Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 - Curiga

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Saat ini Alona sedang menemani Dareel ke sebuah pameran mobil mewah di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Dalam satu bulan sekali, Dareel selalu meminta Alona untuk menemaninya ke Mall dari sekedar belanja maupun makan malam.

Wajah Alona terlihat cemberut di sudut stan sana, menemani Dareel adalah sesuatu yang sangat membosankan untuknya. Sudah lima jam dia menemani Dareel yang sedang sibuk memilih mobil-mobil mewah yang terpajang rapi di pameran ini. Padahal Alona sudah sangat lelah sekali, dia tidak begitu semangat menemani Dareel karena itu membosankan.

Dareel sangat menyukai mobil sport mewah. Pria itu sudah memiliki hampir dua puluh mobil mewah di kediaman orangtuanya, dan sekarang dia ingin membeli sebuah mobil sport mewah keluar terbaru. Ralat bukan sebuah tapi tiga buah mobil sport. Saking banyak uangnya membuat Dareel membeli hal yang tidak begitu penting bagi Alona.

Alona yang melihat Dareel tengah berbincang dengan sales mobil berdecak sebal, dia tidak habis pikir dengan kelakuan atasannya itu. Dareel selalu saja menghabiskan uangnya dengan membeli barang-barang yang tidak penting. Padahal Dareel sudah mempunyai segalanya, tetapi tetap saja Dareel masih harus membeli barang yang sudah dia punya.

Kemudian sepasang mata Alona memandang nanar mobil mewah yang tengah di sentuh Dareel, sepertinya pria itu akan membeli mobil itu. Harga satu unit mobil itu bisa membeli banyak rumah. Jika Alona menjadi Dareel, Alona akan menginvestasikan uangnya untuk membeli rumah dimanapun. Dia akan membuat rumah kontrakan yang banyak dan dia akan menjadi juragan kontrakan.

Dan jika itu terjadi, Alona tidak perlu lagi bekerja dengan Dareel karena dia sudah banyak uang hasil dari investasi kontrakannya itu. Sedetik kemudian Alona menghembuskan napasnya berat, angan-angannya itu tidak akan pernah terwujud dan sepanjang hidupnya dia akan terus menjadi anak buah Dareel. Alona sudah sangat yakin dengan hal itu.

Hidup Alona kini tengah dikendalikan oleh Dareel, apalagi saat ini Dareel memiliki senjata ampuh yang membuat pertahanan Alona runtuh, yaitu video rekaman ciuman mereka beberapa waktu lalu. Dareel selalu mengancamnya jika dia tidak menuruti semua keinginan pria itu. Padahal ciuman itu secara tidak langsung tidak diinginkan Alona, dia tidak ada pilihan lain selain memenuhi semua keinginan Dareel. Ingin sekali Alona marah kepada Dareel, tetapi dia tidak berani melakukan hal itu. Alona sangat mengenal Dareel, pria itu bisa melakukan apa saja. Daripada berurusan panjang dengan pria itu, lebih baik menurut saja.

"Alona!" panggil Dareel tiba-tiba membuat Alona terkejut, "kemari!" perintahnya.

Dengan malas Alona menghampiri Dareel, "ada apa pak?" tanyanya ketika berada dihadapan Dareel. Lagi enak - enak melamun malah di panggil.

"Bagaimana menurutmu dengan mobil ini?" tanya Dareel meminta pendapat dari Alona. Dareel selalu meminta pendapat dari Alona tentang apapun.

"Bagus," jawab Alona singkat tanpa menatap mobil yang ditunjuk Dareel. Sungguh dia sudah sangat malas sekali dan ingin segera pergi dari hadapan Dareel segera mungkin.

"Hanya bagus?" tanya Dareel balik, sepertinya dia kurang puas atas jawaban dari Alona. Bagi Dareel semua mobil di sini terlihat bagus.

Alona hanya mengangguk.

Lalu Dareel berpaling dari Alona, kemudian dia memandangi mobil itu kembali dengan sangat teliti. Tidak lama sales mobil menghampiri Dareel kembali, lalu sales itu menjelaskan spesifikasi mobil mewah itu.

Alona hanya menatap Dareel dengan pandangan malas bercampur sebal. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia langsung mengambil ponselnya dari tasnya. Senyumnya mengembang tipis ketika melihat Delon mengirim pesan whatsApp kepadanya. Dengan tidak sabar Alona membuka isi pesan dari kekasihnya itu.

Sayang, aku ingin bertemu denganmu... aku tunggu kau di tempat favorit kita satu jam lagi...- Delon-

Alona tersenyum bahagia, lalu jemarinya membalas pesan dari Delon.

Oke, ku pikir kau masih marah denganku... - Alona-

Tentu saja tidak, buat apa aku marah denganmu... Jika kita marahan, boss gilamu akan tertawa bahagia! – Delon -

Alona tertawa pelan membaca isi pesan Delon.

Baiklah, aku akan segera datang kesana... Love u... -Alona-

Setelah selesai mengetik pesan untuk Delon, Alona memasukan ponselnya kembali ke dalam tasnya. Kemudian dia melihat jam di tangannya, sekarang sudah pukul enam sore dan seharusnya jadwal kerjanya telah usai dari satu jam yang lalu. Lalu Alona menghampiri Dareel dan menyentuh bahu pria itu.

Dareel kontan menoleh, "Ada apa?"

"Pak sudah pukul enam sore, aku harus pulang." Ucap Alona.

Dareel langsung melihat jam di tangannya, kemudian dia menatap Alona kembali, "memangnya kau harus yah pulang?" tanyanya.

Alona mengangguk cepat, "ya tentu saja!"

"Hmm... tapi aku masih membutuhkanmu Alona, kau lihat kan aku belum selesai dengan urusanku." Ujar Dareel, dia mencoba menahan Alona agar wanita itu tidak cepat pergi dari sisinya.

Sebenarnya Dareel sudah selesai dengan urusannya dan dia juga sudah mendapatkan mobil sport yang dia inginkan sejak tiga jam yang lalu. Tetapi dia ingin menghabiskan waktu dengan Alona, semenit dia tidak bersama wanita itu membuat hatinya gelisah setengah mati. Dia sangat tahu Alona sangat kesal dengannya, tapi dia tidak peduli.

"Maaf pak, aku harus segera pulang. Sejak semalam aku tidak pulang dan aku tidak ingin membuat ayahku marah." Ucap Alona lirih, dia harus berbohong kepada Dareel agar pria itu mengizinkannya pulang.

"Oke baiklah," balas Dareel akhirnya membuat Alona menjerit gembira di hatinya.

"Terima kasih pak!" seru Alona menjabat tangan Dareel sambil menggoyangkan tangan itu.

Dareel hanya menatap Alona dengan pandangan aneh. Kemudian Alona pergi dari hadapan Dareel dengan hati bahagia, akhirnya dia bisa lepas dari atasannya itu.

"Alona!" panggil Dareel kemudian, langkah Alona terhenti seketika, "kau naik apa pulang?" tanyanya.

Alona berbalik, "mungkin naik ojek online..." jawabnya.

Dareel menghampiri Alona, lalu dia mengambil sebuah kunci dari saku celananya dan memberikan kunci itu kepada Alona. Wanita itu menatap Dareel dengan pandangan bingung.

"Pakai mobilku," usul Dareel.

Alona menggeleng, "tidak usah pak terima kasih!" tolaknya.

Dareel tersenyum, "tidak apa-apa Alona, pakai saja." Paksanya.

"Tidak pak, aku bisa naik ojek!" tolak Alona kembali.

"Jika kau menolak aku akan---"

"Baiklah, aku akan naik mobil bapak!" potong Alona kemudian sebelum atasannya itu mengancamnya kembali dan berkata 'aku akan memperlihatkan video ciuman panas kita kepada Delon'. Lebih baik dia menerima kebaikan atasannya itu.

Dareel tersenyum penuh kemenangan, tidak lama Alona pergi dari hadapannya setelah berpamitannya kepadanya. Tanpa diketahui oleh Alona, Dareel telah mencium bau kebohongan dari Alona. Yah, Dareel sangat tahu Alona pulang bukan karena keluarganya tapi karena wanita itu ingin bertemu dengan Delon kekasihnya yang aneh dan menyebalkan itu. Dareel sengaja menawarkan Alona pulang dengan mobilnya, mobilnya itu telah terpasang GPS dan Dareel akan tahu kemana Alona pergi.

♥♥ o(╥﹏╥)o ♥♥

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel