Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 7

Tidak ada cara lain lagi. Satu-satunya cara menghentikan keagresifan Tian Chun hanya dengan menyegel tubuhnya ke dalam peti es yang ditempeli banyak jimat. Tubuh Tian Chun akhirnya berhasil disegel, lalu dirantai dengan kuat, dan juga diberi formasi. Menurut pendapat Tetua Chonghua, Tian Chun yang saat ini sudah tak lagi bernyawa. Hanya menyisakan jasad kosong yang telah sepenuhnya menjadi boneka yang telah dikendalikan.

Setelah berhasil menyegel tubuh Tian Chun di sebuah goa, Ketua Sekte dan Tetua Chonghua akhirnya meninggalkannya dalam keadaan khawatir. Sedangkan di aula utama, para murid telah lama menunggu kedatangannya.

***

“Menurutmu … apa yang di maksud boneka hidup oleh Ketua Sekte?” tanya Mu Lan kepada Zhang Xu Feng yang sejak tadi hanya melamun sepanjang perjalanan menuruni gunung.

“Ah? Aku tidak tahu. Mungkin … .”

“Manusia hidup yang bisa memakan manusia. Zhang Xu Feng, hati-hati boneka hidup itu akan memakanmu. Haaarggh!” Mu Lan menakut-nakuti Zhang Xu Feng hingga berhasil mengejutkannya. “Ahahaha. Xu Feng … ternyata kau sangat penakut. Tenang saja, Ketua Sekta pasti hanya menakut-nakuti kita. Tidak ada yang namanya makhluk seperti itu,” tuturnya.

“Senior, tapi sepertinya Ketua Sekte bukan orang yang suka menakut-nakuti. Bagaimana jika ada hal semacam itu?” Zhang Xu Feng tampak serius.

“Kenapa? apa kau takut? Tenang saja. Jika bertemu, aku pasti akan membunuhnya,” cetus Mu Lan dengan percaya diri.

Langkah Zhang Xu Feng tiba-tiba terhenti setelah mereka sampai di sebuah perkampungan sepi yang terletak di bawah gunung. Tatapan Zhang Xu Feng mengedar ke sekitar, firasatnya tidak enak. Seperti merasa bahwa ada seseorang yang sedang mengawasi mereka.

“Zhang Xu Feng, apa yang kaulihat? Ayo, cepat. Kita harus segera menyelesaikan misi yang diberikan Ketua Sekte,” himbau Mu Lan.

“Huh … Senior, kenapa juga kau malah membawanya di kelompok ini. Dia hanya akan menjadi beban perjalanan,” keluh Mu Gang, adik seperguruan Mu Lan yang berhasil meraih peringkat 6 dalam turnamen.

“Hei, orang yang menganggap orang lain adalah beban hanyalah orang-orang yang lemah. Dia bukan beban, tapi tanggung jawabku karena aku adalah senior yang harus melindunginya,” cetus Mu Lan dengan tegas.

Ucapan Mu Lan seketika membuat Mu Gang tak dapat berkata-kata. Ia hanya tertunduk mendengarkan seniornya. Mu Lan, Mu Gang dan Zhang Xu Feng adalah satu kelompok karena tak ada seorang pun yang bersedia membawa Zhang Xu Feng bersama kelompok mereka. Kelompok dibagi berdasarkan nama marga guru masing-masing, sedangkan murid Guru Mu yang berhasil mendapat peringkat 10 besar hanyalah Mu Lan dan Mu Gang.

Tugas menyelidiki pergerakan Sekte Iblis telah diserahkan kepada kelompok lain. Sedangkan Mu Lan dibebankan tugas lain, yakni mengantarkan sebuah artefak magis bernama Permata Empedu Merak ke Istana Lize Kekaisaran.

Kaisar Li pernah menitipkan sebuah artefak magis bernama Permata Empedu Merak agar dijaga oleh Sekte Taiyun, sebab khawatir membahayakan Keluarga Kaisar jika disimpan di Istana. Selama ini, ada beberapa orang berilmu tinggi yang telah berhasil membobol istana demi menemukan satu artefak magis yang tersimpan di istana. Karena benda itu sangat penting, maka Kaisar Li akhirnya memercayakannya kepada Ketua Murong yang juga sahabatnya.

Sedang, akhir-akhir ini banyak rakyat yang menderita penyakit aneh. Permata Empedu Merak dikenal sebagai pusaka yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, Kaisar Li membutuhkannya kembali.

“Apa kalian tidak merasa ada yang mencurigakan di sekitar sini?” tanya Zhang Xu Feng dengan was-was.

“Tidak ada. Mungkin hanya perasaanmu saja,” celetuk Mu Gang dengan ketus. Tampak jelas dari raut wajahnya jika dia sama sekali tidak menyukai Zhang Xu Feng.

“Xu Feng, sepertinya kau terlalu khawatir. Sebelumnya, memang pernah terjadi pembantaian di desa ini. Mungkin itu sebabnya aura di sekitar sini terasa dingin dan asing,” kata Mu Lan.

“Ah, benar juga,” pikir Zhang Xu Feng usai mengingat kejadian sebulan lalu.

“Ayo kita pergi. Jangan sampai menunda perjalanan,” himbau Mu Lan.

Setelah terhenti beberapa saat, mereka bertiga akhirnya beranjak melanjutkan perjalanan. Sekilas, Zhang Xu Feng menoleh ke belakang kala merasa ada sosok lain yang sedang mengawasi. Namun, ketika berbalik, ia tak mendapati siapa pun.

“Aneh. Ah, mungkin hanya perasaanku saja,” gumamnya.

Faktanya, insting Zhang Xu Feng tidak salah. Bukan hanya perasaannya saja, melainkan sejak tadi memang ada orang yang tengah mengawasi mereke bertiga. Sosok itu bersembunyi di antara perumahan-permuahan kumuh desa itu. Bahkan tidak hanya satu orang saja, tetapi ada dua orang yang mengikuti.

“Haruskah kita merebutnya sekarang juga? Mereka tampak seperti murid biasa. Kita selesaikan dengan cepat, lalu memberikannya kepada Pemimpin,” ujarnya.

“Tidak sekarang. Kita masih berada di dekat Sekte Taiyun. Jangan sampai mengacau, kita tunggu setelah mereka berjalan lebih jauh,” balasnya.

Perjalanan menuju istana Lize cukup jauh. Sebenarnya, akan lebih cepat jika mereka terbang menggunakan pedang. Namun, sebelum itu Ketua Sekte telah memperingatkan agar para murid Sekte Taiyun jangan terlihat mencolok, karena perjalanan mereka kali ini cukup rahasia dan sangat berbahaya.

“Senior, apa sebenarnya kau tahu jalan menuju Istana Lize? Kenapa aku merasa sejak tadi kita hanya berputar-putar di tempat yang sama?” keluh Mu Gang.

Tampaknya, bukan hanya Mu Gang yang merasa demikian, begitupula Zhang Xu Feng. Juga tak dapat dipungkiri bahwa Mu Lan pun merasa ada yang salah.

“Aneh. Aku sangat yakin memang ini jalannya,” gumam Mu Lan sembari mengacak rambut poninya.

“Senior, mungkin karena kau sudah lama tidak turun gunung. Jadi, mungkin saja kau telah melupakannya,” imbuh Zhang Xu Feng.

“Entahlah. Tapi aku mengingatnya dengan jelas kalau memang ini jalannya. Kalian tahu sendiri ‘kan kalau aku berasal dari Kekaisaran Lize. Aku yakin tidak mungkin salah,” cetus Mu Lan dengan sangat yakin.

“Tapi, Senior. Apa kau yakin kita harus melewatinya sekali lagi, bahkan setelah tahu kita akan kembali ke sini lagi?” ulik Mu Gang.

Mu Lan hanya terhening tanpa menjawab, tetapi fokus mengedarkan pandangannya ke sekitar. Kemudian, ia menurunkan tubuhnya sembari mencabut rumput di tanah dan mengendusnya.

“Tidak berbau rumput. Sudah kuduga, pasti ada yang salah,” cetusnya dengan sangat yakin.

Tanpa menunda waktu, Mu Lan dengan gesit menarik pedangnya lalu menancapkannya ke tanah. Mengumpulkan essensi bumi, lalu mengarahkannya ke langit. Mu Lan berhasil menghilangkan formasi yang mengelilingi mereka bertiga.

“Ada sebuah formasi? Kenapa bisa?” Zhang Xu Feng bertanya-tanya keheranan.

Setelah formasi dipecahkan, rintikan serbuk hijau menghujani mereka bertiga. Entah mengapa, tubuh mereka bertiga tiba-tiba terasa lemah tak berdaya.

“Serbuk hijau ini beracun. Tutup hidung kalian,” himbau Zhang Xu Feng.

“Sudah terlambat. Akhirnya kalian jatuh ke dalam perangkapku. Tidak kuduga, ternyata semudah itu mengalahkan murid tidak berguna seperti kalian. Hahahaha!!!”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel