Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 6 : I Hate You

Raline tampak melihat lekat-lekat kepada dua orang sedang duduk di depan kelas yang ada di seberang kelasnya.

Kedua orang tersebut adalah Kanaya dan Tristan. Mereka tampak sedang menikmati menyantap bekal dari kotak makan siang berwarna merah muda itu.

"Sepertinya itu buatan Kanaya" Gumam Raline yang sedang duduk sendiri dan melihat dari dalam jendela ruang kelasnya, keakraban mereka berdua.

Dilihatnya, Sesekali Kanaya menyuapi Tristan satu potong sandwich yang ada di kotak makan siang itu.

******

Dalam perjalanan menuju Kantor.

Raline yang sedang fokus menyetir mobil terganggu dengan suara ponsel nya, ternyata dari "My enemy" yang tidak lain adalah Tristan.

"Jangan ganggu aku sedang sibuk menyetir" Jawab Raline ketus, setelah menerima panggilan dari Tristan.

"Setelah ini belok kiri" Ucap Tristan dari pengeras suara, untuk membimbing Raline yang sebelumnya sudah salah jalan.

Mau tidak mau Raline mendengarkan perkataan Tristan melalui sambungan panggilan suara di ponsel nya.

*

Waktu perjalanan yang mereka butuhkan untuk sampai di kantor lebih dari satu jam.

Raline tampak menghela nafas sesaat setelah berhasil memarkirkan mobil putihnya di Parkiran khusus untuk Direktur Utama.

Tristan terlihat juga baru memarkirkan mobilnya, lalu segera menghampiri Raline yang terlihat tidak baik-baik saja karena terlalu tegang.

"Keras kepala" Ucap Tristan sembari mengelus Rambut Raline.

"Sembarangan main pegang-pegang" Bentak Raline, lalu menepis tangan Tristan.

"Ingat ini kantor, saya atasan anda !" Ucapnya ketus.

Langkah kaki Raline terlihat angkuh, segera menuju ke dalam kantor. Ia ingin cepat-cepat menghindar dari Tristan yang membuatnya jengkel terus menerus.

Cukup banyak alasan kenapa Raline membenci seorang Tristan, disamping Tristan pernah menolak cintanya dan juga membuang surat cinta yang sudah ia simpan selama dua tahun.

Alasan sebenarnya adalah karena Raline yang menaruh curiga kepada Tristan dan Kanaya yang tampak baik-baik saja saat bertemu kemarin, padahal dirinya mengetahui bahwa Tristan sangat menyukai Kanaya sewaktu sekolah dulu, Raline menduga bahwa Tristan dan Kanaya hanya menginginkan harta nya saja.

Pak Anton dan Anita tampak sudah berada di depan pintu masuk. Mereka sedang menunggu atasan mereka tersebut.

Tetapi karena sudah merasa kecewa dengan Pak Anton, Raline hanya melewatkan Pak Anton dan Anita yang sudah menunggunya, dan terus berjalan ke depan.

Langkah kaki Anita dan Pak Anton mengikuti Raline yang tampak terburu-buru menuju Lift.

"Bu, ini jadwal Hari ini. nanti siang ada rapat dengan investor bersama dengan GM" Ucap Anita sembari berjalan menuju lift, baru memperlihatkan Dokumen yang ada di tangannya.

"Ya sudah siapkan semua Dokumen nya" Ucap Raline, masih tampak dingin dengan raut wajah sinis nya.

*

Sesaat setelah masuk ke dalam lift.

"Pak Anton, mulai besok jemput saya kembali" Ucap Raline tegas.

"Tapi Non?" celetuk Pak Anton.

"Tidak ada tapi" Ucap Raline terdengar menahan perkataan di mulutnya.

*

Di luar ruangan Direktur utama..

"Ibu ada?" Tanya Tristan kepada Anita yang sedang duduk di meja nya.

"Iya ada pak" Jawab Anita, yang baru saja berdiri dan memberikan salam.

TOK..TOK..

Raline yang terlihat sibuk dengan dokumennya terganggu dengan suara ketukan dari luar.

"Masuk" Sahutnya.

Tristan yang baru saja masuk ke dalam ruangan Direktur utama, mengajak atasannya untuk menghadiri Rapat yang sudah terjadwal hari ini dengan Investor yang akan mengucurkan dana untuk proyek terbaru Perusahaan mereka.

Walaupun, Raline masih enggan melihat Tristan. Tapi, ia tidak bisa mencampuri urusan pribadi dengan pekerjaan. Karena kepentingan perusahaan lebih penting daripada rasa benci terhadap Tristan, pikirnya.

Kedua telapak tangan ini menutup dokumen yang sudah ia periksa dan tandatangani, lalu bangkit dari duduknya untuk menghadiri rapat yang akan dilaksanakan tiga puluh menit lagi.

*

Raline yang baru keluar ruangan memanggil Pak Anton yang sudah berdiri menyambut Atasannya yang akan pergi bersama manajer umum perusahaan ini.

"Pak Anton mobil sudah siap?" Tanya Raline, sesaat setelah keluar dari ruangan nya.

"Kata pak Tristan pakai Mobilnya saja non" Jawab Pak Anton.

"Pakai mobil saya saja, cepat siapkan " Ucap Raline tegas

Tristan yang ada disamping Raline, tampak menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar perintah Raline yang tidak boleh dibantah oleh Pak Anton.

*

Raline yang duduk sendiri di kursi penumpang, melarang Tristan untuk duduk disamping nya. Dengan terpaksa Tristan duduk disamping Pak Anton yang sedang mengemudikan mobil.

"Pak Tristan tolong periksa kembali dokumennya" Ucap Raline yang sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen, lalu memberikannya kepada Tristan.

Raline yang terkenal professional sangat berhati-hati dengan apa yang ia lakukan, tidak terkecuali dengan dokumen yang akan di presentasikan kepada para investor hari ini, ia tidak ingin memeriksa nya sendiri.

Tidak berapa lama mereka tiba di tempat pertemuan.

*

Gedung Tinggi tempat diadakannya Rapat.

Penampilan elegan Raline saat melangkahkan kakinya, menegaskan bahwa dirinya lah pemilik perusahaan Elektronik terbesar di Benua Asia.

Perhatian terlihat dari beberapa orang yang tengah berlalu lalang di lobby perusahaan investasi ini, menggambarkan dan menegaskan bahwa dirinya adalah wanita yang mendominasi.

Para investor menyambut Raline dan juga Tristan dengan ramah, sesaat baru saja memasuki ruangan rapat yang sudah dipersiapkan.

"Terimakasih sudah datang ke perusahaan kami, Ibu Raline"Ucap laki-laki berjas Hitam, sembari menyodorkan telapak tangan kanannya.

Raline menganggukkan kepala, lalu menyimpulkan senyumnya.

Tristan Tampak tidak menyukai interaksi Raline bersama laki-laki ini, tapi ia harus tetap profesional.

Rapat pun di mulai, Tristan sebagai Manajer umum mempresentasikan Proposal Proyek yang sudah di targetkan semester depan dengan sangat baik.

*

Setelah satu jam, rapat pertemuan dengan Perusahaan ini selesai dengan nota kesepakatan antar dua belah pihak.

"Baiklah semoga kerjasama ini berjalan dengan lancar" Ucap Raline setelah Rapat ini usai.

Mereka lalu berpamitan untuk kembali.

*

Di dalam mobil.

"Non, kata bapak hari ini makan malam dirumah bersama Pak Tristan" Ucap Pak Anton.

Raline menghela Nafas sekali lagi, terpaksa ia harus menuruti perintah sang ayah.

*

Setelah kesibukan di malam hari, Raline bersama dengan Tristan memenuhi undangan makan malam dari sang Ayah.

Ayah yang tadinya berada di ruang kerja, spontan keluar menyambut anak dan calon menantunya yang baru datang.

Pelukan hangat sang ayah tampak erat merangkul Raline dan juga Tristan.

Tatapan tajam Raline mengarah Ke Tristan yang juga menatap nya yang sekarang ada dipelukan Ayah.

"Ayo makan" Ucap Kanaya yang baru menghampiri mereka, terlihat Ramah.

Raline hanya membalas dengan raut wajah masam nya.

Sedangkan Tristan membalas ajakan Kanaya Dengan Ramah. Tatapan dingin Raline tertuju Ke arah Tristan yang sedang tersenyum simpul kepada Kanaya.

"Ck..Dasar Pembohong" Gerutu Raline yang melihat mantan sepasang kekasih itu saling bertatapan.

Walaupun Raline mengetahui kisah Kanaya dan Tristan ia tidak ingin Ayah sampai mengetahui hal itu, dirinya takut Penyakit Jantung sang ayah akan kambuh kembali.

Darmawan Admotjo sendiri harus istirahat total di Amerika setelah melakukan operasi Transplantasi jantung pada tubuhnya. Meninggalkan semua kesibukan sebagai Pimpinan tertinggi perusahaan miliknya, Setelah itu menyerahkan beberapa tanggung jawabnya pada anak tunggal nya.

"Sweety, Makan" Ucap Ayah sembari memberikan lauk yang tersaji diatas meja.

Tristan yang berada di samping Raline juga memberikan Sepotong paha Ayam untuk Raline makan. "Aku tidak rakus"Bisik Raline Kepada Tristan.

Senyum simpul Tristan terlihat sesaat mendengar Perkataan dari Raline. Sedangkan Kanaya sedang sibuk menyajikan beberapa Lauk yang masih ada di dapur.

"Duduklah, sayang" Ucap Darmawan kepada istrinya itu.

Raline harus menahan dalam-dalam emosi nya melihat suasana yang membuat nya tidak tahan untuk berlama-lama ada di meja makan ini.

*

Malam ini Ayah meminta Raline dan Tristan untuk menginap di rumah. Raline sebenarnya enggan untuk menginap, terpaksa menuruti permintaan sang ayah.

Kamar tidur bernuansa putih ini, Sudah beberapa hari lalu tidak berpenghuni, tetapi selalu dibersihkan oleh para pelayan setiap hari.

Tristan yang juga menginap di rumah besar ini, tidur di kamar Tamu tepat dii samping kamar milik Raline.

"Bu, tolong bawakan saya Cappucino" Ucapnya sembari duduk di ranjang besarnya ini,. melalui sambungan panggilan suara.

Pekerjaan yang masih belum selesai, membuatnya harus menyelesaikan semuanya di dalam kamar.

Beberapa panggilan suara masuk dari beberapa Staff yang terlibat dalam Proyek ini.

Kebetulan Manajer Umum ada disebelah kamarnya, jadi Ia tidak perlu repot-repot untuk menghubungi Tristan.

*

Dengan memakai Gaun tidur putih berbahan sutra miliknya, Raline melangkah kan kakinya untuk menemui Tristan yang ada di kamar sebelah.

TOK !

Beberapa kali Raline mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban apa-apa dari dalam. Langkah kaki Raline terdengar pelan mencari Tristan keberadaan laki-laki itu di beberapa sudut Ruangan, tapi tidak kunjung ia temui.

"Dimana dia?" Gumam Raline.

Ada satu tempat yang Belum dilihatnya,Taman bunga di belakang.

Kakinya lalu mengarah ke pekarangan belakang.

Pintu besar menuju taman bunga terbuka, langkah kaki Raline perlahan menyusuri taman dengan luas lebih dari 500 meter ini.

Tapi tubuhnya mematung seketika, menahan pergerakan langkah nya.

Tatapan mata nya menajam setelah ia melihat Kanaya dan Tristan sedang tertawa bahagia disana. Saling bertatapan dan mengobrol di tengah kebun ini yang akan terlihat sangat Romantis untuk sepasang kekasih.

"I HATE YOU" Gumam Raline Yang sedang menatap dingin mereka berdua, sembari mengepalkan kedua tangannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel