Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 4 Rencana Jitu

Dengan sisa-sisa tenaganya, Oliv berusaha untuk tetap sadar saat ini. Bagaimana tidak, Zay melakukannya hampir semalaman.

Oliv mulai kelelahan.

"Akh ...!" Erang keduanya serentak.

Pertanda mereka kembali mencapai puncak kenikmatan itu.

Oliv sudah tak sadarkan diri. Dia langsung tertidur pulas.

Demikian halnya dengan Zay. Dia pun tertidur sambil memeluk erat tubuh polos Oliv yang telah dia tutupi selimut.

Namun tanpa keduanya ketahui, ada yang diam-diam masuk ke dalam kamar keduanya dan merekam seisi kamar yang sangat berantakan itu.

Tidak lupa, orang itu juga mengambil beberapa foto Oliv dan Zay yang sedang tertidur pulas di atas ranjang yang dipenuhi bercak darah.

Setelah tugasnya selesai, orang itu pun keluar dari kamar itu.

"Ini bayaran untukmu! Menghilang lah dari kota ini, dengan segera!" Ucap lelaki misterius itu.

"Baik, Tuan." Lalu sang fotografi handal itu, segera menjauh dari bar tersebut dan mengikuti semua perintah pria berkaca mata itu.

Sambil tersenyum, pria itu berkata,

"Segera hubungi media! Sebarkan foto-foto skandal Mr. Zay dengan cepat! Aku ingin melihat dia kehilangan mukanya." Seru sang pria tajam.

"Ini baru pembalasan awal dariku, Zay! Kau akan merasakan gelombang balas dendam yang lebih menyakitkan lagi!"

Pria tersebut segera meninggalkan bar itu, setelah melakukan sejumlah pembayaran kepada pemilik bar itu.

waktu sudah menunjukkan tengah hari. Ruang kamar bar tersebut terasa sunyi dan sepi. Keduanya masih tidur nyenyak, karena kehabisan banyak energi, akibat pertempuran ranjang, maha dahsyat yang dilakoni keduanya.

Sementara di dunia luar, berita heboh mengenai skandal ranjang seorang CEO muda bernama Zay Junior Brett mulai menghiasi layar televisi.

Tak ayal berita heboh tersebut akhirnya sampai juga di telinga keluarga besar Brett yang berada di Kota London.

"Daddy! Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Siapa gadis yang tidur bersama Zay itu? Dad! Lakukan sesuatu." Seru Nyonya Hanny panik kepada suaminya, Tuan Greg.

"Mommy, Mommy tenang dulu, Daddy sedang menghubungi orang suruhan kita, untuk mencari bar tempat Zay dan gadis itu berada saat ini." Seru Tuan Greg.

Ternyata video skandal ranjang yang Zay lakoni, juga sampai ke tanah air. Pemberitaan heboh itu, menghiasi semia layar kaca televisi nasional yang ada di Indonesia.

Zey, adik Zay yang berada di Indonesia, tidak luput melihat berita heboh itu. Dia terlihat mengepalkan tangannya, menahan emosi.

Dengan penuh amarah. Zey lalu memerintahkan ahli IT yang bekerja di perusahaannya untuk segera menghapus foto-foto dan video yang beredar itu, dengan meretas sistem keamanan sumber foto tersebut.

"Kurang ajar! Siapa yang berani-beraninya mempermalukan keluarga ku! Kalian akan berhadapan denganku! Geram Zey penuh emosi.

Kembali ke London,

Opa Jemy dan Oma Darla juga mulai gelisah menunggu kabar tentang cucu tertua mereka, Zay.

"Bagaimana Greg? Apakah kamu sudah menemukan dimana Zay berada?" Ucap Oma Darla kepada anak satu-satunya itu.

"Masih belum Mom, kita tunggu sebentar lagi." Jawab Greg kepada sang ibunda.

Zay sudah mencoreng nama baik keluarga kita. Daddy tidak mau tahu! Dia harus menikahi gadis itu dengan segera!" Seru Opa Jemy dengan setengah emosi.

"Setelah kamu menemukan Zay, segeralah nikahkan dia dengan wanita itu! Daddy tidak mau tahu. Dia harus bertanggung jawab dengan gadis itu!" Tukas Opa Jemy lagi

"Tapi, Dad. Kenapa Zay harus bertanggung jawab? Belum tentu dia mengenal baik perempuan itu." Sahut Tuan Greg menyela perkataan ayahnya.

"Apa? Jadi menurut kamu, Zay tidak perlu bertanggung jawab dengan semua yang telah dia lakukan kepada gadis itu? Begitu maksud kamu, Greg?"

"Mommy setuju dengan Daddymu, Greg. Zay harus bertanggung jawab dengan gadis itu. Setelah semua perbuatannya kepada gadis itu."

"Daddy sama Mommy kok yakin banget sih dengan gadis itu? Belum tentu dia gadis baik-baik." Sergah Tuan Greg kembali membantah omongan kedua orang tuanya.

"Mas Greg! Aku juga sependapat dengan Dad and Mom. Aku sangat setuju jika Zay menikahi gadis itu." Seru Nyonya Hanny kepada sang suami.

"Lho, sayang? Kamu kok ikut-ikutan setuju sih dengan pendapat Mom and Dad?"

"Iya, Mas. Aku sangat setuju."

"Nah dengar itu, Greg. Istrimu saja sangat setuju." Sahut Oma Darla.

"Sayang, kamu kok yakin banget dengan gadis itu?" Tuan Greg menjadi penasaran.

"Mas, coba perhatikan baik-baik video itu." Tuan Greg mengikuti kemauan istrinya yang menyuruhnya kembali melihat rekaman video Zay yang sedang tidur sambil memeluk seorang gadis.

"Aku sudah perhatikan, sayang. Terus mana yang kamu jadikan landasan, untuk berkata jika gadis itu adalah gadis baik-baik?" Tanya Tuan Greg kepada istrinya.

"Fokus, Mas! Coba kamu lebih fokus!" Seru Nyonya Hanny lagi kepada suaminya.

Tuan Greg kembali fokus melihat video tersebut.

"Ada darah di atas seprei itu." Gumamnya pelan.

"Tepat sekali!" Sahut sang ayah.

"Itu pertanda jika gadis itu masih suci dan Zay lah yang melakukan hal itu kepadanya, untuk pertama kalinya." Kali ini sang ibu yang angkat bicara.

"Bagaimana, Mas. Apakah kamu setuju dengan pendapatku dan pendapat Mom dan Dad?" Tanya sang istri.

"Sangat setuju, sayang! Aku akan mempersiapkan konferensi pers untuk mengumumkan jika keduanya adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Hanya saja ada oknum tertentu yang ingin mengambil keuntungan di dalamnya." Seru Tuan Greg.

"Menurut Mommy, kejadian memalukan ini. Ada hikmahnya juga."

"Hikmah yang bagaimana sih, Mom?"

Tanya Tuan Greg lagi.

"Iya dong. Kita tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari jodoh untuk Zay. Sudah ada di depan mata. Masih suci lagi!" Celutuk Nyonya Darla.

"Iya, Mom. Aku setuju dengan pendapat Mommy." Sahut Nyonya Hanny.

"Mas, tunggu apa lagi, kita harus mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang." Lalu ke empat orang tua tersebut pun, mulai menyusun strategi jitu agar Zay mau menerima keputusan mereka, dan tidak menolak perjodohan dengan gadis yang telah bersamanya tadi malam.

"Hanny, kamu yang melindungi gadis itu dari serangan awak media. Bela dia dengan cara yang elegan. Agar dia. tidak dicap sebagai gadis murahan." Ucap Oma Darla kepada menantunya.

"Mommy juga akan membantumu untuk membelanya. Kita harus melakukan sandiwara ini, dengan apik. Jangan sampai Zay berkelit dan tidak mau menikahi gadis itu!" Ucap sang Oma lagi.

Keempat orang tua itu sangat tahu sifat Zay yang jago berkelit. Jadi mereka tidak mau kecolongan lagi.

"Ya sudah, sementara suamimu melacak bar tempat Zay dan gadis itu berada, kita ke butik dulu. Mommy yakin gadis itu pasti tidak memiliki baju ganti." Seru Oma Darla lagi.

"Iya, Mom. Untung saja Mommy kepikiran, aku juga merasa kasihan, pasti gadis itu tidak memiliki pakaian ganti." Lalu, ibu mertua dan menantunya itu segera berangkat menuju butik ternama di pusat kota London.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel