Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Diusir

Sedangkan di kamar VVIP club Keysa baru terbangun kala ia merasakan kepalanya begitu pusing.

Ia menoleh ke samping dan betapa terkejutnya ia kala melihat Leo yang bertelanjang dada tidur di sampingnya.

Keysa langsung bangun dan kembali dikejutkan kala dirinya juga bertelanjang bulat, dengan pelan Keysa menyibak sprei putih yang menutupinya.

Deg

Bercak merah.

Itu tandanya semalam?

Dengan pelan Keysa turun dari king size dan meraih sweternya yang tergeletak di lantai.

Saat berjalan Keysa merasakan bagian kewanitaannya sangat perih dan sakit.

Sekuat mungkin Keysa menahan tangisnya dan berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk memakai kembali pakaiannya.

Setelah dirasa selesai, Keysa langsung meninggalkan Leo begitu saja yang masih tertidur.

Keysa berlari sekuat mungkin menjauh dari club sebelum Leo terbangun.

Ia menyesali semua yang telah terjadi padanya.

Andai kemarin malam dirinya tidak ikut bersama Fely, mungkin ini semua tidak akan terjadi padanya.

Keysa menaiki bus dan duduk di bagian belakang dengan pandangan yang terus menunduk karena takut seseorang mengetahui apa yang telah terjadi padanya.

Selama perjalanan Keysa hanya diam dan meremas ujung swetearnya.

Untung hari ini hari minggu jika tidak mungkin Keysa sudah dipenggal oleh ibu tirinya hanya karena telat menyiapkan sarapan untuk Celine.

Bus telah sampai di halte dekat komplek rumah Keysa.

Dengan takut Keysa turun dari bus dan berjalan menyusuri gang untuk sampai di rumah.

Keysa membuka pagar pendek berwarna hitam itu dan masuk ke dalam rumah.

Ceklek

Deg

"DARI MANA KAMU?" teriak Sarah dengan begitu keras disaat Keysa baru saja tiba.

Keysa menatap Dion dan Vanya yang tampak sarapan bersama.

Keysa masih tetap diam di tempatnya sembari mengepalkan genggaman tangannya untuk meredakan rasa gugup dan takutnya.

Perlahan Keysa berjalan mendekati Dion untuk mengatakan apa yang baru saja terjadi padanya.

"Yah," panggilnya sangat lirih membuat Dion sejenak menghentikan kunyahannya lalu kembali menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Apaan sih lo ganggu ayah aja," bentak Celine dengan nada sinisnya.

Keysa kembali mengumpulkan niatnya untuk berbicara pada Dion.

Bahkan hal terbodoh yang Keysa lakukan adalah, ia berharap setelah ia mengatakan hal ini Dion akan kembali seperti dulu, menjadi pelindung baginya.

"Keysa dinodai pria asing,"

"Uhuk uhuk,"

Dion tersedak mendengar ucapan Keysa barusan.

Celine dan Sarah melebarkan kedua matanya tak percaya dengan apa yang Keysa ucapkan barusan.

"Astagaa kamu benar- benar mempermalukan keluarga," gumam Sarah mengompor- ngompori Dion.

Dion meletakkan sendok dan garpunya lalu berdiri menghadap Keysa.

Ia menatap Keysa dari atas hingga bawah, yang mana pakaian putrinya begitu tertutup dan sopan.

PLAK

Celine dan Sarah membungkam mulutnya saat Dion menampar Keysa hingga terjerembab di lantai.

"Dari kecil kamu selalu ayah jaga dengan baik dan kamu dididik oleh ibumu dengan selalu berpenampilan tertutup, lalu bagaimana bisa pria di luaran sana menodaimu, hah?" bentak dan teriak Dion dengan sangat keras membuat Keysa hanya menangis dan menunduk.

"Maafin Keysa ayah," gumam Keysa lirih membuat Dion langsung mencengkeram kuat rahang Keysa.

"Maaf kamu bilang? lantas apa maafmu bisa membuatmu kembali suci, hah?" teriaknya begitu keras hingga membuat Keysa memejamkan matanya.

"Tapi yah, semuanya terjadi begitu saja..,"

PLAK

Tamparan itu kembali dilayangkan pada pipi Keysa dengan sangat keras.

Dion lalu menarik rambut Keysa dengan begitu kuat hingga putrinya mendongak kesakitan.

"Ayah malu punya putri sepertimu, bahkan ayah tidak pernah berpikir jika kamu akan mengecewakan ayah sampai seperti ini, ayah malu Keysa," katanya sembari menghempaskan Keysa begitu kasar.

Keysa hanya bisa menangis dan mengingat wajah ibunya.

"Sekarang cepat katakan, siapa laki- laki itu?" tanya Dion sembari berkacak pinggang dengan kedua mata yang memerah.

Keysa mencoba mengingat, ia tahu wajahnya namun tidak dengan namanya.

"Keysa tidak tahu," jawabnya pelan.

BRUGH

Dion menendang kaki Keysa dengan begitu keras membuat sang putri merintih kesakitan.

"Yah aku malu punya saudara seperti Keysa, apa kata temen- temenku nanti," kata Celine sembari menatap jijik Keysa.

"Iya mas, apa kata tetangga nanti saat tahu putrimu bunting," sahut Sarah yang ikut menghasut Dion.

Dion nampak gusar dan bingung.

"Yah maafin Keysa, Keysa mohon," kata Keysa memohon di kaki Dion dengan air mata yang tak hentinya turun.

Dion menghempaskan Keysa dengan kakinya lalu pergi ke kamar Keysa.

BRAKKK

Dion melemparkan koper beserta baju Keysa, tas sekolah, sepatu, seragam dan buku- buku sekolahnya keluar rumah.

"Cepat kemasi barang- barangmu itu dan angkat kakimu dari rumah ini," Celine dan Sarah nampak begitu girang melihat Dion mengusir Keysa.

"Enggak ayah, Keysa enggak mau ninggalin rumah ibu," katanya kembali berlutut di kaki Dion.

Dion langsung menyeret Keysa keluar rumah dan mendorongnya hingga terjatuh di tanah.

"Cepat kemasi dan pergi dari sini, dan jangan pernah kamu menyebut diriku ayah, kau tahu? Anggap saja kamu tidak pernah terlahir di dunia ini," bentaknya lalu menutup pintunya dengan begitu keras.

BRAKKKK

Keysa hanya bisa menangis meratapi nasib malangnya.

Rasanya begitu menyesakkan saat sosok yang selalu mereka bilang sebagai cinta pertama bagi putrinya membuat luka batin yang sangat menyayat hatinya.

Keysa memasukkan semuanya ke dalam koper dan melangkah pergi meninggalkan rumah mendiang ibunya.

Dengan pikiran yang kacau tanpa tujuan Keysa meninggalkan tempat tinggalnya.

Entah ia kemana yang jelas Keysa akan berusaha untuk tidak terlihat dari pandangan ayahnya.

Ke rumah Fely? Itu bukanlah solusi yang baik untuk Keysa.

Keysa takut jika Fely akan membenci dirinya dan menjauhinya disaat tahu Keysa tak lagi suci.

Dengan hati yang pilu, Keysa mengusap air matanya dan menyusuri jalanan.

•••

Sedangkan di kamar club, terdapat Fely yang baru saja terbangun.

Ia beberapa kali mengerjapkan kedua matanya dan menatap sekitar.

Seketika Fely begitu terkejut saat mengetahui berada di sebuah kamar.

Ia melihat ke samping, tidak ada siapapun, tapi.

Fely perlahan membuka selimut tebal itu.

Deg

Polos tak memakai apapun.

Fely mencoba untuk tetap tenang dan mengingat kejadian tadi malam.

Dia hanya mengingat pria tampan yang menyeret dirinya ke dalam kamar lalu.

Fely memeriksa tubuhnya dan benar di sana terdapat bekas cambukan.

"Apa dia yang melakukannya?" gumam Fely sembari merapatkan selimutnya dan menahan tangisnya.

Fely hendak turun dari ranjang dan ia merasakan sakit di bagian pangkal pahanya.

Dengan hati yang gugup dan takut, Fely menyibak selimut tebal itu.

Ya, di sana ada bercak merah.

Fely teringsut di lantai kala menyadari kebodohannya.

Semua sudah terjadi, sekarang apa yang harus ia lakukan.

Sekejap Fely teringat akan Keysa.

"Bagaimana dengan Keysa?" gumam Fely yang seketika langsung bangun dan memakai pakaiannya lengkap.

Fely dengan cepat langsung berlari keluar dari kamar club itu untuk mencari Keysa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel