Bab 9 Biar Aku Saja
Setelah keluar dari rumah, Desmon pergi ke halte bis.
Perilaku Merlina barusan sudah mengecewakannya, tapi pembelaannya itu sudah tidak penting lagi, sekarang dia hanya perlu menagih hutang sebesar 4 miliar itu agar bisa meninggalkan Keluarga Adinata.
Tapi, dia tidak langsung pergi ke Kamar Dagang Empat Samudera, dia sedang menunggu bis menuju rumah sakit.
Dia masih mengkhawatirkan Cecilia.
"Sret——"
Lima menit kemudian, mobil BMW berwarna merah berhenti di sampingnya.
Kaca mobil diturunkan, muncul wajah Lea yang dingin, "Mau ke mana?"
Dengan datar Desmon berkata, "Rumah sakit."
Lea menghembuskan napas panjang, "Naik saja, aku bisa mengantarmu."
"Tidak perlu, kita tidak searah."
Desmon menolaknya tanpa ragu-ragu, "Kamu masih harus pergi ke kantor."
Dia tahu kalau Lea sudah mengetahui kebenarannya, kalau tidak, Lea juga tidak akan datang untuk mengantarnya, hanya saja, kalau Lea tidak meminta maaf, bagaimana mungkin dia akan mengampuninya?
Pengalaman selama satu tahun ini membuat Desmon menyadari, merendah dan mengalah tanpa prinsip hanya akan membuat semua orang meremehkannya.
Lea sedikit ragu-ragu, kemudian dia berusaha menenangkan pikirannya, "Hari ini waktuku sangat banyak, aku bisa mengantarmu ke rumah sakit."
Dia lanjut bertanya, "Kamu mau menjenguk Cecilia?"
"Benar."
Desmon menjawab, "Kondisinya tidak stabil, mungkin dia belum melewati masa kritis, aku mau melihatnya, mungkin saja aku bisa membantunya."
Tentu saja, dia juga mau berterima kasih pada Griselda atas buah ginseng pemberiannya.
Setelah memakan buah ginseng itu, Desmon merasa energinya meningkat pesat, setidaknya bisa membuatnya menghemat waktu selama lima tahun.
"Kamu bahkan tidak memahami buku medis, apa yang bisa kamu bantu?"
Lea menggeleng-geleng, tapi dia tetap berkata dengan dingin, "Naik, kita ke sana bersama-sama."
Desmon tidak berkata-kata, dia hanya menatap Lea dengan diam, kalau Lea meminta maaf, maka Desmon akan mengalah.
Lea berteriak, "Sudah belum? Kamu ini sudah besar, buat apa perhitungan seperti itu?"
Desmon tetap tidak berkata-kata.
"Terserah kamu mau naik atau tidak, kamu kira kamu ini siapa?"
Melihat Desmon diam saja, Lea langsung merasa kesal, dia sudah menunjukkan sikap sebaik ini, apa lagi yang diinginkan Desmon?
Dia melempar sebuah kantong kertas pada Desmon, lalu dia langsung pergi begitu saja.
"Plak——"
Desmon menangkapnya, setelah dibuka, ternyata isinya adalah susu dan roti daging.
Dia pun melamun sesaat, mengingat kembali masa-masa dia masih menjadi gelandangan...
"Huu——"
Jam sembilan pagi, Desmon sampai di Rumah Sakit Nebula.
Dia membeli sekotak jarum di departemen pengobatan tradisional, setelah menanyakan lokasi Cecilia, dia langsung naik ke lantai empat.
Setelah pintu lift dibuka, dia melihat Lea sedang berjalan membawa sekantong buah.
Dia berjalan melewati Desmon, seakan-akan Desmon tidak ada di sana.
Desmon tahu Lea adalah wanita yang mudah marah, jadi dia juga malas meladeninya, dia langsung berjalan ke depan ruangan Cecilia, kebetulan dia melihat Griselda yang sedang melamun di kursi panjang.
Wajahnya terlihat putus asa, seakan-akan dia sudah turun beberapa kilogram dalam semalam.
Walaupun wanita ini terlihat kuyu, tapi kecantikannya sama sekali tidak berkurang, tatapannya yang sedih bisa membuat orang merasakan kelembutannya.
Di sekelilingnya, ada belasan pria dan wanita berpenampilan mewah, tapi tidak ada seorang pun yang bersuara.
Suasana sangat muram.
Ini membuat Lea berhenti melangkah, mencari cara untuk menghibur Griselda.
"Bu Griselda."
Desmon langsung menghampirinya, "Bagaimana keadaan Cecilia?"
Griselda melamun sesaat, dia mengangkat kepalanya, langsung antusias ketika melihat kedatangan Desmon, "Penyelamatku, penyelamatku, kamu datang?"
Wanita kuat dengan harta puluhan triliun ini sama sekali tidak menunjukkan keangkuhannya.
"Kamu panggil aku Desmon saja."
Desmon menepuk bahunya, "Aku tidak pantas disebut sebagai penyelamat."
"Kamu sudah menyelamatkan Cecilia, itu berarti kamu adalah penyelamatku."
Kedua mata Griselda menunjukkan tekad yang kuat, "Kalau kamu memerlukanku, kamu bisa mencariku kapan saja."
"Kemarin aku sudah menamparmu, maaf."
Satu detik kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menampar pipinya sendiri dengan keras.
Desmon cepat-cepat menggenggam pergelangan tangannya, "Bu Griselda, aku tidak menyalahkanmu, aku bisa memahamimu."
"Kalau kamu merasa bersalah, kamu bisa melunasi hutangmu setelah Cecilia sadar."
Pergelangan tangannya yang lembut ini membuat Desmon lupa untuk melepaskannya.
"Saudara Desmon, kamu sungguh baik."
Griselda juga tidak menarik tangannya, membiarkan Desmon menggenggamnya begitu saja, "Aku akan mengingat kebaikanmu seumur hidup."
Melihat Desmon menggenggam pergelangan tangan Griselda, Griselda juga bersikap selembut itu pada Desmon, Lea pun sengaja mengeluarkan suara batuknya.
Membuat Desmon cepat-cepat melepaskan tangannya.
Griselda melihat ke arah Lea sambil tersenyum lembut, "Nona Lea, terima kasih kemarin kamu sudah mengajak semua orang untuk menyelamatkan anakku."
Lea menjawab, "Bu Griselda jangan sungkan-sungkan."
"Bu Griselda, bagaimana keadaan Cecilia?"
Sambil tersenyum Desmon berkata, "Apakah sudah melewati masa kritis?"
"Sangat bahaya."
Kedua mata Griselda menggelap, "Lukanya terlalu parah, kemarin sudah diberikan pertolongan pertama berkali-kali, tapi sampai sekarang masih belum melewati masa kritis."
"Pak Aldrich juga tidak bisa menyembuhkannya."
Dia menggigit bibirnya, menunjukkan hatinya yang sangat sakit.
Desmon menghiburnya, "Tenang saja, Cecilia adalah gadis yang beruntung, dia pasti akan baik-baik saja."
Kedua mata Griselda tiba-tiba bersinar, "Saudara Desmon, kemarin kamu bisa menyelamatkan Cecilia, kamu pasti memiliki keterampilan medis yang luar biasa, bagaimana kalau kamu memeriksanya?"
Dia juga sudah tidak memiliki jalan lain.
"Maaf, Bu Griselda, Desmon sama sekali tidak menguasai keterampilan medis, kemarin dia hanya beruntung."
Lea mau tidak mau mengatakan yang sebenarnya, walaupun dia juga berharap Desmon bisa menyelamatkan gadis itu, tapi dia tahu ini mustahil.
"Bu Griselda, dia benar, aku bukan dokter."
Desmon menjawab dengan jujur, "Dari dulu aku juga tidak pernah menyembuhkan orang."
Mendengar itu, Griselda langsung merasa murung, wajahnya yang cantik pun diselimuti dengan rasa sedih.
Walaupun Cecilia adalah anak adopsi, tapi setelah dibesarkan olehnya selama tujuh tahun, dia sudah menganggapnya sebagai anak kandungnya, kalau anaknya ini mati mendahuluinya, Griselda juga tidak mau hidup lagi.
"Bu Griselda, walaupun aku tidak pernah mempelajari keterampilan medis, tapi aku pernah membaca banyak buku medis."
Desmon langsung mengalihkan topik, "Kalau kamu memercayaiku, aku bersedia mencobanya."
"Tentu saja bersedia, tentu saja bersedia."
Kedua mata Griselda lagi-lagi bersinar, tidak tahu kenapa, dia sangat memercayai Desmon.
"Saudara Desmon, ikut denganku."
Griselda langsung menggandeng Desmon berjalan ke arah ruang pasien.
"Desmon!"
Lea menatap Desmon dengan panik, "Kamu jangan sembarangan, kamu bisa mencelakai orang."
Desmon tersenyum-senyum, "Tenang saja, aku pasti bisa menyelamatkan Cecilia."
Lea marah sampai menginjak lantai, "Bagaimana mungkin aku bisa tenang? Kalau kamu sembarangan, kamu bisa mencelakainya!"
Keberuntungan tidak akan selalu dimiliki oleh Desmon.
"Kamu ini sedang marah denganku? Kamu kesal karena aku tidak bersedia meminta maaf padamu?"
Lea tiba-tiba teringat sesuatu, "Baiklah, sekarang aku bersedia meminta maaf padamu, tadi pagi aku memang gegabah, tidak seharusnya aku memercayai ibu dan ikut memfitnahmu."
"Kalau kamu bisa memaafkanku dan berpikir dengan jernih, kamu bisa membalas tamparanku tadi setiap saat."
Dia mengira Desmon mau menyembuhkan Cecilia karena mau menentangnya dengan sengaja.
Dengan datar Desmon berkata, "Kamu memang tidak pernah memercayaiku..."
"Gawat! Napas pasien berhenti, cepat..."
Tiba-tiba alarm dari ruang pasien berbunyi, belasan dokter pun langsung berlari ke arah ruangan itu.
Selain pakar-pakar di rumah sakit, juga ada dokter tradisional yang dipanggil oleh Griselda.
Yang berjalan di paling depan adalah seorang pria tua berambut putih berumur 60an tahun, wajahnya masih terlihat bersemangat, penampilannya juga mewah.
Dia adalah dokter ajaib di Kota Nebula, Aldrich Lawang.
Dia adalah pendiri Balai Peremajaan Nebula, namanya sangat dikenal di dunia pengobatan tradisional, dia sudah berkecimpung dalam dunia medis selama lebih dari 40 tahun, puluhan ribu orang pernah disembuhkan olehnya, penghargaan yang didapatnya juga tidak terhitung jumlahnya.
Dia mendedikasikan setengah hidupnya di pengobatan tradisional, jadi dia sangat disambut dan dihormati oleh semua pihak di Kota Nebula.
Ketika mengetahui ada pasien yang membutuhkannya, dia berlari paling cepat.
Griselda dan Desmon juga mengikutinya.
Cecilia sudah tidak bernapas, alarm di berbagai macam alat sudah berbunyi, membuat jantung orang berdebar-debar.
Dokter penanggung jawab menyuntikkan hormon adrenalin dengan panik, juga menggunakan defibrilator untuk berusaha menyelamatkannya.
Tapi, keadaan Cecilia sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga tidak ada reaksi sama sekali.
"Cecilia!"
Griselda sudah menangis dengan keras.
Ketika elektrokardiogram sudah berubah menjadi satu garis lurus, wajah dokter penanggung jawab dan yang lainnya langsung memucat.
"Biar aku saja!"
Tiba-tiba, Dokter Ajaib Aldrich maju ke depan, mulai menusuk-nusuk tubuh Cecilia dengan enam jarum di tangannya.
Enam Jarum Peremajaan.
Dia mau mengumpulkan semua vitalitas terakhir yang dimiliki Cecilia.
Pertolongan pertama kemarin malam dan tadi pagi dilakukan oleh Dokter Ajaib Aldrich, sehingga Cecilia masih bisa bertahan hidup.
Tapi sayangnya, kali ini Cecilia tidak bereaksi sama sekali.
"Aih——"
Dokter Ajaib Aldrich lagi-lagi menusukkan enam jarumnya, tapi Cecilia masih tidak bergerak.
Dia menghela napasnya.
Sudah cukup!
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan!
Melihat Dokter Ajaib Aldrich menggeleng-geleng, suasana menjadi muram, wajah Griselda juga memucat.
Desmon yang berdiri di tengah-tengah sekumpulan dokter pun lagi-lagi melihat bayangan Cecilia yang muncul.
Tanpa berpikir panjang, dia langsung masuk ke dalam ruangan, menekan dahi Cecilia dengan keras, "Biar aku saja!"