Bab 7 Aku Mau Bercerai
"Kenapa dia tidak mati saja? Kenapa dia tidak mati saja?"
Ketika baru pulang ke rumah, sebelum pintu masuk tertutup rapat, Merlina yang dari tadi sedang menahan emosinya pun mengamuk.
"Usir sampah itu jauh-jauh, usir dia dari sini!"
Sambil menunjuk Desmon yang belum masuk, dia berteriak, "Pergi sejauh mungkin."
Desmon membongkar kepalsuan lukisan itu di depan banyak orang, bukan hanya mempermalukan Keanu, tapi juga membuat dia yang merupakan pemeran utama di acara itu merasa canggung.
Bahkan seorang pria yang tidak berguna juga bisa melihat kepalsuan lukisan itu, sedangkan dia dan Ghafar tidak bisa, bukankah itu berarti mereka tidak sebanding dengan pria yang tidak berguna ini?
Merlina juga tidak bisa memberitahu semua orang kalau dia sengaja membela Keanu.
Tentu saja, yang sebenarnya membuatnya marah adalah buah ginseng itu.
Harganya mencapai 6 miliar.
Juga memiliki khasiat untuk memperpanjang umur.
Buah ginseng semahal itu sudah dihabisi oleh Desmon seorang diri.
Harus diketahui, seharusnya buah ginseng itu bisa didapatkan oleh mereka berdua.
Ini membuat hati Merlina meneteskan darah.
Rasanya seperti ada lotere senilai 6 miliar yang tercuci di dalam mesin cuci.
Dia malu, dia marah, dia kesal.
Tapi dia tidak akan menyalahkan Keanu dan istrinya, dia hanya akan membenci Desmon yang sudah menentangnya ini.
"Pergi dari sini, kamu dengar tidak?"
Merlina berteriak ke arah Desmon, "Keluarga Adinata tidak menginginkan orang yang tidak tahu terima kasih sepertimu."
Ghafar merasa pasrah, dia mau mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya dia tetap terdiam.
Desmon tidak masuk ke dalam, agar dia tidak mendengar kebisingan itu.
Setelah memiliki Kitab Tai Chi dan Giok Hidup dan Mati, Desmon pun menjadi sangat percaya diri.
"Ibu, apa salahku?"
Desmon sudah bukan lagi pengecut yang dulu, dengan tegas dia berkata, "Lukisan itu bukan pemberianku, tapi pemberian kakak ipar, kalau kamu mau menyalahkan seseorang, maka salahkan mereka yang memberikan barang palsu."
"Selain itu, kalian sendiri yang bilang kalau buah ginseng itu adalah sampah."
Desmon menatap tatapan Merlina yang tajam tanpa rasa takut, "Sekesal apa pun kamu sekarang, kamu juga tidak bisa membenciku."
"Kamu mengira aku tidak bisa melihat kalau lukisan itu palsu dan buah ginseng itu asli?"
"Aku sudah mengetahui semuanya dengan sekali lihat."
Dengan keras Merlina berteriak, "Tapi di acara seperti itu, apakah aku bisa mempermalukan kakak iparmu?"
"Kamu tidak bisa mempermalukan kakak ipar, tapi bisa mempermalukanku?"
Desmon tertawa-tawa, "Selain itu, kamu juga memutarbalikkan keadaan, ini sangat tidak adil bagiku."
Kening Lea mengerut, dia merasa Desmon ini sudah berbeda dengan yang dulu.
"Mempermalukanmu? Kamu hanyalah seorang menantu yang tidak berguna, kenapa tidak boleh dipermalukan?"
Merlina semakin mengamuk, "Memangnya kamu memiliki harga diri yang setara dengan kakak iparmu?"
"Kamu hanyalah seorang bapak rumah tangga yang hanya bisa mengerjakan tugas rumah, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan kakak iparmu yang merupakan bos perusahaan?"
"Setiap tahun, Keanu memberikan Keluarga Adinata uang ratusan juta, sedangkan kamu sudah menghabiskan uang Keluarga Adinata sebesar ratusan juta, bagaimana mungkin kalian berdua bisa dibandingkan?"
"Kamu seharusnya merasa terhormat karena aku bisa mempermalukanmu."
Sambil menunjuk Desmon, dia berteriak, "Terhormat, paham tidak?"
Menurut Merlina, Desmon memang pantas ditindas dan diperlakukan dengan tidak adil, kalau dia berani menentang, itu berarti dia mau membangkang.
Desmon hanya tersenyum-senyum tanpa mengatakan apa-apa, dia menatap Lea, dengan harapan Lea bisa membelanya.
Desmon tidak takut Merlina berbuat macam-macam, tapi dia berharap di saat seperti ini, dia tidak berdiri seorang diri.
Dia mau memberitahu dirinya, kalau dia masih memiliki seorang istri.
Lea menatapnya dengan dingin, menunjukkan kekesalannya saat ini, "Sudah, ini sudah malam, kalian jangan ribut lagi."
"Desmon, minta maaf pada ibu."
"Apa pun yang terjadi, ibu adalah senior, kamu sudah membuatnya marah, berarti kamu yang salah."
Pada akhirnya Lea tetap membela ibunya, "Cepat minta maaf pada ibu."
Ghafar juga ikut menasihatinya, "Desmon, minta maaf saja."
Sambil menunjuk ke arah luar, Merlina berteriak, "Aku tidak mau mendengar permintaan maafnya, aku mau dia pergi jauh-jauh dari sini."
Desmon maju selangkah, berkata dengan datar, "Ibu, aku mau bercerai dengan Lea."
"Baiklah."
Secara tidak sadar Merlina langsung menjawab, "Cerai saja..."
Tapi sebelum menyelesaikan perkataannya, dia sudah merinding, "Apa yang kamu katakan?"
Desmon mengulanginya lagi, "Aku mau bercerai dengan Lea."
Bercerai?
Suasana menjadi hening.
Merlina dan yang lainnya tercengang melihat Desmon.
Semua orang tidak menyangka Desmon bisa berkata seperti itu.
Menurut mereka, seharusnya Desmon akan berlutut meminta ampun sambil menangis.
Bagaimanapun juga Desmon hanyalah pria yang tidak berguna dan tidak memiliki pekerjaan, apalagi dia harus bergantung pada uang yang diberikan Keluarga Adinata untuk mengobati Naomi.
Tapi, dia mau bercerai dengan Lea.
Ucapannya itu bukan hanya membuat mereka syok, tapi juga membuat mereka panik.
Lea juga tercengang, "Kamu...mau bercerai denganku?"
"Bertemu baik-baik, berpisah baik-baik."
Dengan datar Desmon berkata, "Bagi Keluarga Adinata, aku sudah tidak bernilai lagi karena aku sudah berhasil mengubah nasib kalian, aku hanya akan membuat kalian semua kesal di sini."
"Lea, besok bawa buku daftar rumah tanggamu, kita pergi ke kantor sipil untuk mengurus perceraian ini."
Sikap Lea barusan sudah membuat Desmon kehilangan harapan atas hubungan mereka berdua.
Lea tidak pernah menganggap dirinya sebagai suaminya, semuanya hanyalah angan-angan Desmon saja.
Di dalam benaknya, dia lagi-lagi mengingat pertemuan pertamanya dengan Lea 18 tahun yang lalu.
Tapi setiap orang pasti bisa berubah, gadis kecil yang baik hati tapi pemarah itu, sudah tiada...
"Bercerai?"
Merlina tertawa-tawa, "Seorang pria yang hanya bisa bergantung pada istrinya juga berani menggugat cerai? Kamu menganggap dirimu adalah orang yang penting?"
Beberapa bulan ini, dia sudah meminta Lea untuk menceraikan Desmon lebih dari satu kali, tapi selalu saja gagal karena kejadian di luar dugaan.
Dari dulu, Merlina sudah tidak sabar melihat Desmon pergi dari rumah ini.
Tapi sekarang, dia tidak berpikiran seperti itu lagi, karena Desmon sendiri yang menggugat cerai Lea.
Dengan begini, bukan hanya putrinya, tapi seluruh Keluarga Adinata juga akan dipermalukan.
"Apakah kamu berhak menggugat cerai?"
Sambil menunjuk Desmon, Merlina berkata dengan kesal, "Tanpa Keluarga Adinata, kamu pasti akan mati kelaparan di luar sana dalam waktu dua hari."
Dengan tenang Desmon berkata, "Cerai saja, aku tidak mau berhubungan dengan Keluarga Adinata sedikit pun."
Tidak mau berhubungan dengan Keluarga Adinata sedikit pun?
Merlina tertawa-tawa, "Baiklah, kalau kamu mau bercerai, boleh saja."
"1 miliar itu tidak akan kuungkit lagi."
"Tapi selama satu tahun ini, kamu sudah makan, minum dan tinggal di sini, kamu berhutang budi pada kami."
Dia tiba-tiba meninggikan suaranya, "Kalau kamu mau bercerai, lunasi dulu hutangmu ini."
Dengan tenang Desmon berkata, "Apa yang harus kulakukan untuk melunasinya?"
"Kamar Dagang Empat Samudera berhutang pada Klinik Spring Breeze milikku sebanyak 4 miliar."
Merlina tersenyum sinis, "Kamu sehebat dan seberani itu, besok kamu harus mendapatkan uang ini kembali."
"Kalau kamu berhasil, aku akan langsung meminta Lea menceraikanmu."
Dia mau mendesak Desmon mati-matian, "Kalau tidak, kamu harus melunasi hutang ini apa pun caranya."
Wajah Lea langsung berubah, "Ibu..."
"Diam!"
Merlina memotong perkataan Lea, sambil menatap Desmon, dia berkata dengan dingin, "Apakah ada masalah?"
Desmon mengangguk, "Tidak ada."
Kemudian, dia melewati aula utama dengan tenang, naik ke lantai dua, berjalan ke arah kamar tidur Lea.
Kamar tidur Lea berbentuk kamar suite, di dalamnya terdapat aula kecil, di belakang aula kecil ada kamar dalam.
Lea tidur di kamar dalam, sedangkan Desmon tidur di sofa aula kecil.
Selama setengah tahun ini, mereka berdua hanya terpisahkan oleh sebuah tembok, tapi Desmon tidak pernah masuk ke kamar dalam, juga tidak pernah bersentuhan dengannya.
Terkadang Merlina juga menyindirnya kalau dia adalah anjing penjaga.
Desmon selalu berharap dirinya bisa tidur di ranjang besar di kamar dalam, tapi setelah satu tahun berlalu, Desmon tahu itu hanyalah khayalan yang tidak akan tercapai.
Malam ini, Desmon juga tahu kalau ini adalah saatnya untuk melepaskan semuanya...
Ketika Desmon baru duduk di sofa, Lea masuk ke dalam, dengan kesal dia berkata, "Desmon, kamu pikir kamu ini siapa? Apa kamu pikir kamu berhak membuangku?"
Tanpa ragu-ragu dia bertanya, "Atas dasar apa kamu bisa menceraikanku?"
Desmon sengaja menghinanya, "Kamu hanyalah seorang wanita gila yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, selain diceraikan, apa lagi yang bisa kulakukan?"
"Wanita gila?"
Lea tertawa-tawa, "Lalu kamu ini apa?"
"Kamu tidak memiliki pekerjaan, tugas rumah juga tidak dikerjakan dengan baik, juga harus meminta uang dari wanita gila untuk mengobati ibumu, kamu hanyalah sampah yang tidak sebanding dengan wanita gila."
Dia semakin membenci Desmon, selain pengecut dan tidak bisa berbuat apa-apa, tapi juga sangat angkuh.
Desmon tertawa-tawa, "Kalau aku adalah sampah, maka lebih baik kita cepat-cepat bercerai, agar kita tidak perlu bertemu lagi."
Lea marah besar, "Kamu tidak berhak menceraikanku, hanya aku yang bisa menceraikanmu."
"Kamu kira kamu bisa mendapatkan 4 miliar itu? Desmon, sadar diri sedikit."
Dia tersenyum sinis, "Sampah sepertimu juga tidak akan bisa menagih hutang dari Kamar Dagang Empat Samudera walaupun kamu berusaha selama 100 tahun..."
Setelah berbicara, Lea langsung keluar dengan kesal.
Dia tidak percaya Desmon bisa menagih hutang sebesar 4 miliar ini.
Tapi di dalam hatinya, dia memiliki perasaan yang tidak jelas, karena ketika sedang bertatapan dengan Desmon barusan, dia bisa melihat betapa tajamnya mata Desmon, selain itu, kedua matanya juga menunjukkan kepercayaan diri yang sangat tinggi...