Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Serigala Malam.

Bab 03 Serigala Malam.

Setelah selesai memandikan Shimo Ling, Chu Ju memberikan bedak di sekujur tubuhnya, lalu memakai kain bersih membalutkan pada tubuhnya.

Setelah selesai, Chu Ju menggendongnya dan membawa keluar dari pondok. Wajah Shimo Ling yang putih semakin putih saat Ju Hua memberikan tambahan bedak.

Melihat kedatangan Chu Ju dan Ju Hua, Mu Jin dan Mu Liang segera berdiri, mereka buru-buru melihat putranya. Mata mereka berbinar-binar dengan kasih sayang, bibir mereka mengembangkan senyuman bahagia.

"Ini baru pria cantik... Hahaha" Mu Jin memuji ketampanan anaknya dan tertawa lepas karena bahagia.

"Huoamm...!" Shimo Ling akhirnya terbangun saat mendengar suara tawa, dia menguap dengan merentangkan kedua tangannya yang kecil.

"Lihat dia terbangun... Hahaha!!"

"Ya dewaaa... Lihat matanya yang indah!" Ju Hua berseru kagum melihat mata indah Shimo Ling yang memiliki dua warna hitam dan putih, dua bola matanya seperti terbelah dengan warna tiap sisi yang berbeda, mirip dengan bola mata ular dan kucing.

Warga desa segera berbondong-bondong datang di sekitarnya kediaman Mu Jin, mereka ingin melihat Shimo Ling yang sudah mandi. Mereka yang baru datang juga terpesona dengan wajah Shimo Ling yang semakin tampan.

"Lihat juga dahinya... Apa itu tanda garis keturunannya ?" ujar Mu Liang yang baru menyadari jika Shimo memiliki tanda di dahinya yang seperti mata.

"Bisa jadi. Anak ini luar biasa, aku yakin di masa depan menjadi pria yang hebat sesuatu!" harapan Mu Jin dengan menatap wajah putranya.

Shimo Ling melihat semua wajah-wajah baru ini, ia mengerutkan keningnya. Dia melihat wajah Chu Ju yang sedang menggendongnya, ia juga merasakan buah yang kenyal dan lembut milik Chu Ju yang menghimpitnya.

"Siapa kalian... Kalian ini?" tanya Shimo Ling kepada semua orang yang mengelilinginya, dengan tangan kiri menunjuk satu demi satu orang yang tidak dikenali.

Sontak Chu Ju dan semua orang kaget, Shimo Ling bisa berbicara. Kaum wanita menempelkan telapak tangannya di depan mulutnya sendiri. Dan kaum pria hanya membuka mulut hingga berbentuk oval.

"Hello...! Kakek, Nenek, Paman, Bibi, siapa kalian? Apa kalian adalah keluargaku?" sekali lagi Shimo Ling bertanya kepada semua orang.

"A-aku... Aku ini Ibumu, sayang, dan kami memang keluargamu sekarang!" akhirnya Chu Ju yang pertama kali menjawab dengan sedikit terbata-bata, ia tersenyum dengan menatap wajah Putranya.

"Ibu... Ibu... Ibuku...!" balas Shimo Ling yang sedikit kebingungan, sebab aura wanita yang menggendongnya berbeda dengan wanita yang memberikan energi agar tidak kesakitan saat terjatuh.

Shimo Ling mengerutkan kening, untuk mengingat lagi aura ibunya, tetapi dia menjadi lupa. Karena tidak bisa mengingatnya, akhirnya meyakinkan diri jika wanita yang menggendongnya ini adalah Ibunya.

"Iya, aku Ibumu, Sayang!" Chu Ju menegaskan dengan suara lembut yang penuh kasih, ia tersenyum lebar dengan tangan membelai wajah putranya.

Mu Jin tersadar dari keterkejutannya, dan segera memperkenalkan dirinya.

"Aku Ayahmu, Nak! Putraku memang hebat!" Mu Jin merasa bahagia mendapatkan putra yang ajaib.

"Aku, Bibi Ju Hua. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga kita." Ju Hua juga memperkenalkan dirinya, hatinya penuh kasih saat melihat mata indah Shimo Ling.

"Aku Mu Liang, Pamanmu."

Akhirnya semua warga memperkenalkan diri satu per satu kepada Shimo Ling yang sudah mereka anggap bayi ajaib, dan juga sudah menjadi bagian keluarga kecil Desa Bunga.

"Aku Shimo Ling... Shimo Ling, oke," ucap Excel Shimo dengan jari telunjuk dan jempol tangan kirinya membentuk lingkaran.

"Hahaha... Putra kita memang anak ajaib!" Mu Jin tertawa melihat kelucuan putranya.

"Kepala Desa, jamuan sudah siap." seorang wanita dewasa memberitahukan kepada Mu Jin.

Segera semua orang merayakan kehadiran anggota baru yang sangat lucu dan ajaib. Semua orang tertawa gembira, hingga salah satu wanita bertanya kepada Chu Ju.

Wanita itu usia 29 tahun yang sedang memangku putrinya yang baru berusia 3 tahun. Wanita itu cukup cantik, tingginya 167 sentimeter, rambut hitam sepinggang, kulitnya kuning langsat. Wanita itu bernama Xiu Zan.

Sedangkan putrinya bernama Xiu Zhu, wajahnya oval dengan kulit putih, rambutnya sebahu yang di kuncir menjadi dua.

Xiu Zhu selalu menatap wajah tampan Shimo Ling sambil memakan paha ayam menggunakan tangan kanan. Ayah Xiu Zhu meninggal ketika melawan serangan binatang buas yang menyerang penduduk saat berladang.

"Siapa yang akan menyusui bayi ajaib ini, dia kan baru berusia 1 tahun?"

Semua orang baru sadar jika Shimo Ling harus meminum air susu ibu setelah Xiu Zhu bertanya. Semua orang saling bertukar pandang, karena sedang memikirkan siapa yang harus memberikan air susu ibu kepada Shimo Ling.

Sedangkan Shimo Ling, tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan mereka, dia hanya melihat ayam panggang di depan matanya terlihat begitu lezat hingga membuat air liurnya menetes.

Kemudian ia menggerakkan tangan kirinya, dengan mengeluarkan energi Qi, ia menarik paha ayam panggang itu.

Plak...

"Yes, aku dapat!" Shimo Ling kegirangan dan langsung mengigit paha ayam panggang itu dengan rakus.

Aksinya dilihat banyak orang, mereka hanya melongo melihat Shimo Ling yang bisa memakan ayam panggang di usia kurang dari 2 tahun.

"Hahaha... Kita rasa sudah tidak perlu lagi kebingungan dengan apa yang akan dimakan putraku!" ujar Mu Jin setelah tertawa terbahak-bahak saat melihat kelucuan putranya yang sedang makan.

"Jangan gitu, Sayang!" teguran Chu Ju yang segera memotong-motong paha ayam panggang itu, dan memberikan secuil daging dengan menyuapkan ke mulut putranya.

Anak-anak kecil segera mendekati Shimo Ling, dan banyak ocehan yang terlontar dari mulut mereka. Termasuk Xiu Zhu yang ingin paling dekat dengan Shimo Ling, matanya berkedip-kedip penuh minat.

"Shimo, ayo main!" ajak Xiu Zhu pada Shimo Ling yang masih berada di gendongan Chu Ju.

"Nyam... Oke, ayo!" jawab Shimo Ling dengan mulut penuh makanan.

"Putraku....!" Chu Ju kaget karena Shimo Ling melompat dari gendongannya.

"Astagaaa!"

"Bayi ini... Hahaha!"

Jelas tidak hanya Chu Ju saja yang kaget dengan kecepatan Shimo Ling dan kelincahannya, jantung mereka hampir dibuat berhenti saat melihat aksinya yang melompat dan mendarat dengan selamat.

"Ayo kejar aku!" tantang Shimo Ling kepada teman-teman barunya dengan mulut yang masih belepotan minyak saat dia makan tadi.

Tangan kirinya bersilat pinggang dan jari telunjuk tangan kanannya digerakkan ke depan dan belakang.

"Hahaha... Aku pasti menangkapmu, Shimo!" Xiu Zhu segera menanggapi dengan berlari ke arah Shimo Ling, teman-teman yang lebih tua juga mengejarnya.

"Ju Hua, kami serahkan Shimo dalam didikanmu. Latihan dia cara berkultivasi dan beladiri. Kami percaya karena kamu pernah menjadi murid Akademi Langit Abadi. Bakat Shimo sangat besar, jika dia dilatih dengan baik, dia akan menjadi sosok hebat di masa depan, dan juga menjadi kebanggaan Desa Bunga kita ini!" pinta Mu Jin kepada Ju Hua yang selalu memperhatikan Shimo Ling bermain.

"Dengan senang hati, Kepala Desa. Memang Shimo ini bayi ajaib. Di usianya yang masih 1 tahun, sudah memiliki kekuatan yang mengerikan.

Dia setara dengan murid dalam di akademi Langit Abadi... Hahmm...!" jawab Ju Hua kepada Kepala Desa, ia berhenti berbicara untuk menarik napas dan menghembuskan secara perlahan.

Ju Hua mengingat saat-saat hidup sebagai murid sangatlah keras, ia mampu memasuki pelataran dalam membutuhkan perjuangan yang melelahkan.

Sebagai murid luar, Ju Hua selalu mengalami penindasan dari murid dalam, selain itu persaingan antar murid luar juga sangat intens.

Ju Hua mampu menjadi murid dalam berkat kerja kerasnya selama lima tahun. Jika dilihat oleh kacamata Kultivator, waktu lima tahun tidaklah lama. Masih banyak rekan-rekannya yang gagal menjadi murid dalam karena basis kultivasinya merangkak seperti siput.

Ju Hua terus menatap Shimo Ling yang sedang kejar-kejaran dengan teman-temannya, lalu dia melihat ke arah Mu Jin dan kembali berbicara.

"Setelah usianya 15 tahun, aku tidak tahu sampai seberapa tinggi pencapaiannya. Tetapi, menurut perhitungan saya, Shimo akan berada di tingkat Raja ketika usianya 15 tahun. Di saat itu, dia sudah menjadi murid elit. Shimo pasti akan dikirim ke Benua Atas oleh pihak Akademi Langit Abadi sebagai murid elit...," Ju Hua berhenti sejenak, lalu membenahi rambut yang menutupi matanya

"Saat itu tiba, kita akan kesulitan untuk melihat punggungnya lagi, aku harap kebanggaan Desa Bunga masih mengingat tempat asalnya!" setelah berbicara, Ju Hua terlihat sedih. Ju Hua merasa kehilangan jika Shimo Ling melangkah kaki ke Benua Atas.

Banyak legenda di Akademi Langit Abadi yang Ju Hua dengar, jika seseorang yang hebat melangkah ke Benua Atas, pasti tidak akan pernah kembali lagi ke tempat asalnya.

Ju Hua khawatir jika Shimo Ling akan melupakan Desa Bunga dan semua orang. Semua orang juga ikut sedih jika Shimo Ling tinggal di Benua Atas.

"Seekor burung elang sejati tidak mungkin berdiam di satu tempat, dia pasti akan menjelajahi setiap tempat yang berbeda!" ujar Mu Jin yang merasa sudah kehilangan putra angkat yang sudah dia sayangi. Dia tahu jika sosok yang hebat tidak mungkin berdiam diri di tempat kelahirannya.

"Tidak, jangan bawa putraku ke akademi... Hiks!!" Chu Ju menolak rencana Ju Hua yang berniat membawa putranya memasuki akademik di saat besar nanti.

Chu Ju segera berlari menghampiri Shimo Ling, dan buru-buru memeluknya dengan erat dan menangis. Walaupun dia baru sehari memiliki anak, dia sudah sangat mencintai Shimo Ling seperti anak kandung sendiri.

"Kenapa Ibu menangis?" tanya Shimo Ling yang heran, melihat Ibu angkatnya yang jongkok dengan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.

"Jangan tinggalkan Ibu, Nak." jawab Chu Ju yang masih memeluk putranya.

"Aku tidak pergi ke mana-mana, Bu, aku kan sedang bermain," kata Shimo Ling dengan kepolosannya, lalu mengusap air mata Ibunya, dia tidak mengerti apa yang maksud ibunya.

"Iya, iya... Kamu boleh bermain sepuasnya, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, asalkan jangan pergi jauh dari Ibu!" ucap Chu Ju yang sedikit reda dari rasa takut kehilangan.

"Tentu, aku tidak akan tinggalkan Ibu dan semua orang. Lihat aku kuat, aku akan selalu jaga Ibu dan semua orang. Jika ada orang yang jahat, aku akan memukulinya hingga menangis, percayalah. Tapi, apa yang ibu ucapakan itu benar, kan? Hehehe! jawab Excel Shimo kepada Ibunya, lalu diakhiri dengan tawa renyah.

Shimo Ling ingin Ibunya tidak mengingkari janji. Naluri binatangnya segera keluar, feromon kebintangannya merembes keluar dari tubuhnya, saat merasakan buah kenyal Ibunya yang menempel di wajah.

Walau Chu Ju wanita tua berusia 132 tahun, tapi wajahnya itu masih terlihat seperti usia 50 tahun, karena dia juga seorang kultivator tingkat pemula level 5.

Tubuhnya juga masih terbilang layak dipandang mata pria, seandainya saja jika Chu Ju mau merawat wajahnya, dia pasti akan terlihat cantik.

Sayangnya, Desa Bunga sangat jauh dari kota, seandainya dekat sudah pasti Desa Bunga akan memperoleh segala kebutuhan penduduk desa.

Merasakan aroma yang wangi dan menggugah birahi, Chu Ju semakin memeluk erat Putranya, membenamkan wajah putranya di antara kedua dadanya. Dia melihat wajah Shimo Ling yang terlihat senang dipeluk.

"Istriku, kamu jangan terlalu banyak berpikir. Di saat itu tiba, kamu pasti akan berubah pikiran. Jika kamu ingin putra kita menjadi orang kuat, kita harus merelakan kepergiannya untuk belajar. Saat ini, kamu bisa selalu bersamanya hingga puas!"

Mu Jin segera mendekati Isteri dan berbicara dengan lembut, dia memikirkan masa depan Shimo Ling walaupun hatinya juga tidak ingin jauh dari putranya.

"Bibi Ju, apa yang di katakan Paman Mu benar! Saya juga tidak ingin berpisah dari Shimo. Saat ini, kita akan nikmati kebersamaan. Jika saat itu tiba, pasti semua pikiran akan berubah!" ujar Ju Hua yang berusaha menenangkan Chu Ju.

Semua orang juga ikut menenangkan Chu Ju dengan mengelilinginya.

Semua orang tidak mengetahui ketika kedua mata Shimo Ling mengeluarkan cahaya, dan dalam sekejap cahaya itu menghilang. Shimo Ling tersenyum aneh sambil terus membenamkan wajahnya di buah dada ibunya.

"Aku mengerti apa yang kalian bicarakan. Aku hanya saja tidak ingin kehilangan putraku satu-satunya!" Chu Ju berbicara setelah menenangkan pikiran dan hatinya.

"Bibi, kamu tidak usah kuatir, rencana ini masih lama. Ketika Shimo bisa berpikir sendiri, biarkan dia yang memutuskan tujuan hidupnya!" sekali lagi Ju Hua meyakinkan Bibinya agar tidak terlalu banyak berpikiran.

"Aku masih lapar!" sela Shimo Ling dengan melepaskan diri dari pelukan Ibunya, lalu dia segera berlari menuju meja yang dipenuhi dengan makanan lezat.

Melihat tingkah bayi ajaib ini, semua orang Kembali tersenyum dan melanjutkan acaranya. Tidak terasa hari telah tengah malam, dan terlihat bulan yang selalu tertutupi awan.

Di dalam hutan dekat dengan Desa Bunga, terlihat banyak sepasang mata berwarna merah sedang mengamati situasi Desa Bunga. Mereka datang karena mendengar suara tawa dan juga mencium aroma daging panggang.

Terlihat air liur menetes dari mulutnya, terlihat juga taring yang tajam berlumuran darah. Mereka adalah Serigala Malam, yang memiliki bulu lebat dan berwarna hitam keabu-abuan.

Tubuh serigala itu dua kali lebih besar dari serigala pada umumnya karena faktor energi Qi (spiritual) yang padat di Benua Jiang Shan.

Shimo Ling memiliki garis darah Naga 12 elemen, semenjak sore telah merasakan kehadiran Serigala Malam, hanya saja dia diam dan tidak ingin mengganggu kebahagiaan keluarga barunya.

Biarpun Shimo Ling baru usia satu tahun, dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata orang dewasa. Selain memiliki garis darah Naga 12 elemen, dia juga memiliki garis darah seorang dewa dari kedua orang tuanya.

Ketika Shimo Ling pingsan, dia sebenarnya bisa melihat situasi di sekitar dengan kesadarannya, dan sengaja tidak segera bangun karena sedang bermain-main dengan Inti Api Bumi...

Serigala Malam keluar dari hutan, perlahan-lahan mulai bergerak menuju Desa Bunga. Mereka sangat licik dengan menyembunyikan tubuhnya di balik pepohonan dan semak belukar.

Para penjaga masih belum mengetahui jika desanya diincar oleh Serigala Malam. Mereka ikut menikmati hidangan dan minum-minum.

Untuk basis kultivasi para penjaga desa, rata-rata sangat rendah, berada pada tingkat Pemula level 1 hingga level 5...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel