Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Setelah kepergian Geon dari panti, Ibu panti segera pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan masakan. Hari ini dia akan memasak makanan enak untuk anak-anak, setelah cukup lama mereka makan seadanya dengan lauk yang hanya tahu dan tempe saja, untuk kali ini sesekali anak-anak harus diberi makanan yang enak karena mereka baru saja mendapatkan uang yang lumayan.

Perasaan Ibu panti kini kian membaik, dia sangat senang dan merasa sedikit lebih tenang. Pikirannya tadi sangat kacau karena terus memikirkan ekonomi yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja, Ibu panti sangat bersyukur karena ada orang baik yang mau membantu mereka dan memberikan sejumlah uang untuk mereka.

"Anak-anak, pasti akan sangat senang karena mereka bisa makan enak lagi seperti dulu," monolognya sambil lanjut berjalan kaki untuk menuju pasar dan berbelanja keperluan dapur.

Pasar tidak begitu jauh dari panti, hingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di pasar tersebut. Setibanya di pasar, Ibu panti mulai membeli beberapa sayuran dan juga sembako untuk stok beberapa hari ke depan, dia juga membeli beberapa daging dan juga ayam. Menurutnya tidak apa-apa sesekali dia menyenangkan anak-anak untuk makan enak, ini juga untuk tumbuh kembang mereka dan sisanya uang itu akan disimpan untuk kehidupan sehari-hari.

Selesai berbelanja Ibu panti segera kembali ke rumah, ini sudah waktunya anak-anak pulang sekolah karena hari sudah hampir sore. Ibu panti akan masak untuk makan malam mereka karena makan siang sudah lewat dan sepertinya anak-anak panti sudah makan makanan yang ada di rumah, makanan yang seadanya, sisa tadi pagi.

Kini Ibu panti sudah sampai di panti asuhan, dia segera membereskan barang belanjaannya dibantu dengan beberapa anak yang membawakan sayuran ke dalam dapur.

"Anak-anak, Ibu punya sesuatu untuk kalian. Kalian tunggu di sini sebentar, ya," ucap Ibu panti dengan senyuman yang tak luput dari wajahnya.

Ibu panti pergi menuju ke sebuah ruangan dan mengambil paper bag yang berisi mainan yang tadi diberikan oleh Geon. "Ini, tadi ada orang yang datang ke sini dan memberikan ini untuk kalian." Ibu panti memberikan paper bag tersebut yang langsung diserbu oleh mereka.

"Anak-anak jangan berebut, ya, kalian mainnya gantian saja," ucap Ibu panti.

"Iya, Bu!" sahut mereka serentak.

Senang melihat mereka yang begitu bahagia ketika mendapatkan hadiah tersebut. Senyum lebar pada wajah Ibu panti tidak luput sedikitpun, dia terus tersenyum lebar melihat kebahagiaan anak-anak tersebut, sangat sederhana walaupun hanya dengan berbagi mainan bisa membuat mereka sesenang itu.

Ibu panti pun memutuskan untuk pergi menuju dapur dan membiarkan mereka untuk bermain bersama di depan sana. Ibu panti mulai berkutat dengan alat-alat dapur dan mulai memasak berbagai macam makanan. Sepertinya menu makan malam kali ini akan sangat banyak dan beragam, mereka semua pasti akan sangat senang dan makan dengan lahap.

Di sisi lain Lalita baru saja pulang dari sekolahnya, dia menyapa adik-adiknya yang tengah bermain di halaman depan. Melihat mereka semua yang tengah berkumpul dan bermain dengan begitu bahagia membuat Lalita sedikit penasaran dengan apa yang mereka lakukan, Lalita pun menghampiri mereka lebih dekat.

"Wahh, kalian punya mainan baru, ya? Pantas saja sedari tadi kakak panggil tidak ada yang menyahut," ucap Lalita membuat mereka menoleh ke arahnya.

Mereka semua memasang senyum yang sangat lebar, melihat senyum tersebut Lalita jadi ikut senang

"Mau ikut main, Kak?" tanya salah satu dari mereka.

Lalita menggeleng pelan. "Kakak baru saja sampai, mau ganti baju dulu, kalian main duluan aja ya nanti Kakak ikut gabung," ucap Lalita yang diangguki oleh mereka.

Lalita pun masuk ke dalam rumah, aroma masakan dari arah dapur berhasil mencuri perhatian Lalita, dia pun mengurungkan niatnya untuk menuju ke kamar dan memilih untuk melihat ke dapur.

"Aromanya sangat harus sampai tercium dari luar," ucap Lalita ketika sampai di dapur.

Lalita melihat Ibu panti yang tengah memasak, dia terlihat bingung ketika melihat banyak sekali bahan makanan yang harus dimasak, dalam benaknya dia bertanya-tanya untuk apa Ibu memasak sebanyak ini? Apakah akan ada acara sesuatu? Lalita pun semakin mendekat untuk bertanya.

"Bu, masaknya banyak sekali, untuk apa?" tanya Lalita.

"Untuk kita makan dong, untuk apa Ibu masak jika bukan untuk dimakan," jawab Ibu panti tanpa melihat Lalita karena dia tengah sibuk mengiris bawang.

"Aku pikir akan ada acara sesuatu," ucap Lalita.

"Tidak ada, kamu baru pulang? Cepatlah berganti pakaian dan bantu Ibu untuk masak makan malam," ucap Ibu yang masih sibuk dengan pisau di tangannya.

"Baik, Bu," jawab Lalita dan langsung keluar dari area dapur untuk segera berganti pakaian.

Lalita sedikit bingung dengan semua ini, pasalnya Lalita yang sudah cukup dewasa itu sudah mengerti dengan keadaan panti saat ini, bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka kesusahan dan sekarang tiba-tiba saja Ibu panti masak makanan banyak dan adik-adiknya itu mendapatkan banyak makanan baru.

"Mungkin ada orang baik yang datang memberikan sumbangan untuk panti ini," gumam Lalita sambil mengenakan pakaiannya.

Lalita yang sudah selesai mengganti seragamnya dengan pakaian santai itu segera menuju ke dapur untuk membantu Ibu. "Apa yang perlu Lalita kerjakan, Bu?" tanya Lalita ketika sampai di dapur.

"Tolong kamu goreng ayam itu ya, biar ibu yang masak dagingnya," ucap Ibu yang diangguki oleh Lalita.

Rasa penasaran Lalita tak kunjung hilang, ditambah lagi ketika melihat ayam dan daging yang tengah dimasak di hadapannya. Dengan jumlah yang cukup banyak itu tentunya dibeli dengan uang yang cukup lumayan bukan? Lalita melihat Ibu panti sekilas kemudian kembali fokus pada ayam yang tengah dia goreng.

"Bu, masak sebanyak ini pasti untuk belanjanya mahal kan? Dan mainan baru adik-adik juga, itu dapat dari mana?" tanya Lalita

Ibu panti tersenyum. "Tadi ada pria yang kemarin sempat mengikuti kamu sampai ke panti, dia datang ke sini untuk meminta maaf karena sebenarnya dia tidak bermaksud menguntit kamu," ucap Ibu panti.

"Pria yang menguntitku? Terus dia ngapain?" tanya Lalita yang semakin dibuat penasaran.

"Dia datang ke sini hanya untuk meminta maaf, dan sebagai tanda permintaan maafnya dia memberikan sejumlah uang untuk panti asuhan ini dan adik-adik kamu mendapatkan mainan baru dan juga baju baru darinya," jelas Ibu panti.

Lalita menjadi bingung dibuatnya, tujuan pria itu mengikutinya sampai ke panti untuk apa jika tidak ada niat jahat, dan sekarang tiba-tiba saja dia begitu baik sampai memberikan sejumlah uang untuk panti asuhan sebagai tanda permintaan maafnya.

"Apakah dia bersikap baik kepada Ibu?" tanya Lalita lagi.

"Tentu saja, dia tidak jahat, dia sangat baik dan ramah," jawab Ibu dengan begitu antusias.

Lalita hanya mengangguk pelan, walaupun dia masih bertanya-tanya kenapa waktu itu pria tersebut mengikutinya. Sesaat Lalita menggelengkan kepalanya pelan, agar dia tidak lagi memikirkan hal tersebut, walaupun perasaannya sedikit tidak tenang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel