Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Aku melihat pria yang dipukul di lantai bahkan sudah tidak memiliki pergerakan lagi. Takut jika terus dilanjutkan, Kiano akan memukul orang itu sampai mati.

Tidak peduli lagi, aku berjalan maju menarik tangannya.

Kepalan tangan Kiano berhenti di atas udara, dia memalingkan wajahnya dan menatapku dengan mata yang merah.

Jantungku seolah terhenti sejenak, aku langsung menenangkan diri.

"Kiano, ada masalah kita bicarakan baik-baik."

"Alaira, masalah ini tidak ada urusannya denganmu, lepaskan aku!" Kiano menahan amarahnya.

"Apakah kamu ingin memukul orang itu sampai mati?"

"Itu juga bukan urusanmu untuk mengaturku!"

Dia dengan keras menghempaskan tanganku, membuatku kehilangan keseimbangan, terkejut sehingga terjatuh ke meja bar di belakangku.

Sakit sampai membuatku mengaduh dengan suara kecil.

"Nona Alaira ...." Danish terkejut sejenak, lalu segera berlari mendekat untuk membantuku.

Di saat ini, wanita yang sedari tadi duduk di lantai sambil menangis bangkit dan berlari menuju Kiano, mengulurkan tangan memeluknya erat-erat.

Dia terisak-isak berkata, "Kiano, jangan pukul lagi, kumohon ...."

"Jangan pukul lagi ...."

Baru Kiano menghentikan gerakannya, lalu memeluk wanita yang sedang menangis itu, suaranya jarang terdengar lembut.

"Maaf Bianca, aku sudah menakutimu."

Bianca Anjani berusaha keras menggelengkan kepala, lalu melemparkan diri ke pelukannya terisak-isak.

Aku mengangkat alis, dan berpikir dari mana datangnya begitu banyak air mata?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel