Pustaka
Bahasa Indonesia

Oh, No! My Husband Is A Big Boss

49.0K · Ongoing
Secret Vee
45
Bab
667
View
9.0
Rating

Ringkasan

Mya Hilaire, dia adalah seorang Nona besar dari keluarga kaya raya. Namun, kemalangan menimpa keluarganya. Sang ayah terlibat dalam suatu masalah hingga membuatnya dipenjara dan dalam sekejap keluarganya pun menjadi bangkrut. Semenjak saat itu kesialan seolah terus melekat kepadanya. Kekasih yang paling dicintainya berselingkuh dengan temannya hingga dia dijual oleh pamannya sendiri kepada seorang pria tua kaya demi melunasi hutangnya. Di malam dia memergoki kekasihnya sedang berselingkuh, dengan langkah putus asa dia memasuki sebuah bar dan minum sebanyak mungkin hingga mabuk. Dengan keadaan mabuk dia pergi ke kamar hotel yang sering dia kunjungi ketika dia masih menjadi Nona besar dan memasukinya tanpa menyadari di dalam kamar tersebut telah terisi seorang tamu pria. Melihat pria itu bertubuh tegap dan terawat juga berwajah tampan, Mya mengira dia adalah seorang gigolo premium. Padahal dia adalah seorang pria yang berpengaruh dan berkuasa. "Tolong kamu keluar dari kamarku." Pria itu berkata dengan dingin, lalu melempar Mya ke lantai. Lemparan itu membuat Mya marah. "Kenapa kamu mengusirku keluar, hah?! Seluruh tubuhmu dari atas sampai bawah, mana yang bukan milikku?" "Benar-benar wanita yang tidak takut mati ...!" geram pria itu, tapi bibirnya langsung dibungkam oleh bibir Mya. "Dasar wanita bodoh! Kamu adalah wanita pertama yang menciumku dengan paksa. Kamu harus membayar ganti rugi atas keberanianmu." Pria itu berkata dengan licik. Kemudian dia membawa Mya ke atas tempat tidur. "Dengar, orang yang akan menidurimu malam ini bernama Theo Willermus!"

PresdirRomansaBillionaireOne-night StandRevengeDewasaPernikahan

Bab 1. Pengkhianatan

"Ah ...." Lenguhan dan desahan saling bersahutan terdengar di seluruh ruangan.

Mya menangkup mulutnya begitu melihat pemandangan dari pintu yang tidak tertutup rapat. Sebuah adegan di dalam kamar membuat wajahnya memucat seketika dan tubuhnya membeku berdiri di ambang pintu ....

Di atas sebuah ranjang besar, seorang wanita dan pria sedang melakukan hubungan intim. Mereka sama sekali tidak menyadari ada orang yang berdiri di pintu.

Mya melihat dengan jelas kekasihnya sendiri terus menerus menciumi wanita genit yang ada di bawah kungkungannya sambil terus menggerakkan pinggangnya dengan sangat bergairah. Dengannya saja dia tidak pernah sesemangat ini!

Melihat pemandangan tak senonoh kekasihnya dengan wanita lain, Mya mengepalkan tangannya, perasaan cemburu begitu membakar hatinya.

Hati Mya berdenyut sakit, saat ini dia sangat berharap semua hal yang di depan matanya tidak pernah terjadi, berharap semua yang dia lihat hanya ilusi semata. Dia berharap tetap bisa bersembunyi di dalam pelukan Kevin, kekasih tercintanya yang kini sedang memompa wanita yang ada di bawah tubuhnya.

Mya juga berharap, Kevin akan tetap memeluknya dengan erat seperti biasa dan membelai rambutnya sembari berkata kepadanya "tidak apa-apa, semua akan terlewati".

Namun, pada kenyataannya, melihat dua orang yang berpelukan erat di atas ranjang, dia merasa kepalanya seperti dipukul dengan benda tumpul besar, rasa pusing dan mual datang bersamaan.

Rasa itu semakin menjadi ketika dia melihat wanita yang sedang ditekan di bagian bawah tubuhnya dan berteriak keenakan itu ternyata adalah teman sekelasnya, wanita yang disebut-sebut sebagai 'teman baiknya', Carina Joey!

Dada Mya seperti ditusuk dengan pisau tajam, rasa sakitnya yang sangat membuat tubuhnya gemetaran.

Kehadiran Mya membuat suasana di dalam ruangan seketika mendingin.

"Untuk apa kamu di sini, cepat keluarl" Kevin segera menutupi tubuh polosnya dan Carina dengan selimut, berteriak ke arah Mya dengan kesal.

"Kenapa?" Seluruh tubuh Mya bergetar kuat, berusaha menahan air mata yang tidak berhenti ingin mengalir. "Kevin ... aku tanya kenapa?!"

"Bukannya kamu pernah mengatakan kalau kamu hanya akan mencintaiku seorang? Bukannya kamu pernah mengatakan akan mencintaiku seumur hidupmu? Lalu apa yang terjadi sekarang?" Mya menunjuk Kevin dengan jarinya, menatap lurus ke mata pria itu, berharap masih bisa melihat kelembutan yang dulu di matanya yang cantik. Sayangnya yang terlihat hanyalah kebencian.

"Ribut-ribut apa!" Carina yang duduk di atas kasur memotong pertanyaan Mya.

"Mya, aku beritahu ya, aku dan Kevin sudah sangat lama bersama." Sambil berkata, tubuh polos Carina menempel ke tubuh polos Kevin. "Kevin sudah sangat lama tidak menyukaimu lagi. Hanya saja karena ayahmu kaya, jadi bisa membuat kehidupanku dan Kevin jadi lebih baik, kalau tidak wanita sepertimu mana mungkin cocok dengan Kevinku."

Carina tersenyum dengan bangga, mendongak dan mencium leher Kevin. Kevin pun tersenyum sambil meraih pinggang langsing Carina.

"Apakah yang dia katakan itu benar, Kevin? JAWAB AKU!" Darah Mya semakin mendidih oleh amarah. Wajahnya sudah basah oleh air mata yang mengalir dengan deras, dia kecewa dengan kenyataan yang dia ketahui.

"Tentu saja itu benar! Sekarang, apakah kamu masih ingin melihatku berhubungan intim dengan suamiku baru kamu senang?" ejek Carina, kini di mata wanita itu, Mya hanyalah seorang pengemis yang tidak ada tempat untuk pulang.

"Tutup mulutmu!" Sorot mata Mya mendadak berubah menjadi tajam. Dia melangkah maju dan mengangkat tangannya, hendak memberikan tamparan untuk wanita murahan tak tahu malu itu. Namun, tak disangka dia malah terlebih dulu mendapatkan tamparan kuat di pipinya.

Plak!

Mya membelalakkan matanya, lalu menoleh, berpaling ke arah Kevin. Dalam hati merasa kesal. 'Beraninya pria ini memukulku!'

"Kamu seperti wanita jahat saja! Membuat malu! Keluar!" Seru Kevin tidak sabar sambil menunjuk ke arah pintu.

Mya menggigit bibirnya untuk menahan diri. Dia menurunkan tangannya dan membentuknya menjadi kepalan.

"Kevin Hugo, anggap saja aku ... Mya Hilaire buta!" teriak Mya, lalu berbalik dan melangkah keluar dengan langkah tidak stabil.

Berakhir sudah. Semua sudah berakhir!

***

Sepeninggalnya dari tempat Kevin, Mya berjalan gontai di jalanan dan berakhir masuk ke dalam sebuah bar.

Tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang di sekitar, Mya melangkah ke meja bar dan duduk, lalu memesan dan meneguk minuman beralkohol tanpa henti.

Sampai dengan saat ini dia baru tahu kalau ternyata alkohol adalah sesuatu yang bagus untuk dirinya. Alkohol bisa merangsang otaknya dan membuatnya berpikir dengan jelas.

Dia adalah lelucon!

Ayahnya bangkrut dan masuk penjara sedangkan dirinya memiliki banyak hutang. Kekasih yang awalnya dia pikir bisa membantunya malah sudah sejak lama bersama dengan wanita lain. Benar-benar lucu!

Gluk ... gluk.

Dia kembali meneguk minumannya dan terus minum tanpa henti hingga semakin mabuk.

Dengan keadaan setengah sadarnya, Mya pergi ke hotel yang biasanya dia datangi. Dia lupa kalau sekarang dirinya bukanlah nona besar dari keluarga kaya lagi, bagaimana mungkin dia sanggup menginap di hotel berkelas seperti ini.

"Kata sandi salah."

"Kata sandi salah."

"Kata sandi salah."

Tidak peduli berapa kali dia memasukkan kata sandi, pintu kamar tetap tidak terbuka.

"Tidak benar! Siapa yang mengganti kata sandiku!" teriak Mya yang kemudian terduduk di lantai.

Beberapa saat kemudian terdengar suara "klik" dan pintu terbuka dari dalam.

Begitu melihat pintu terbuka, tanpa mendongak, Mya langsung merangkak masuk melewati sepasang kaki menuju tempat tidur besar dan cantik. Dia tidak menyadari tatapan dingin dari sepasang mata yang tertuju kepadanya.

Mya hanya ingin tidur, tapi dia dengan cepat ditarik bangun dari tempat tidur oleh seseorang.

Dengan keadaan setengah sadar, dia membuka matanya, dia tidak mengerti kenapa seorang pria yang tidak terlihat jelas di matanya itu menariknya.

"Tolong kamu keluar dari kamarku." Pria itu berkata dengan dingin, lalu melempar Mya ke lantai.

Lemparan itu membuat Mya marah.

"Kenapa kamu mengusirku keluar, hah?! Seluruh tubuhmu dari atas sampai bawah, mana yang bukan milikku?" Mya berdiri dengan oyong, mendekati pria itu dan memarahinya. "Kevin Hugo, dasar brengsek! Kamu penipu!"

Dengan jarak yang begitu dekat antara keduanya, aroma alkohol yang pekat terhembus ke wajah pria itu, dia pun mengernyitkan keningnya tanda tidak senang dan ingin melepaskan tangan Mya dari tubuhnya, tapi tak disangka wanita itu malah meremas kerah bajunya.

"Benar-benar wanita yang tidak takut mati ...!" geram pria itu, tapi bibirnya langsung dibungkam oleh bibir Mya.

Karena pengaruh alkohol, meskipun Mya tidak berpengalaman, tetapi dia tetap melumat bibir pria itu hingga dia merasakan kekurangan oksigen baru melepaskannya.

"Dasar wanita bodoh! Kamu adalah wanita pertama yang menciumku dengan paksa. Kamu harus membayar ganti rugi atas keberanianmu." Pria itu berkata dengan licik. Kemudian dia membawa Mya ke atas tempat tidur.

Melihat muka kecil Mya yang merona dan bentuk tubuhnya yang menggoda, pria itu berbisik dengan datar di samping telinga Mya. "Dengar, orang yang akan menidurimu malam ini bernama Theo Willermus."