Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4. BERTANGGUNG JAWAB

Lara sibuk berusaha menekan hasrat yang tidak diketahui di dalam tubuhnya sehingga dia tidak menyadari perubahan mendadak di wajah pria itu ketika dia mendengar kata-katanya.

"Kesalahan?"

Mata pria itu menyipit saat dia berbicara. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengencangkan cengkeramannya di pinggang Lara, menariknya lebih dekat dengan erat.

Lara berusaha tetap berpikiran jernih. Dia balas menatapnya dan menggunakan suaranya yang 'acuh tak acuh terhadap apa pun'.

"Ya. Ini sebuah kesalahan. Karena ini hanya one night stand, kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi lagi. Karena aku tidak mengingat semua yang telah terjadi tadi malam, anggap saja ini hanya mimpi. Kamu menikmatinya, aku menikmatinya. Kita seimbang jadi lupakan semuanya."

Lara berhasil mengucapkan kata-kata itu sambil mencoba menenangkan diri.

Mendengar kata-kata Lara, sudut bibir pria itu terangkat, lalu berkata, "Tidak bisa. Mengingat. Apa. Yang terjadi. Terakhir. Semalam? Lupakan. Segalanya?"

Setiap kata diucapkan dengan tekanan dan kemarahan yang besar. Ada kilatan samar yang melintas di mata pria itu, membuatnya tampak galak.

Meskipun jantung Lara hampir melonjak karena tatapan tajam pria itu, dia menguatkan dirinya. "Ya. Jadi, tolong—"

Tapi sebelum Lara selesai berbicara, dia dipotong oleh kata-katanya. "Jangan khawatir. Aku hanya harus memastikan kamu mengingat semuanya." Setelah pria itu mengatakan kalimat terakhirnya, dia menyeringai dan segera menangkap bibir Lara.

"Umph—"

Lara ingin menarik napas dalam-dalam, tetapi mulutnya tersumbat tanpa ampun, membuatnya tidak bisa bernapas. Dia terus mendorongnya, ingin melarikan diri, tapi dia tidak bergerak.

Pria itu menghisap bibirnya seperti pengemis lapar yang belum makan selama sebulan. Lidahnya menjelajahi mulut Lara, memutar dan bermain seperti anak nakal.

Lara mencoba melawan dengan mencoba menggigitnya, tetapi sebelum dia bisa melakukan itu, dia merasakan salah satu tangan pria itu membelai 'pintu masuknya' di bawah.

"Mmpt!"

Lara mencoba melawan, tetapi tangan yang lain pria itu meraih pergelangan tangannya dan meletakkannya di atas kepalanya.

Keduanya terengah-engah saat pria itu melepaskan bibir Lara. Tidak ingin melepaskan begitu saja, pria itu membungkuk dan mulai memberikan ciuman-ciuman kecil pada tubuhnya. Mulai dari mata, hidung, bibir, pipi, leher, bahunya.

Pria itu terus memberikan ciumannya pada setiap inci tubuh polos Lara hingga ciumannya mencapai rambut keriting kecil dan tipis di perut bawahnya.

"Aakh ...."

Mendapatkan serangan bertubi-tubi, Lara tidak bisa lagi menahan erangan yang ingin keluar dari bibirnya saat pria itu mulai mencium inti tubuh bawahnya.

Seperti ikan yang keluar dari air, dia tidak bisa bernapas. Lidah pria itu terus berputar dan memutar, membuat Lara bergoyang seperti cacing kecil. Pinggangnya mau tidak mau mengikuti gerakan lidah pria itu. Apalagi saat pria itu mulai meletakkan jarinya sambil menghisap cairan kenikmatan yang mengalir keluar.

Lara tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia terus memohon kepada pria itu, tapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya.

"T-Tolong ... aku mohon ... aahh!"

Lara merasa seperti seorang pendaki gunung yang tiba-tiba jatuh dari tebing. Sesuatu sedang membangun di dalam dirinya, itu perasaan yang menyiksa hawa nafsunya.

"More ... i need more," batinnya.

"T-Tolong ... Tolong ...!" seru Lara.

"Tolong apa?" tanya pria itu sembari menghentikan gerakan jarinya.

"Tidaak!" teriak Lara dalam hati.

Tiba-tiba, dia merasa hampa di dalam. Dia mulai menjadi gila. Dia ingin pria itu berhenti, tetapi ketika dia berhenti, dia malah ingin pria itu melanjutkan.

"T-Tolong, jangan ... jangan berhenti."

Lara menghindari tatapan pria itu yang menatap tajam kepadanya. Dia merasa malu dan terhina. Dia malu karena dia memberikan segalanya kepada pria yang bahkan tidak dia kenal, memintanya untuk melanjutkan.

Dia membiarkan orang asing menjilat seluruh tubuhnya dan mencicipi "jus manis"nya. Dia merasa terhina terhadap dirinya sendiri. Dia tidak percaya kalau dia tidak bisa melawan hasrat duniawinya dan membiarkan pria tak dikenalnya ini memakannya luar dalam.

"Karena kamu memerintahku seperti pelayan dan ingin mengambil keuntungan dariku, lebih baik kamu bertanggung jawab. Bagaimana menurutmu, hm?" kata pria itu.

"Kurang ajar kamu! Kamu, bajingan tak tahu malu! Mengambil keuntungan?! Siapa yang memakan siapa?" tukas Lara.

Lara ingin membalas, tetapi pria itu tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia kembali mengacungkan jarinya dan memijat klitorisnya.

"Aah!"

Tubuh Lara tiba-tiba mengejang. Dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya dan menggigil terus menerus. Tangannya secara otomatis menjambak rambut pria itu.

Lara tidak tahu apakah dia ingin mendorongnya atau menarik wajahnya dan menguburnya di pintu masuknya itu.

Karena pria itu tidak mendengar jawabannya, dia bertanya sekali lagi kepada Lara, tapi kali ini dia bertanya sembari memasukkan jari ketiganya dan meningkatkan langkahnya.

"Jadi? Apa keputusanmu?"

"Y-ya, aku akan ... aku akan bertanggung jawab. Aahh!!" teriak Lara sambil merasakan sakit dan nikmat secara bergantian.

"Good. Kamu lebih baik memegang janjimu."

Setelah mengucapkannya pria itu segera mempercepat tindakannya sambil menjepit 'kuncup kecilnya' yang ada di atas 'pintu masuk' tubuh bawahnya.

"Aakh ...." Desahan pelan namun panjang lolos dari bibir Lara bersamaan dengan sesuatu yang meledak dalam diri dan juga merasakan sesuatu keluar di inti tubuh bawahnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak membusungkan tubuhnya ke atas sambil meremaskan jari-jarinya dengan dinding bagian dalam.

Ya, Lara mencapai klimaksnya.

Semua sarafnya menjadi kacau dan dia menjerit sambil mengepalkan tangan pada rambut pria itu. Dia merasa seperti melayang di udara. Bagaikan layang-layang yang terbang tinggi di atas langit.

"Jadi, seperti inikah rasanya seks?" Lara bergumam dalam hati kepada dirinya sendiri.

Saat ini pikirannya menjadi tidak jelas dan semua indranya mati. Dia merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Dia tidak bisa mengangkat anggota tubuhnya, bahkan saat mencoba menggerakkan kepalanya membutuhkan energi yang sangat besar. Seluruh tubuhnya terasa sakit seperti ditabrak buldoser dan tubuhnya hancur berkeping-keping. Dia merasa tidak bisa melanjutkan lagi.

Di saat Lara sedang merasakan semua itu. Pria itu naik dari posisi awalnya. Dia kemudian berbisik, "Sayang, apakah kamu lelah? Apa yang kamu bayar itulah yang kamu dapat. Kamu sudah mendapat bagian yang adil, sekarang giliranku.

'Apa yang kamu bayar itulah yang aku dapat? Tapi aku tidak membayar apapun! Ini bertentangan dengan semua keadilan di dunia!!'

Lara ingin berbicara, tetapi sebelum dia bisa membuka mulut untuk memprotes, pria itu sudah menangkap bibirnya lagi dan memasukkan 'tongkatnya' yang tengah berdiri kokoh dan lengket ke inti tubuh bawahnya.

"Aahh ... it hurts like fucking hell!"

Sekali lagi, Lara hanya bisa pasrah menerima segalanya dan membuka diri, membiarkan pria itu menjelajahi gua terdalamnya. Lara yang malang hanya bisa menerima kenyataan bahwa 'tahunya' dimakan dengan bersih.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel