku terkejut melihat Ricky di depan kampus.

Dia bilang dia menyukaiku, karena itulah dia mengubah pilihannya dan memutuskan untuk satu kampus denganku. Dengan begitu, dia bisa tinggal satu apartemen denganku.

Tidak lama setelah itu, kami menemukan sebuah apartemen. Malamnya, Ricky membujukku untuk melakukan hubungan seks.

Ternyata itu bukan karenaku, tetapi karena dia tidak bisa melakukannya dengan perempuan yang dia sukai.

'Pada tanggal 9 Oktober 20XX, Tante Riri bilang kamu punya pacar di luar negeri. Apa yang kurang dariku dibandingkan dengan orang asing berambut pirang itu?'

Aku ingat hari itu Ricky sangat mabuk, hingga dia ingin melakukannya denganku lima hingga enam kali dalam satu malam.

Suaraku serak dan air mataku bahkan kering, tetapi dia tetap saja bersikap kasar.

Aku benar-benar tidak tahan lagi dan langsung menggeser layar ke bagian paling atas dengan tangan gemetar.

Di bagian bawah menunjukkan unggahan terbaru, pada malam dimana Ricky berada di luar semalam.

'1 Desember 20XX, kamu akhirnya kembali. Kamu tidak akan meninggalkan negara ini lagi, bukan?'

Foto yang menyertainya adalah toko kue kesukaanku. Di dalam foto itu, seorang gadis cantik terlihat sedang memilih kue yang lezat.

Aku mengenali gadis itu.

Dia Amanda, putri dari ibu tiri Ricky, Tante Riri. Ternyata dia adalah adik tiri Ricky.

Aku terdiam cukup lama setelah menyadari apa yang telah terjadi.

Gejolak anak muda, mencintai dalam diam selama bertahun-tahun, hubungan cinta dan benci yang akhirnya menjadi sebuah obsesi.

Sungguh cinta yang berwawasan ke depan dan layak untuk disuarakan.

Namun, aku merasa bahwa darahku seakan membeku menjadi es.

Cinta mereka begitu menyentuh, lalu bagaimana denganku?

Selama tujuh tahun Ricky terjerat oleh obsesi ini, peran apa yang aku mainkan?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel