Bab 3. Seekor Kucing Kecil Yang Bisa Menggigit
"Kamu yang wanita jalang, seluruh keluargamu adalah jalang!" Mata Mya memerah, dia langsung melayangkan sebuah tendangan ke bagian bawah pria itu.
"Argh! Sialan!" Pria itu kesakitan, dia langsung melempar Mya.
Karena sandal yang dipakai Mya sangat licin sontak saja dia terjatuh dan kepalanya membentur kaki meja, keningnya terluka dan berdarah.
"Usir dia!" Di tengah keributan saat ini, tiba-tiba ada orang lain yang menyela dengan nadanya yang sombong.
Mya yang sekarang masih pusing dan belum sempat bereaksi, sudah merasa kerah bajunya mencekiknya. Dia diangkat pria lainnya dengan menarik bajunya dan diseret dengan langkah kaki tersandung-sandung berjalan sampai pintu, kemudian langsung dilempar keluar. Dia terjatuh di lantai berbatu di luar pintu, telapak tangannya langsung berdarah akibat menopang tubuhnya.
Mya hanya merasa kesedihan dari hatinya, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini!
Tiba-tiba terdengar suara tajam seorang wanita dari samping telinganya, sepasang kaki yang memakai sepatu hak tinggi warna merah berhenti di depannya.
"Yo, ini bukannya Nona besar keluarga Hilaire? Kenapa jatuh sampai begitu menyedihkan? Suasana hati Mya yang awalnya tidak tenang, begitu mendengar suara ini langsung jadi tenang kembali. Dia menarik nafas dalam dan mendongak. Tatapannya berpapasan dengan wajah Carina yang penuh dengan ekspresi ejekan.
"Oops, salah. Ingatanku yang tidak bagus. Ayahmu sudah masuk penjara, sekarang kamu diusir, 'kan?" Melihat keadaan Mya sekarang, Carina dalam hati semakin senang.
"Tadi aku melihatmu terus berebut kalung dengan orang-orang itu, apakah itu adalah barang yang sangat penting untukmu? Mau aku bantu kamu beli kembali?" Carina terus berkata.
Mya menatapi Carina. Wajahnya yang cantik, tapi sangat bisa berpura-pura membuat Mya jijik. Jelas-jelas dia adalah wanita selingkuhan yang menghancurkan hubungannya dengan Kevin, tetapi sekarang malah berlagak berkelas dan arogan.
"Kalau tidak, kamu berlutut dan memohon, aku akan menyuruh orang di dalam mengembalikan kalung itu kepadamu." Carina tersenyum. Dengan jelas menunjukkan kalau dia dan orang-orang di dalam saling kenal. "... dan juga bisa memberikan sepasang sepatu untukmu."
Mendengar kalimat terakhir yang keluar dari bibir Carina, Mya menunduk dan baru sadar kalau sandal yang dipakainya sudah hilang. "Pasti terlepas ketika dilempar keluar tadi," batin Mya.
Kemudian dengan segera dia pun menyadari kalau semua ini adalah perintah wanita jalang yang di depannya. Semua dilakukan wanita itu demi melihatnya seperti ini.
"Dasar kurang kerjaan!" Mya mencela sambil membalikkan badan bermaksud pergi, tapi pakaiannya malah ditarik oleh Carina.
"Jangan pergi, kamu sudah tidak menginginkan kalung itu?" kata Carina dengan tangan lainnya menarik kerah baju Mya. "Tadi bukannya masih berteriak sekuat tenaga?"
Kerah baju Mya yang ditarik keras jadi terbuka, memperlihatkan bekas ciuman samar dari leher sampai ke dada.
Carina yang melihat hal itu dengan jelas, membeku sejenak, kemudian dia tertawa keras.
"Yo, tidak heran seluruh tubuhmu bau alkohol, jangan-jangan pergi menjual badan? Sebenarnya kalau kamu benar-benar tidak punya uang, kamu bisa memberitahuku! Mana tahu, aku akan membantumu!" Carina berkata mengejek. "Kalau kamu memohon kepadaku, aku bisa membantumu mencari bos-bos yang murah hati."
Kata-kata Carina berhasil membuat amarah Mya naik. Dengan satu hentakan, Mya melepaskan tangan Carina dari pakaiannya, kemudian mengangkat tangannya yang lain untuk menampar muka Carina.
"Plak!"
Sebuah lemparan keras mendarat di wajah Carina. Dia ditampar sampai berpaling muka, di wajahnya terlihat jelas bekas tamparan.
"Mya Hilaire, kamu wanita jalang berani-beraninya memukulku!" Carina mengelus mukanya sambil berteriak, satu tangannya menarik rambut Mya.
Dalam berhadapan dengan Carina, Mya tidak mungkin mengalah. Akhirnya dua wanita saling menarik rambut satu sama lain.
Di tengah perkelahian, Carina melihat ada sebuah mobil sedang melaju menuju ke arah mereka, dia tersenyum sinis, kemudian sengaja mendorong Mya dengan kencang ke arah jalan.
Mya yang tidak tahu rencana jahat Carina, ditambah lagi kemarin malam dia baru saja melakukan 'olahraga berat', sekarang tidak ada bagian tubuhnya yang tidak sakit, benar-benar tidak bisa menang dari Carina.
Saat ini mobil sudah melaju sampai jarak di antara mereka tidak sampai 4-5 meter, Carina mendorong Mya dengan kuat dan dengan kejam mengumpat, "Pergi mati saja kamu!"
"Ah!" Mya merasakan kakinya tidak menginjak tanah dan berteriak terkejut, kira-kira melayang melewati beberapa anak tangga, langsung melandas di atas jalan aspal.
Melihat ada mobil yang melaju ke arahnya, dia merasa takut, tetapi dia tidak sempat menghindar.
Bagian depan mobil hanya berjarak setengah meter darinya, Mya hanya bisa refleks menutup matanya dan memalingkan mukanya.
Cciitt ....
Namun, Mya hanya terdengar suara rem mobil. Kesakitan yang dibayang-bayang tidak juga terasa, tetapi karena dia tadi didorong jatuh dari tangga, tubuhnya tidak stabil, setengah jatuh setengah bersandar di depan mobil, tangannya menopang di lampu mobil.
Dan pria yang duduk di dalam mobil, di bawah kaca mata hitamnya ada sepasang mata yang sangat indah, dia adalah Theo Willermus yang sebelumnya dikira gigolo.
Sebenarnya dia sudah melihat pertengkaran kedua wanita itu dari awal. Kalau bukan dia lebih dulu mengerem, seharusnya sekarang Mya sudah terluka dan tidak sadar diri.
Kini seluruh tubuh Mya terasa sakit dan perih, dia sudah mencoba beberapa kali, tapi tetap saja tidak berhasil berdiri.
Sedangkan Carina yang melihat Mya baik-baik saja, wajahnya berubah kembali ke ekspresi menyebalkan dan kembali mengeluarkan kata-kata hinaan. "Begitu melihat mobil mahal langsung berpikir untuk memegang, benar-benar wanita tidak tahu malu, tidak heran Kevin tidak mau denganmu."
Mendengar kata-kata tersebut, sontak tubuh Mya bergetar kuat, kemarahan yang terus ditahan-tahan akhirnya meledak.
Mya dengan susah payah berusaha berdiri, berjalan maju cepat beberapa langkah, kemudian mengambil sebuah tong sampah yang terletak di pinggir jalan, lalu berbalik badan dan mengayunkannya ke kepala Carina. Seluruh isi tong sampah kini mengguyur tubuh Carina.
Sampah yang bau dan jijik semua terlempar ke tubuh Carina, dia mengelus kepalanya dan berteriak, "Myaa! Berani-beraninya kamu melakukan ini kepadaku!"
Mya melempar tong sampah tersebut, dengan dingin berkata, "Kenapa kalau aku melakukan itu? Kamu pantas mendapatkannya! Carina, asal kamu tahu, aku ... Mya Hilaire, seberapa tidak punya uangnya aku, aku masih bisa mengeluarkan uang untuk menyembuhkan seekor anjing!
Jangan kamu pikir setelah berhasil naik ke ranjang Kevin berarti kamu berhasil mendapatkannya dan berlagak sombong di depanku. Yang seharusnya merasa senang itu aku karena aku sudah melihat dengan jelas siapa dia yang sebenarnya dan meninggalkan pria tidak berguna itu." Setelah selesai mengatakan semuanya, Mya merapikan pakaiannya, berbalik badan dan melangkah pergi.
Sementara itu di sisi lain, Theo yang tidak sempat turun mobil melepaskan kaca mata hitamnya, di matanya terlihat kekagetan yang datang dan pergi dengan cepat.
Awalnya dia mengira wanita yang mabuk-mabukan dan menangis demi seorang pria adalah wanita yang sangat lemah. Namun, tidak disangka ternyata dia adalah seekor kucing kecil yang bisa menggigit.
Kemudian begitu mengingat kertas yang wanita itu tinggalkan, alis Theo berkerut, bibirnya membentuk garis datar. Ini adalah ekspresi seorang Theo Willermus ketika dia sedang marah dan biasanya, ketika dia sedang dalam keadaan seperti itu, mangsa yang sudah jadi targetnya pasti tidak akan bisa dengan mudah lolos darinya.