Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 - Kill Darrel 2

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Dareel tertawa kencang melihat kemarahan diwajah Alona, "kau sangat lucu sekali Alona!" serunya di sela tawanya. Alona hanya menatap Dareel dengan perasaan kesal, "kemarilah Alona..." ucap Dareel kemudian.

Alona menggeleng, dia tidak sudi berdekatan dengan Dareel.

"Jika kau tidak mau kesini, aku akan mengirim video ciuman panas kita kepada Delon..." ancam Dareel kembali dengan salah satu alis terangkat.

Alona berdecak sebal, lalu dia menghampiri Dareel dan naik ke atas ranjang dengan sangat terpaksa, dia tidak ada pilihan lain. Alona tidak ingin Dareel mengirim video terkutuk itu kepada Delon, bisa-bisa hubungannya berakhir. Dia tidak ingin mempertaruhkan hubungannya dengan Delon, biarlah dia menderita.

Dareel tersenyum penuh kemenangan ketika Alona menuruti perintahnya. Alona menjauhkan sedikit tubuhnya ketika Dareel ingin memeluknya.

"Sudah malam Alona, kita harus tidur. Besok pagi kita banyak sekali perkerjaan..." ucap Dareel tersenyum manis.

Alona menatap Dareel dengan pandangan heran, Kita? Tanya Alona dalam hatinya.

Lalu Dareel membawa Alona ke dalam dekapannya, jemari Dareel mengusap lembut rambut Alona saat wanita itu merebahkan kepalanya di dadanya. Malam ini sepertinya Dareel bisa tidur dengan nyenyak. Setiap dia susah tidur, dia selalu meminta Alona untuk menemaninya tidur.

Dareel bisa tidur dengan nyenyak, tetapi tidak dengan Alona. Dia harus berjaga sepanjang malam, dia tidak ingin Dareel melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya. Pada akhirnya Alona terlelap nyenyak di pelukan Dareel, dia tidak bisa menahan rasa mengantuknya lebih lama lagi.

♥♥♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥♥♥

Keesokan paginya...

Dareel membuka kedua matanya sambil merenggangkan otot-ototnya yang kekar. Matanya menyipit ketika mendengar suara dengkuran halus disampingnya, Dareel kemudian menoleh. Sedetik kemudian senyumnya melebar, dia lupa jika Alona tidur bersamanya. Pria itu memandangi wajah Alona yang tengah terlelap nyenyak, Alona terlihat damai disana. Jemari Dareel menyusuri wajah Alona, saat ingin mencium pipi wanita itu tiba-tiba ponselnya berdering.

Dareel langsung mengambil ponselnya dari atas nakas, keningnya berkerut ketika nomor yang tidak dikenalnya menelponnya. Dia paling malas menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenalnya. Dengan terpaksa Dareel mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo?" serunya dengan suara serak.

"Mr. Dareel! Dimana Alona?!" tanya seseorang itu penuh amarah.

Dareel berdecak kesal, dia sangat tahu pemilik suara itu, "bersamaku!" jawabnya malas dan langsung mematikan sambungan teleponnya, "ganggu ajah!" keluhnya.

Kemudian dia bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi, dia ingin menyegarkan tubuhnya sebelum Alona bangun dari tidur indahnya.

♥♥♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥♥♥

Alona mengerjapkan kedua matanya ketika mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Tidak lama Alona bangkit dari tidurnya ketika nyawanya sudah berkumpul, lalu dia berjalan keluar dari kamar Dareel dengan tergesa-gesa. Dia harus segera keluar dari apartement terkutuk ini sebelum Dareel selesai mandi. Dia tidak ingin berlama-lama berada di dekat atasannya yang super gila itu. Ketika berada di ruang tamu, dia langsung mengambil tas kecilnya. Kemudian dia membuka pintu apartement dan menutupnya dengan sangat pelan.

"Ya Tuhan!" pekik Alona terkejut saat melihat Delon tepat berdiri dibelakangnya ketika dia berbalik. Melarikan diri dari atasannya diam-diam terasa seperti ini membuat jantungnya berdebar kencang, dia sangat takut ketahuan oleh Dareel.

"Alona, kau menginap di apartement Dareel?!" tanya Delon berteriak penuh amarah ketika melihat kekasihnya itu baru saja keluar dari apartement musuhnya itu.

Delon tidak percaya Alona menginap di apartement Dareel. Dia sangat cemas dan khawatir ketika kekasihnya itu tidak mengangkat telepon darinya. Tingkat kecemasannya semakin tinggi ketika dia menelepon Dareel untuk menanyakan keberadaan Alona, ternyata kekasihnya itu bersama Dareel. Semalam suntuk dia tidak bisa tidur memikirkan Alona, ingin rasanya dia membunuh Dareel!

Alona langsung menutup mulut Delon, "aku akan menjelaskan padamu nanti!" bisiknya dan menarik Delon dan pergi segera mungkin dari apartement terkutuk ini.

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Dua jam kemudian...

Dareel baru saja tiba di kantornya. Setelah memarkirkan mobilnya dia memasuki kantornya dengan senyuman khasnya. Semua karyawannya menyapanya, Dareel membalas sapaan mereka dengan senyuman hangat.

"Pagi pak..." sapa salah satu karyawan wanitanya bernama Citra.

"Pagi Citra!" balas Dareel, "Kau terlihat cantik pagi ini," pujinya membuat wajah Citra bersemu merah. Kemudian Dareel melangkahkan kakinya menuju lift.

Setelah berada di lantai sepuluh, Dareel keluar dari lift dan berjalan menuju ruangannya. Langkahnya terhenti saat melihat Alona di mejanya yang tengah sibuk dengan beberapa dokumennya. Dengan langkah cepat Dareel langsung menghampiri Alona.

"Kenapa kau menghilang begitu saja pagi tadi?" tanya Dareel marah tanpa sedikitpun basa-basi.

Alona sangat terkejut dengan kedatangan Dareel, "Maaf pak, aku tidak membawa pakaian kerja, jadi aku pulang."

"Kau seharusnya meminta izin padaku!" protes Dareel.

"Tapi bapak sedang mandi, aku tidak mungkin meminta izin kepada bapak disaat bapak sedang mandi." Balas Alona.

Alona benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Dareel, jika dia meminta izin kepada Dareel sangat dipastikan pria itu tidak akan membiarkannya pergi. Karena Dareel, Delon marah kepadanya. Hubungan Alona dan Delon bisa-bisa retak karena ulah atasannya itu.

Dareel berdecak malas, lalu dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya, dia sedang malas berdebat dengan Alona.

Alona menghembuskan napasnya lega ketika Dareel menutup pintu ruangannya dengan begitu kasar. Alona tahu Dareel sangat marah kepadanya, tetapi dia tidak peduli, lebih baik Dareel marah kepadanya. Jika Dareel marah bisa membuat hidupnya aman. Dareel pernah sekali waktu marah dengannya dan selama dua minggu pria itu tidak menganggunya dan juga tidak meminta pertolongan darinya. Alona bebas merdeka jika atasannya itu marah dengannya.

Tiba-tiba telepon kantornya berbunyi membuatnya terkejut setengah mati, dengan perasaan kesal Alona langsung mengangkat telepon itu.

"Ke ruanganku sekarang!" perintah Dareel sebelum Alona membuka mulutnya.

Alona menghembuskan napasnya kesal, baru saja dia bernapas lega tadi. Dengan malas Alona bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju ruangan Dareel. Setelah berada di ruangan atasannya itu hatinya terus berdoa kepada Tuhan untuk melindunginya.

"Kau sedang sibuk?" tanya Dareel tanpa menatap Alona.

"Lumayan..."

"Tinggalkan pekerjanmu dan ikut denganku." Ucap Dareel.

"Kemana pak? Bukannya hari ini bapak ada rapat penting?" tanya Alona heran.

"Ya aku tahu! Aku membatalkan rapat itu kemarin saat kau cuti!" jawab Dareel sinis.

Alona menatap Dareel tidak percaya, "Batal?!" pekiknya.

Dareel mengangguk, kemudian memandangi Alona yang sedang menatapnya terngaga, "itu semua gara-gara kau Alona. kau melepaskan tanggungjawabmu pekerjanmu begitu saja!" ucapnya membuat Alona bingung.

"A-aku tidak melepaskan tanggungjawabku pak. Lagipula kemarin saat aku cuti tidak ada rapat pak dan rapatnya baru dilaksanakan hari ini, kenapa bapak malah membatalkannya?" tanya Alona heran.

"Suka-suka aku lah! Masalah memang buatmu?!" jawab Dareel menaikan salah satu alisnya.

Alona menggeram kesal mendengar jawaban Dareel, "ya sudah terserah bapak saja!" ujarnya dan berbalik, dia ingin segera keluar dari ruangan Dareel sebelum atasannya itu semakin membuatnya gila.

"Alona!" panggil Dareel ketika Alona ingin membuka knop pintu ruangan Dareel, "buatkan aku secangkir kopi." Perintahnya membuat Alona terkejut.

Alona kontan berbalik, "maaf pak, bapak bisa meminta mang Asep untuk membuatnya." Tolaknya dan mengusulkan salah satu office boy yang bekerja di tempat ini.

"Aku ingin kau yang membuatnya," ujar Dareel sambil mengedipkan salah satu matanya.

Dengan perasaan kesal Alona keluar dari ruangan Dareel, dia benar-benar membenci Dareel, sangat membenci atasannya itu. Lalu dia berjalan menuju pantry untuk membuatkan kopi hangat untuk atasanya itu.

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel