Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

PART 7

Sekarang, Aryo sudah berdiri tepat di depan pintu Apartemen Mona. Aryo menekan bell menunggu seseorang yang di dalam membukakan pintu untuknya. Beberapa menit menunggu berdiri di luar, akhirnya ada yang membukakan pintu dan kebetulan sekali yang membukakan pintu adalah Mona bukan selinguhannya.

"Sayang! Kamu kemarin kemana saja sudah 3 hari kamu tidak ada kabar? Aku berulang kali berusaha menghubungi kamu selalu tidak mendapatkan respon."

Mona kelihatan khawatir, setelah itu mempersilahkan Aryo masuk ke dalam. Aryo masih tidak bergeming untuk mulai berbicara, dia melangkah lebar lalu menatap penampilan Mona hanya memakai kimono sepertinya baru selesai mandi.

"Kamu kenapa liatin aku begitu? Kangen bukan?. Aku juga merindukanmu..."bisikan Mona, menyentuh mengelusi dadanya Aryo.

Aryo sedari tadi berwajah datar secara langsung menepis tangan Mona, sontak wanita itu terkejut sekali akan perilaku kasar dari tunangannya tersebut.

"Dengarkan ini secara baik-baik. Saya mau bicara hal penting dengan kamu" tutur Aryo tegas di hadapan Mona mengkerutkan kening menatapnya heran.

"Kelihatannya serius sekali. Membicarakan apa memangnya?"

Mona begitu penasaran dan tidak tahu mengapa perasaannya menjadi tidak nyaman, karena tidak biasanya Aryo berperilaku tegas dan serius seperti ini. Tunangannya itu ada saatnya dia bakalan serius dan bercanda, serta nada suaranya memang seperti itu dari dulu semenjak 7 tahun berhubungan. Mona mengenali sekali saat Aryo seperti ini, berbicara datar dan jarang berbicara banyak panjang lebar. Melainkan, orangnya menyenangkan, diam-diam perhatian serta memiliki pemikiran sangat dewasa itu yang membuat Mona mencintai Aryo Ibram.

"Baik, saya langsung saja karena tidak punya banyak waktu. Ini undangan untukmu," sembari memberikan undangan pernikahan kepada Mona, "saya lusa nanti akan menikah, dan keluarga mengundangmu untuk datang menyaksikan pernikahan saya bersama calon saya."

Aryo juga menunjukkan layar ponselnya bahwa dia juga menyebabkan surat pernikahan dalam bentuk online ke dalam grub. Mommy juga mengatakan Pernikahan mereka tidak banyak mengundang Tamu kecuali teman dekat Aryo beserta keluarga besar.

"Kamu bercanda sayang? Tidak mungkin... bercanda kamu kelewatan. Aku ini tunangannya kamu, Aryo!"

Mona akhirnya menangis, merasa sekujur tubuhnya lemas, duduk di sofa.

Aryo masih berdiri di hadapannya dan berjalan lebih mendekati Mona. "Seandanya kamu tidak mengecewakan saya, saya tidak mungkin melampiaskan hasrat kepada gadis itu. Sebelumnya, saya sudah pernah mengatakan kalau saya membenci perselingkuhan. Dan, saya mengetahui di hari ulang tahunmu saat menghubungi kamu, saya mengetahui semuanya."

Mona berdiri lalu mendorong tubuh Aryo, tetapi tubuh Aryo yang kuat tidak tumbang diam menerima pukulan di dadanya dari Mona sembari terisak menangis secara berlebihan menumpahkan rasa kekecewaannya.

"Jadi, kamu menuduh aku selingkuh?Aku bisa jelaskan, malam itu aku ingin menjelaskan kepadamu langsung, tetapi nomer kamu di luar jangkuan dan aku susah sekali menghubungimu. Aku berani bersumpah tidak selingkuh darimu, teman aku satu kantor Pipit dan Liam meminjam kamar tamu aku. Ternyata mereka berdua bercinta di dalam kamar itu! Aku sungguh tidak tahu bahwa mereka memiliki hubungan sejauh itu sama seperti kita yang biasa juga melakukannya." Mona berusaha menyakinkan Aryo mengatakan kepadanya supaya kekasihnya itu membatalkan Pernikahannya kepada wanita yang tidak jelas.

"DIAM...! Apa kamu tahu kalau hubungan kita juga tidak sampai kelewatan batas seperti mereka, huh? Tetapi, dengan gadis itu saya melakukannya, saya mencelakakan dirinya, masa depannya!."

"Aryo! mohonlah pikirkan ini secara matang! Gadis apa yang kamu maksudkan? Orang mana dia?. Begini saja, kamu dan aku bisa memberinya uang untuk tutup mulut merahasiakan ini, bakalan beres, bagaimana?"

Aryo semakin menggeram. "Saya tidak sudi mengikuti permainan licik kamu seperti itu. sebab saya yang bersalah di sini, dan sebagai pria harus tetap bertanggung jawab telah melakukannya kepada gadis tersebut." tutur Aryo keputusannya sudah mutlak tidak bisa di ganggu gugat lagi.

Mona menggelengkan kepala tidak terima. "Tidak sayang. Masih ada banyak cara lainnya!. Atau aku yang bertemu dengannya menanyakan apa yang dia inginkan? Oh, aku mohon kepadamu jangan menikah bersama gadis tidak jelas hanya karena kesalahan satu malam."

Mona memohon sembari memberikan saran kepada Aryo. Mona ingin memeluk tubuh kekar Aryo tetapi harus berhenti karena penolakan dari Aryo memandang wajah Aryo berubah penuh kilatan amarah.

"Dengar Mona! Pernikahan itu bukan permainan dalam hidup saya. Pernikahan itu sakral, dan saya harus amanah menjaga Pernikahan itu supaya lebih bahagia dalam kehidupan berkeluarga, yang bisa mengubah keputusan itu hanya kehendak Tuhan dan kamu jangan pernah memimpikan saya bakalan selingkuh dari Tasya calon Ibu dari anak-anak saya." tutur tegas Aryo dan menekankan setiap kalimat yang dia ucapkan tidak bercanda sama sekali.

Aryo terlanjur emosi karena perkataan Mona barusan yang tidak paham atau berlagak pikun tidak mengetahui ketidak sukaannya. Tanpa bicara lagi, Aryo langsung melangkah meninggalkan Apartemen Mona terlanjur muak mengabaikan teriakan dari Mona menyuruhnya untuk kembali. Selama 7 tahun bersama, Aryo selalu serius tidak pernah melirik wanita lain selain tunangannya sendiri yaitu Mona. Aryo menjadi lelaki baik dan setia kepada Mona, sayangnya semua harus kandas setelah mereka bertunangan baru 4 bulanan, dan padahal 2 bulan lagi mereka bakalan Menikah. Tidak mengerti awal masalahnya kenapa, karena kesalah pahaman atau keyakinan Aryo tidak salah menduga kalau itu suara desahan Mona.

Kalaupun penjelasan Mona itu terbukti benar, tetap bersikeras tidak mengubah keputusan Aryo untuk menikahi Tasya. Aryo akan bertanggung jawab sepenuhnya kepada gadis tersebut, dan Aryo siap tindak siap sudah membuka lembaran baru memulai hubungannya dengan Tasya dari awal kenalan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel