Bab 12 Botol Anggur Menghantam Kepala
Sebenarnya Desmon mau cepat-cepat pergi ke Kamar Dagang Empat Samudera untuk menagih hutang, tapi dia dipaksa Lea untuk makan siang bersamanya.
Desmon bisa merasakan, dibandingkan dengan yang dulu, dirinya sudah lebih dianggap oleh Lea.
Jam 12 siang, mereka berdua memasuki Restoran Barat Aegea.
Sekarang adalah jam sibuk restoran, pelanggan pun berdatangan tiada henti.
Juga ada banyak mobil mewah yang parkir di luar restoran.
Hanya saja, kalau dibandingkan dengan gadis-gadis muda yang berdandan tebal ini, Lea memiliki aura yang lebih menawan dibandingkan mereka.
Ketika baru masuk ke dalam, ada banyak tatapan yang tertuju ke arah Lea.
Di antaranya ada pebisnis yang sukses, juga ada anak orang kaya.
Tentu saja juga ada pria muda yang sangat bersemangat.
Tapi Lea sama sekali tidak melihat mereka, dia duduk di meja pojok, memesan dua porsi steik, seporsi salad dan sebotol anggur.
Hari ini Lea mengenakan gaun indah yang membungkus tubuhnya yang menggoda.
Kaki putihnya yang tidak terbungkus dengan apa pun membuatnya semakin menggoda, kedua kakinya ini bergerak-gerak, membuat orang-orang meneteskan air liurnya.
Desmon juga harus meminum dua teguk limun untuk menahan nafsunya.
"Ingat, setelah makan, pergi tengoki ibumu, lalu nanti malam baru makan di rumah."
Setelah menerima telepon dari Merlina, Lea menatap Desmon, "Aku akan menenangkan emosi ibu."
"Kamu jangan pergi ke Kamar Dagang Empat Samudera untuk menagih hutang."
Dia khawatir Desmon benar-benar menuruti perintah ibunya dan pergi cari mati.
Dengan ragu-ragu Desmon berkata, "Lea, aku tetap mau mencobanya."
Kemarin dia sudah membuat Merlina marah besar, kalau hari ini dia gagal menagih hutang, mungkin Merlina akan menghinanya lagi.
Tentu saja, yang terpenting adalah dia mau cepat-cepat memenuhi keinginan Lea, yaitu bercerai.
Wajah Lea menjadi dingin, "Kamu sudah tidak mau menuruti perkataaanku lagi?"
Dengan datar Desmon berkata, "Kalau aku tidak mendapatkan 4 miliar itu, aku pasti akan dihina selama satu bulan."
"Aku minta kamu jangan pergi, maka jangan pergi, jangan banyak omong kosong."
Dengan kesal Lea berkata, "Aku akan mengurusnya, walaupun tidak bisa, biarkan saja dia menghinamu."
"Lebih baik dihina daripada patah tangan, kekuatan Kamar Dagang Empat Samudera tidak bisa kamu bayangkan."
Desmon tidak berkata apa-apa, hanya meminum seteguk limun.
"Ikuti kata-kataku."
Lea tetap bertindak tegas seperti biasa, sambil menatap Desmon, dia bertanya dengan dingin, "Sejak kapan kamu mempelajari keterampilan medis?"
Kalau tidak melihatnya secara langsung, dia tidak akan percaya Desmon bisa menyelamatkan Cecilia.
Bahkan sekarang, Lea masih merasa itu semua tidak nyata.
Suaminya yang biasanya tidak bisa melakukan apa-apa ini tiba-tiba bisa menyelamatkan Cecilia yang sudah mati, kalau diceritakan pada orang lain, mungkin tidak ada seorang pun yang akan memercayainya.
"Sebelumnya aku hanya mengerjakan tugas rumah, ketika sedang bosan, aku menonton televisi, jadi aku bekerja sambil menonton Kuliah Pengobatan Tradisional."
Desmon memberi penjelasan, "Aku melakukannya terus menerus, sesekali aku juga membaca buku medis milik ayah dan ibu, jadi aku menguasai sedikit pengobatan tradisional."
"Kamu belajar dari televisi?"
Lea langsung memahaminya, dulu Ghafar juga pernah diundang untuk tampil di Kuliah Pengobatan Tradisional yang disiarkan di Saluran 8 Kota Nebula.
Tapi program ini terlalu profesional dan membosankan, hampir tidak ada pemuda yang menontonnya, tidak disangka Desmon bisa menonton semuanya sampai menguasai sedikit pengobatan tradisional.
Ini bisa menjelaskan kenapa Desmon bisa menyelamatkan Cecilia, tapi tidak bisa berbuat apa-apa pada Naomi yang sudah diopname selama setahun.
Dia bisa menyelamatkan nyawa Cecilia benar-benar karena beruntung.
Setelah memikirkan ini, Lea pun langsung marah, "Kamu benar-benar berani, kamu berani menyelamatkan orang lain hanya karena menonton program televisi?"
"Kalau kamu gagal menyelamatkan Cecilia, kamu pasti akan dihabisi."
Wajahnya terlihat sangat marah, dari tadi pagi dia sangat cemas, bahkan sampai sekarang dia masih merasa sedikit takut.
Harus diketahui, Desmon tidak memiliki sertifikat dokter, kalau terjadi sesuatu pada Cecilia, dia pasti akan dipenjara.
"Tadi aku yakin bisa menyelamatkannya, karena kebetulan aku pernah melihat penyakit seperti ini di program televisi."
Desmon lagi-lagi menjelaskan, "Selain itu, saat itu Cecilia juga sudah mati, aku tidak akan bisa memperburuk keadaan meski gagal."
"Baiklah, yang kali ini lupakan saja."
Lea memberi peringatan, "Lain kali, jangan menyelamatkan orang lain secara sembarang, kamu harus mengetahui kemampuanmu seperti apa."
Desmon tidak menjawabnya.
"Aku tidak peduli denganmu, juga bukannya mau memberimu pelajaran."
Wajah Lea menjadi dingin, "Aku khawatir kamu mencelakai orang lain, sehingga Keluarga Adinata jadi ikut terlibat."
Desmon tersenyum pahit, dia mengira wanita ini mengkhawatirkan dirinya, ternyata yang dia khawatirkan adalah Keluarga Adinata...
"Selamat siang nona."
Seorang pelayan cantik datang membawa nampan.
"Ini adalah anggur yang diberikan oleh Tuan Muda Tristan."
Dia meletakkan Anggur Bordeaux seharga 10 juta di atas meja.
"Anggur dari orang lain?"
Lea dan Desmon melamun sesaat, kemudian mereka berdua melihat ke arah pandangan pelayan itu, di sana, ada seorang pria dengan pakaian Armani dari atas sampai bawah yang sedang mengangguk sambil tersenyum.
Muda, tampan, kaya, terlihat jelas kalau dia adalah orang yang sukses.
Di sampingnya, ada beberapa pria dan wanita berpenampilan mewah, yang sedang melihat Lea dan Desmon sambil tertawa-tawa.
Tanpa ragu-ragu, Lea menolak niat baik dari pria itu, "Maaf, aku tidak mengenalnya, tolong kembalikan anggur ini."
"Ini..."
Pelayan wanita mengerutkan keningnya, "Nona, Tuan Muda Tristan jarang-jarang seramah ini, saya harap Anda bisa menerimanya."
"Anda harus tahu, Tuan Muda Tristan itu tampan dan kaya, ada banyak wanita yang menggodanya tapi gagal."
"Dia bersedia memberi Anda anggur ini, bukankah Anda seharusnya merasa terhormat?"
"Saya tidak paham, kenapa Anda mau menolaknya?"
Pelayan cantik merasa Lea ini tidak tahu diri.
Tidak diragukan lagi, pemuda Armani itu adalah pelanggan tetap di restoran ini, juga memiliki hubungan dengan pelayan cantik ini.
Desmon tidak mengatakan apa-apa, hanya menunduk menyantap steik di depannya.
Seporsi steik ini seharga 760 ribu, dia tidak boleh menyia-nyiakannya.
"Kamu tuli ya?"
Dengan dingin Lea berkata, "Kembalikan anggur ini, kamu sudah mengganggu kami yang sedang makan."
Dia juga melirik Desmon sekilas, kedua matanya langsung menunjukkan rasa kecewa setelah melihat Desmon tidak berani ikut campur dalam masalah ini.
Tadi pagi dia mengira Desmon sudah berubah, tidak disangka ternyata Desmon masih selemah ini.
Hatinya pun menjadi dingin.
Melihat Lea tetap menolaknya, pelayan cantik pun kesal, "Nona, ini untuk kebaikanmu sendiri, Tuan Muda Tristan adalah orang yang hebat, dia sudah memberimu kesempatan untuk mendekatinya, seharusnya kamu menghargai kesempatan ini dengan baik."
Dia sangat tidak menyukai sikap Lea, merasa Lea sedang jual mahal, Tuan Muda Tristan sehebat itu, bagaimana mungkin Lea tidak mau mendekatinya?
"Dia lebih baik 100 kali lipat dari pria di sampingmu ini, kalau kamu melewatkannya, kamu pasti akan menyesal."
Dia juga melirik Desmon sekilas dengan sinis, dari tadi dia tahu Desmon ada di sini.
Tapi dia merasa, Desmon dan Tristan Oliver tidak bisa dibandingkan sama sekali.
Tanpa ragu-ragu Lea berkata, "Pergi kamu!"
Pelayan cantik melihat Lea dengan tatapan yang angkuh, "Nona, sudah cukup, jangan berpura-pura lagi..."
Lea memelototinya, "Panggil manajer kalian ke sini."
"Tak——"
Tiba-tiba, Tristan yang dari tadi mengamati dari kejauhan pun berjalan ke arah Lea sambil membawa segelas anggur.
Langkahnya sangat tidak biasa.
Dari ekspresinya juga terlihat kalau dia sangat menginginkan Lea.
Beberapa temannya mengikutinya dari belakang sambil tertawa-tawa.
"Tuan Muda Tristan memang hebat seperti biasa, dia mau merebut wanita orang lain di depan banyak orang?"
"Hehe, wanita yang disukai Manajer Tristan tidak akan bisa kabur, pada akhirnya, semuanya akan jatuh ke pelukannya."
"Selebriti sebelumnya itu, dia sempat memarahi dan meminta Tuan Muda Tristan pergi, tapi akhirnya, wanita itu tetap membuka selangkangannya setelah dibayar 4 miliar oleh Tuan Muda Tristan."
"Hari ini, lagi-lagi ada pertunjukan yang menarik..."
Ada banyak orang di dalam restoran yang mulai membicarakan hal ini.
Pelayan cantik juga menunjukkan senyuman bangga.
Kalau Tuan Muda Tristan turun tangan, Lea pasti akan menurutinya.
Lea lagi-lagi melihat Desmon sekilas, melihat Desmon masih tidak bereaksi, hatinya semakin kecewa.
Walaupun mereka berdua tidak pernah saling berhubungan, tapi secara hukum, mereka adalah sepasang suami istri, istrinya digoda dan dipermalukan oleh orang lain seperti ini, sebagai suaminya, seharusnya Desmon marah.
Terlalu pengecut, terlalu lemah, terlalu tidak berguna.
Dia jadi menyesal karena tadi pagi dia merasa salut dengan Desmon.
"Halo wanita cantik, namaku Tristan."
Tristan berdiri di depan Lea sambil tersenyum, "Hari ini kita ditakdirkan bertemu di sini, apakah kita bisa minum segelas anggur bersama-sama dan berteman?"
Dia sangat percaya diri dan tenang.
Tentu saja, dia juga mengabaikan keberadaan Desmon di sampingnya.
Lea sama sekali tidak melihatnya, dia hanya menatap Desmon yang duduk di seberangnya, "Desmon, sudah kenyang belum? Kalau sudah, kita pergi saja."
Pelayan cantik pun marah, "Tuan Muda Tristan sudah menghampirimu, tolong hormati dia sedikit, kalau Tuan Muda Tristan marah, kamu sendiri yang akan repot."
"Lembut sedikit pada wanita cantik ini——"
Tristan melambaikan tangannya ke arah pelayan cantik, lalu dia menggoyang-goyangkan anggur di tangannya sambil melihat Desmon yang sedang menyantap steik, "Tuan, aku menyukai wanitamu ini, kalau kamu sudah selesai makan, cepat pergi dari sini."
"Kamu tidak akan bisa melindungi wanita secantik ini."
Setelah berbicara, dia melempar sebuah kunci mobil Ferrari dan kartu Vila Blansay.
Beberapa temannya pun tertawa-tawa.
Pelayan cantik juga melihat Desmon dengan sinis.
Semua orang di dalam restoran melihat ke arah sini sambil tertawa-tawa.
Mereka semua mau mengetahui apa reaksi Desmon.
Setelah menelan sepotong daging yang terakhir, Desmon mengelap mulutnya dengan tisu.
Melihat Desmon tidak meladeni dirinya, kening Tristan mengerut, sambil menepuk-nepuk pipi Desmon, dia berkata, "Kamu tidak memahami perkataanku barusan?"
"Kamu sangat beruntung dalam percintaanmu, aku sungguh iri padamu, tapi konsekuensi yang harus kamu tanggung sangat berat."
Setelah berbicara, Tristan tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
Dengan datar Desmon berkata, "Apakah kamu tahu apa konsekuensi yang harus kamu tanggung dari menepuk-nepuk pipiku?"
"Konsekuensi? Kamu galak juga, aku mau tahu konsekuensinya seperti apa..."
Tristan tetap tertawa-tawa dan lanjut menepuk-nepuk pipi Desmon tanpa rasa takut.
Tapi kali ini, tangannya meleset.
"Bruk——"
Desmon melompat, menggenggam leher Tristan, lalu membanting kepalanya ke arah piring di atas meja.
Seketika, piring pun pecah dan pecahannya berterbangan ke segala arah, air-air berwarna merah bermuncratan.
Tidak berhenti sampai di situ, Desmon mengambil botol anggur dan menghantamnya ke kepala Tristan.
Blam!
Kepala Tristan langsung berdarah.
Tristan menggenggam meja dengan kedua tangannya erat-erat sambil menangis dan berusaha melawan.
"Ah——"
Beberapa wanita berteriak histeris, wajah beberapa pria berubah.
Lea juga berteriak, kejadian ini terjadi begitu mendadak.
Di saat yang bersamaan, hatinya juga bergejolak, untuk pertama kalinya, dia bisa merasakan rasa aman yang diberikan Desmon.
Satu detik kemudian, Desmon menendang Tristan dengan keras, "Pergi kamu!"