Bab 8 Salah Paham
Keesokan harinya, ketika langit masih belum cerah, Desmon sudah turun dari sofa.
Dia tidak tidur semalaman, tapi dia masih sangat bersemangat.
Yang paling membuatnya panik adalah dia merasa ada api yang panas di dalam perutnya yang sedang membakar organ-organ dalamnya.
"Jangan-jangan karena buah ginseng itu?"
Tidak lama kemudian, Desmon sudah memiliki tebakannya, dia merasa ini adalah perubahan yang diakibatkan oleh memakan buah ginseng.
Aneh, bukankah itu hanyalah buah yang viral?
Selain itu, ini adalah pertanda keracunan, atau memang khasiat dari buah ginsengnya?
Desmon tidak tahu harus melakukan apa, di dalam benaknya, dia tidak memiliki cara untuk menghadapi efek dari buah ginseng ini, dia mau tidak mau naik ke atap untuk mempelajari Kitab Tai Chi.
Setelah bernapas beberapa kali, Desmon berhasil memadamkan api di dalam perutnya itu, energinya juga meningkat lagi.
Tapi yang membuatnya bingung adalah, muncul kekuatan yang besar di dalam tubuhnya.
Kekuatan ini terkadang meluap-luap, membuatnya sangat ingin memukul orang untuk melampiaskannya.
Dia berusaha menahan hasratnya untuk melakukan kekerasan ini.
Kemudian, Desmon menemukan tidak ada pergerakan sama sekali pada Giok Hidup dan Mati.
Sisi putihnya sudah meredup dan tidak bercahaya, sedangkan sisi hitamnya masih memiliki enam cahaya hitam.
Desmon berusaha mencari-cari di dalam ingatannya, tapi dia juga tidak menemukan cara untuk memulihkannya.
Ini membuat Desmon tidak bisa menggunakan Giok Hidup dan Mati untuk menyelamatkan orang, yang bisa disebut sebagai jalan pintas.
Dia mulai mempelajari pengetahuan medis yang diturunkan padanya.
Yang membuatnya kaget adalah pembelajaran hari ini jauh lebih efektif dari kemarin, ada banyak hal yang harus dipelajari olehnya, sekarang bisa langsung dipahami olehnya dalam sekejap.
Desmon mempelajari Jarum Ilahi Tai Chi.
Teknik jarum ini terdiri dari sembilan tipe, setiap tipe terdiri dari sembilan jarum, setiap jarum terdiri dari sembilan variasi, bisa menghentikan pendarahan, bisa menetralkan racun, bisa menghancurkan aura jahat, juga bisa membangkitkan orang yang mati, sungguh hebat.
Dan tipe yang pertama, adalah Sembilan Istana Pemulih Jiwa.
Mengingat nasib Cecilia yang masih tidak jelas, Desmon memutuskan untuk mempelajari Sembilan Istana Pemulih Jiwa sampai dia menguasainya.
Kemudian Delapan Diagram Penghancur Aura Jahat, Tujuh Bintang Memperpanjang Umur, Enam Jalur Penakluk Iblis, Lima Elemen Penstabil Darah, Empat Dewa Penetral Racun...
Setelah mempelajari Jarum Ilahi Tai Chi, karena masih ada sedikit waktu, maka Desmon memutuskan untuk mempelajari beberapa buku tentang seni bela diri...
Walaupun Desmon tidak suka berkelahi, tapi hari ini dia harus pergi menagih hutang, jadi dia harus mempelajari beberapa teknik untuk melindungi diri.
Tiga jam kemudian, Desmon merasa dirinya sudah berubah banyak.
Dia juga menemukan ada selapis kotoran yang berminyak dan lengket di tubuhnya, sangat menjijikkan.
Dia pun cepat-cepat mandi, menemukan luka bekas gigitan anjing sudah menghilang, kulitnya juga menjadi semakin putih.
Bahkan kekuatannya juga meningkat pesat, ketika sedang mandi, dia tidak sengaja merusak ubin keramik.
"Ah——"
Ketika baru keluar dari kamar mandi, Desmon mendengar teriakan Merlina dari ruang olahraga di lantai dua, dari suaranya, dia terdengar sangat menderita.
Awalnya Desmon tidak mau menghampirinya, tapi karena teriakan Merlina sangat keras, Ghafar dan Lea juga sedang pergi lari pagi, jadi dia memutuskan untuk naik ke atas meski ragu-ragu.
"Ibu, ada apa?"
Dia melihat Merlina sedang berdiri di atas matras yoga, kedua telapak tangannya ditempel dan diangkat tinggi-tinggi, mempertahankan gerakan yoga.
Tubuhnya yang padat dan ramping ini dibungkus dengan pakaian ketat berwarna hitam.
Dari dadanya yang menonjol sampai pinggangnya yang ramping, dari punggungnya yang mulus sampai bokongnya yang montok, dari kakinya yang panjang sampai ke pergelangan kakinya yang telanjang...
Semuanya menunjukkan kecantikan dan kedewasaan yang luar biasa.
Desmon mau tidak mau harus mengakui, ibu mertuanya ini sungguh menawan.
"Pergi kamu!"
Melihat Desmon menghampirinya, Merlina langsung berteriak dengan kesal, "Orang tidak berguna sepertimu tidak bisa membantu apa-apa, cepat panggil Lea ke sini."
Desmon mengerutkan keningnya, "Ayah dan Lea sedang pergi lari pagi, mungkin butuh beberapa saat sebelum mereka pulang..."
"Ah——"
Sebelum Desmon selesai berbicara, tubuh Merlina bergoyang, kemudian terjatuh ke atas lantai.
Desmon langsung berlari ke arahnya, menopang tubuh Merlina yang sedang terjatuh.
"Ibu kenapa?"
Di saat yang bersamaan, dia menemukan pose Merlina yang aneh, kedua telapak tangannya sedang ditempel dan diangkat tinggi-tinggi, sangat kaku.
Desmon menekan kedua tangannya.
"Ah——"
Setelah ditekan, Merlina langsung berteriak dengan keras, "Sakit, sakit, sakit."
Desmon bisa merasakan rasa sakit yang dialami Merlina, oleh karena itu dia langsung melepaskan tangannya.
Dia menggunakan Giok Hidup dan Mati di telapak tangannya, seketika ada beberapa informasi yang masuk ke dalam benaknya.
Kondisi: dislokasi tendon, aliran darah tidak lancar, harus segera diobati, atau tendonnya bisa keseleo dan pecah...
Alasan: yoga terlalu berlebihan...
Energi tidak cukup untuk memperbaikinya, bisa menggunakan Tangan Tai Chi untuk menekan beberapa titik akupunturnya...
Desmon meminta Merlina untuk berdiri kembali, "Ibu, kamu berlatih yoga sampai tendonmu tertarik..."
Merlina langsung memarahinya, "Omong kosong, cepat suruh ayahmu dan Lea membawaku ke rumah sakit..."
"Cepat, cepat, sakit sekali, aku tidak tahan."
Dia merasa tendonnya semakin tegang, tubuhnya juga semakin sakit.
Sudah tidak sempat lagi.
"Ibu, aku bisa menyembuhkannya, aku hanya perlu menekan beberapa titik."
Melihat wajah Merlina semakin memerah, Desmon langsung melihat beberapa titik akupuntur di tubuhnya.
"Kebetulan aku pernah menonton acara kesehatan sejenis ini."
"Pergi kamu, di saat seperti ini kamu masih mau membuat masalah?"
"Kamu bahkan tidak sebanding dengan tukang bersih-bersih di klinikku, bagaimana mungkin kamu bisa menyembuhkanku?"
Merlina menegurnya dengan wajah yang kesal, "Cepat pergi dari sini, jangan membuat masalah, aku saja sudah kesal setiap kali melihatmu."
"Ibu, sudah tidak sempat, kalau ditunda lagi, tendon di kedua lenganmu bisa pecah——"
Desmon langsung menggenggam lengan Merlina.
Sebenarnya dia tidak mau menolong Merlina, tapi dia tahu, kalau Merlina menjadi cacat, kehidupan Lea pasti akan menjadi terdampak, jadi mau tidak mau dia menolongnya.
"Dasar bajingan——"
Merlina syok melihat Desmon berani menyentuhnya, dia ini mau melecehkannya?
Sambil berteriak, dia mundur beberapa langkah ke belakang.
"Desmon, apa yang mau kamu lakukan?"
"Dasar binatang!"
"Aku adalah ibu mertuamu."
Dia bergerak mundur ke belakang, tapi Desmon sudah berada di depannya dan memegang kedua lengannya.
Kulitnya sungguh lembut.
"Krek, krek——"
Desmon menekan titik Yangchi (di punggung pergelangan tangan), Quchi (di siku) dan Tianjing (di siku), agar darah Merlina bisa mengalir dengan lancar.
Kemudian, jari Desmon pindah ke bawah.
"Krek, krek——"
Jarinya menekan titik Jianzhen (di bawah bagian belakang sendi bahu) dan Jianjing (di bahu) sekuat tenaga, lagi-lagi menghasilkan dua suara yang nyaring, membuat tendon Merlina kembali ke posisinya semula.
Setelah kedua lengannya sudah memulih, kedua tangan Merlina masih diangkat tinggi-tinggi, rasa sakit tadi sudah membuatnya panik.
Dia sudah ketakutan.
"Siuh——"
Ini sama sekali tidak menyulitkan Desmon, dia meletakkan kedua tangannya di atas celana Merlina.
Dia bersiap-siap untuk menariknya ke bawah.
"Binatang!" Teriak Merlina dengan marah, dia langsung menurunkan kedua tangannya, menahan celananya erat-erat.
Agar bisa berlatih yoga dengan bebas, dia tidak mengenakan celana dalam, hanya mengenakan celana ketat yang sangat tipis ini.
Bagaimana mungkin dia membiarkan Desmon melepaskannya?
Ketika Merlina sedang menahan celananya, Desmon lagi-lagi menekan titik Taixing (di punggung kaki) dan Fujie (di perut bagian bawah) sekuat tenaga.
Tubuh Merlina bergetar, semua rasa sakitnya sudah menghilang.
"Desmon, apa yang kamu lakukan?"
Tiba-tiba, Ghafar dan Lea muncul di pintu ruang olahraga, mereka berdua langsung berlari ke depan Desmon dan Merlina.
"Plak——"
Lea langsung mendorong Desmon, dengan kesal dia berkata, "Kamu berani melecehkan ibuku?"
Ghafar juga marah besar, "Dasar binatang, berani-beraninya kamu melecehkan ibu mertuamu di pagi-pagi seperti ini? Akan kubunuh kamu."
Dia melancarkan tinjunya ke arah bahu Desmon.
Mereka berdua baru pulang dari lari pagi, setelah mendengar teriakan Merlina yang keras, mereka langsung datang ke sini, melihat Merlina sedang marah, dan Desmon yang sedang menarik celana Merlina.
Sungguh memalukan.
Mereka pun yakin kalau Desmon mau melecehkan Merlina.
Tubuh Desmon bergoyang sesaat, lalu dia menarik kedua tangannya kembali.
Dengan penuh amarah Merlina berkata, "Cepat, cepat lapor polisi, agar bajingan ini dipenjara."
Lea juga menunjukkan wajah yang kesal, "Desmon, kamu adalah binatang."
Yang ditunjukkan Desmon kemarin membuat Lea merasa kalau Desmon sudah mulai berubah.
Tapi dia tidak menyangka, ternyata Desmon adalah bajingan!
Melecehkan ibunya?
Lea sungguh sakit hati!
Wajah Desmon tetap tenang, dengan dingin dia melihat Merlina, "Ibu, seharusnya kamu membelaku!"
Merlina melamun sesaat, setelah melihat kedua tangannya yang bisa digerakkan kembali, dia pun menyadari kalau barusan Desmon bukan melecehkan dirinya, tapi menyembuhkannya.
Hanya saja, dia tidak menjelaskannya pada Ghafar dan Lea, "Membelamu? Kenapa aku harus membelamu?"
Dia tersenyum sinis, "Memangnya kamu tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan?"
Merlina masih mengingat penghinaan yang sudah diterimanya di acara kemarin malam.
"Kamu sudah melecehkan ibu mertua dan tertangkap basah oleh kami, apa lagi yang bisa kamu jelaskan?"
Sambil menunjuk Desmon, Ghafar berteriak, "Pergi, cepat pergi dari sini."
Dia mau melapor polisi, tapi dia takut reputasi keluarganya rusak.
Desmon menatap Merlina, "Ibu benar-benar tidak mau membelaku?"
"Plak——"
Terdengar suara tamparan yang nyaring.
Lea melihat Desmon dengan kesal, "Kamu sudah melecehkan ibuku, sekarang mengancam ibuku untuk membelamu, kamu menganggap kami ini tidak ada?"
Wajah Desmon terasa sakit, muncul bercak lima jari di pipinya.
Desmon mengepalkan kedua tangannya, tapi setelah melihat wajah Lea yang pucat, dia pun membuka kedua tangannya kembali.
Desmon mengelus pipinya yang sakit sambil tertawa-tawa, setelah melihat Merlina sekilas, dia pergi meninggalkan ruang yoga.
Sebenarnya Lea masih mau menegurnya, tapi setelah melihat wajah Desmon yang kecewa, dia pun tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Tamparan barusan sepertinya membuat jarak mereka berdua menjadi semakin jauh.
Kemudian, Lea melihat kamera yang diletakkan di pojok ruangan.
Setiap kali, Merlina suka merekam dirinya yang sedang berlatih yoga.
Lea pun berjalan ke arah kamera, melihat rekaman videonya.
Tidak lama kemudian, wajahnya berubah.
"Ibu, Desmon bukan melecehkanmu, tapi kedua lengan ibu menjadi kaku ketika sedang berlatih yoga, dia membantumu untuk mengatasinya."
Lea juga memperlihatkan rekaman itu pada Ghafar dan Merlina.
Setelah melihatnya, wajah Ghafar juga berubah.
Tadi akal sehatnya sudah dikendalikan oleh amarahnya, tapi setelah melihat video ini, semua amarahnya langsung mereda.
Kalau Merlina benar-benar dilecehkan oleh Desmon, pasti Merlina sudah menghabisi Desmon, bukan hanya mengusirnya dari sini.
"Benar, kedua lenganku memang kaku ketika sedang berlatih yoga, dia menggunakan keterampilan medis yang payah itu untuk menolongku."
Merlina mendorong suaminya dengan kesal, "Lalu kenapa? Apakah aku memiliki kewajiban untuk menjelaskannya?"
"Kalian mau membelanya? Apakah kalian mau memukulku? Sini, bunuh saja aku, bunuh saja ibumu ini."
Dia sama sekali tidak mau mengakui kesalahannya.
"Kamu..."
Ghafar marah besar, menuduk Desmon bukanlah masalah yang besar, tapi masalahnya adalah dia sudah meninju Desmon.
Apa yang harus dia lakukan?
Merlina sudah melihat seluruh kejadian ini, tapi dia tetap tidak menghentikan Ghafar, juga tidak menjelaskan apa-apa, ini membuat Ghafar merasa bersalah.
"Bagaimana denganku? Bagaimana denganku?"
Merlina berteriak, "Keluarga Adinata sudah merawatnya selama setahun, tapi kemarin malam dia sudah mempermalukanku di depan banyak orang, memangnya aku tidak boleh mempermalukannya?"
Ghafar merasa dirinya sudah dipermalukan oleh Merlina, dia ingin cepat-cepat masuk ke dalam lubang untuk bersembunyi.
Lea juga pusing, "Ayah, ibu, kalian harus meminta maaf pada Desmon."
"Sembarangan, kenapa aku harus meminta maaf pada orang yang tidak tahu terima kasih itu?"
Merlina menolaknya, "Memangnya dia layak mendapatkan maaf dariku? Dia tidak takut tersambar petir?"
Lea meninggalkan rumah Keluarga Adinata...