Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Aksi Shimo Ling.

Bab 04. Aksi Shimo Ling.

Jumlah keseluruhan penjaga 40 pria, termasuk Mu Jin sebagai Kepala Desa Bunga, dan Mu Liang sebagai wakilnya. 8 pria lainnya sudah memasuki usia senja dan tidak mungkin mampu berkelahi.

"Xin Zhu, apakah kamu mau melihat kehebatan aku!" Shimo Ling ingin pamer kepada Xin Zhu putri dari Xin Zan.

Xin Zhu menjadi lengket yang selalu mengikuti Shimo Ling, walaupun mereka baru berkenalan. Semua anak-anak juga demikian, selalu saja ingin menempel.

"Tentu, permainan apa yang akan kamu mainkan?" tanya Xin Zhu yang penuh minat dengan menatap wajah Shimo Ling yang tampan, dan memiliki tanda lahir yang unik di pipi kanannya.

Tanda lahirnya itu seperti gambaran api berwarna hitam. Jika dilihat lebih dekat, tanda lahir itu juga terlihat hingga ke dilehernya. Tanda lahir itu semakin membuat Shimo Ling menarik, keren dan tampan, apalagi dengan adanya mata ketiga di dahinya.

"Apa yang ingin kamu lakukan, Sayang?" tanya Chu Ju yang penasaran, di saat Shimo Ling akan menunjukkan kebolehannya.

"Hehehe... Kalian semua lihat dan diam saja, oke!" Shimo Ling tersenyum misterius dengan kedua tangannya bersilat pinggang.

Segera Shimo Ling berlari menuju arah pintu pagar kayu, aksinya diikuti oleh banyak orang yang ingin tahu apa yang akan dilakukan bayi ajaib ini.

Xin Zhu juga mengikuti dibelakang Shimo Ling yang sedang berlari tidak terlalu lambat maupun cepat, sengaja dia lakukan agar Xin Zhu bisa mengikutinya.

Lalu Shimo Ling berhenti di depan tangga, dan mendongakkan kepalanya. Dia melihat pijakan kaki penjaga terbuat dari kayu.

"Haa haa! Shimo, apa yang ingin kamu lakukan disini?" Xin Zhu yang terengah-engah, segera bertanya, disaat Shimo Ling berhenti di tangga yang biasanya dijadikan pijakan kaki untuk naik ke atas oleh penjaga.

"Ayo, ikut aku!" ajak Shimo Ling dengan melingkarkan tangannya ke pinggang kecil Xin Zhu dengan sangat cepat.

Lalu Shimo Ling menekuk kaki kanannya dan menghentakkan telapak kakinya di tanah, dan, dia melompat...

Swosh... Tap...

"Astagaaa!!"

"Shimooo!!"

Lagi-lagi aksi Shimo Ling membuat detak jantung Ayah dan Ibunya ingin melompat keluar dari dadanya, saat melihat Shimo Ling melompat di atas kayu pijakan para penjaga desa sambil membawa Xin Zhu.

Xin Zhu sudah pasti kaget saat dirinya diajak melompat ke atap kayu, dia tadi hanya merasakan desiran angin menerpa wajahnya, sambil menatap wajah Shimo Ling.

Di saat mendarat dengan santai dan lembut, Xin Zhu semakin terpesona dan kagum dengan kehebatan Shimo Ling.

"Bagaimana, apa kamu menyukainya?" tanya Shimo Ling sambil melepaskan tangan dari pinggang kecil Xin Zhu.

Xin Zhu yang merasakan tangan Shimo Ling melepaskan pelukan. Seketika dia memeluk Shimo Ling karena takut terjatuh.

"Shimo, apa yang kamu lakukan, ayo cepat turun, Nak...!" Chu Ju yang paling khawatir melihat putra kesayangannya ini, segera dia memerintahkan Shimo Ling untuk turun.

Ju Hua segera melompat untuk menyusul Shimo Ling, dan mendarat tepat di belakangnya. Kemudian Mu Jin dan Mu Liang juga ikut menyusul.

"Jangan takut, Bu, aku ingin mengusir Serigala Malam itu!" jawab Excel Shimo dengan menunjuk ke arah hutan.

Sontak semua orang terkejut dan langsung waspada dengan melihat ke arah hutan, tetapi mereka tidak melihat apapun di hutan.

Jelas mereka tidak bisa melihat ke dalam hutan, karena basis kultivasinya sangat rendah dan sebagian penduduk juga bukan seorang kultivator.

Hanya Ju Hua yang bisa melihat Serigala Malam yang sedang bergerak perlahan. Tubuh Ju Hua bergetar saat mengetahui banyak Serigala Malam sedang menuju ke desanya.

Sebagai seorang kepala keamanan Desa Bunga, Ju Hua segera memulihkan diri dari rasa keterkejutannya.

"Penjaga, segera bersiap-siap melawan Serigala Malam. Semua wanita, anak-anak dan para manula segera bersembunyi di tempat perlindungan!" perintah Ju Hua dengan suara nyaring.

"Apaaa! Di-dimana Serigala Malam itu?" Mu Jin dan Mu Liang segera berteriak bersamaan karena terkejut dan takut.

Mendengarkan perintah Ju Hua, semua orang menjadi panik, dan anak-anak ketakutan dan menangis, para manula terlihat kebingungan.

"Tidak perlu, bibi. Mereka hanya serangga kecil. Semuanya tenang!" ujar Shimo Ling dengan segera agar semua orang tenang.

Entah kenapa semua orang langsung tenang dan tidak panik lagi, mereka seakan-akan percaya dengan ucapan bayi ajaib ini.

"Lihat ini...," kata Excel Shimo kepada semua orang, ia membuka mulut imutnya, lalu menyedot udara dengan mulutnya, sehingga perutnya penuh dengan udara dan membuncit.

Kemudian, Shimo Ling mengepalkan kedua tangannya, dan menekuk sedikit sikutnya ke belakang hingga sejajar dengan pinggangnya, kedua kakinya di buka sedikit lebar. Lalu dia menggerakkan udara dari perutnya untuk keluar....

"Roarrrrr....."

Seketika raungan Naga terdengar keluar dari mulut Shimo Ling ke arah dimana Serigala Malam sedang bersembunyi. Raungan Naga itu terdengar hingga mencapai radius 500 meter lebih dari lokasi Desa Bunga.

Bam.... Bam... Bam...

"Aouuuu...!!"

Lolongan Serigala Malam ketika terkena suara auman naga, tubuhnya terseret ke belakang dan menabrak pepohonan. Hanya dengan Auman naga, Shimo Ling membunuh banyak Serigala Malam

Ju Hua, Mu Jin, Mu Liang, Xin Zhu dan semua orang menjadi gemetaran saat mendengar auman Naga.

Mereka tidak menyangka jika bayi ajaib ini memiliki kemampuan suara Naga yang sangat ditakuti banyak orang.

Sebagian Serigala Malam yang masih hidup segera melarikan diri dengan badan yang berlumuran darah, darah itu keluar dari tujuh lubang di tubuhnya.

Radius 500 meter lebih dari pusat raungan Naga, seketika menjadi hening, tidak ada lagi suara jangkrik, dan serangan malam. Banyak binatang buas segera berlarian menjauhi area itu.

Desa Bunga juga menjadi hening setelah raungan Naga yang menggema, semua mata menatap wajah Shimo Ling dengan rasa ketakutan, penuh pemujaan dan kekaguman.

Semua orang masih terkejut dan tidak ada yang mengucapkan satu kata pun, mereka masih terus melihat wajah Shimo Ling yang terlihat polos dan lemah.

Di dalam hutan terlihat banyak cahaya berkedip-kedip, cahaya itu keluar dari tubuh Serigala Malam yang telah mati. Shimo Ling mengerutkan keningnya saat melihat cahaya itu.

Lalu ia mengangkat tangan kanannya ke depan dan merentangkan jari-jarinya. Dengan kekuatan Telekinesis, Shimo Ling menarik cahaya-cahaya itu.

Swosh Swosh Swosh...

"Inti binatang... Yes, aku dapat inti binatang!" Shimo Ling kegirangan saat inti binatang seukuran ibu jari berkumpul di telapak tangannya.

Seketika semua orang sadar dari keterkejutannya, dan melihat banyak inti binatang yang didapatkan oleh Shimo Ling.

"Hahaha... Putraku sangat hebat!!"

"Horeee, Shimo kamu hebat!"

Segera sorak sorai terlontar dari mulut setiap orang, mereka gembira setelah Shimo Ling berhasil mengalahkan para Serigala Malam, inti binatang itu adalah bukti jika ada binatang buas yang akan menyerang Desa Bunga.

Ju Hua juga ikut senang, ia membelai rambut Shimo Ling dengan kelembutan. Ju Hua tidak menyangka jika bayi ajaib ini mampu mengalahkan Serigala Malam dengan mudah.

"Ayah, Bibi. Apa daging Serigala itu tidak bisa di makan?" tanya Shimo Ling sambil menunjuk ke arah hutan.

Di hutan sudah banyak mayat-mayat Serigala Malam yang tergeletak di tanah.

"Tentu bisa di makan, Nak. Daging Serigala Malam sangat banyak manfaatnya. Penjaga, ambil semua Serigala Malam yang mati itu!" Mu Jin sangat bahagia, dan memerintahkan penjaga untuk mengambil mayat-mayat serigala.

Segera semua prajurit buru-buru menuju ke hutan yang tidak terlalu jauh, Mu Liang juga ikut menemani para penjaga. Mu Liang masih khawatir jika ada binatang buas di sekitarnya, karena itu dia mengikuti penjaga

Setelah beberapa saat.

"Ayah, aku tidak mau ini!" ucap Shimo Ling dengan geleng-geleng kepala dan memberikan semua inti binatang kepada Mu Jin.

"Hahaha! Nak, ini sangat berharga. Inti binatang bisa membantu kultivator untuk berkultivasi, harganya juga cukup mahal. Satu buah inti binatang buas yang memiliki kekuatan tingkat Master level 2, harganya mencapai 100 koin emas, dan kamu berhasil membunuh 15 ekor Serigala Malam!" Mu Jin tertawa melihat kepolosan putranya, dan menjelaskan karena ia pikir putranya tidak tahu apa-apa tentang inti binatang.

Shimo Ling memang tidak membutuhkan inti binatang itu, karena basis kultivasinya lebih tinggi dari para binatang buas yang telah mati. Dia butuh inti binatang yang memiliki kekuatan setara dengannya, atau minimal satu level di bawahnya.

Kandungan di dalam inti binatang berisi energi spiritual yang dibutuhkan oleh kultivator. Semakin kuat binatang, inti binatangnya semakin berharga.

Tidak butuh waktu lama, Mu Liang beserta para penjaga telah kembali dengan membawa 15 ekor Serigala Malam.

"Xin Zan, simpan di lumbung pangan. Untuk 3 ekor, besok di masak. Saat ini, hari telah larut, kita beristirahat!" perintah Mu Jin kepada Xin Zan ibu dari Xin Zhu.

Xin Zan memiliki tugas mengatur bahan pangan bagi penduduk desa, dia selalu mendistribusikan persediaan pangan untuk setiap penduduk dengan merata. Sebab itu, Desa Bunga masih mampu bertahan dari kerasnya hidup di dunia kultivator, serangan dari binatang buas dan para bandit.

Desa Bunga masuk wilayah bagian barat dari Benua Jiang Shan. Wilayah barat di pimpin oleh Raja Han.

Kerajaan Han memiliki pendukung kekuatan, yaitu Akademi, Sekte, klan besar dan kecil.

Akademi Langit Abadi, Sekte awan berkabut, Klan Wang, Klan Shu, Klan Li dan Klan Ming, adalah kekuatan pendukung Raja Han.

Desa Bunga sangat jauh dari kota terdekat, dan masuk dalam wilayah kekuasaan Klan Ming.

Setelah aksi raungan Naga yang dibuat oleh Shimo Ling, semua penduduk kembali ke pondoknya masing-masing.

Chu Ju menggendong putranya, dan membawanya untuk beristirahat.

"Bibi, aku akan tidur bersama kalian. Aku ingin dekat dengan Shimo!" pinta Ju Hua kepada Chu Ju.

"Ya, lagian Pamanmu sedang mendapatkan giliran jaga malam!" ujar Chu Ju dan menganggukkan kepalanya.

Shimo Ling juga terlihat lelah setelah mengeluarkan raungan Naga. Mereka bertiga memasuki kamarnya dan membaringkan Shimo Ling di tengah antara Chu Ju dan Ju Hua.

"Semoga mimpi indah, Nak!" ucap Chu Ju dengan mencium kening putranya.

"Oke!" jawab Excel Shimo setelah menguap, ia menutup matanya dan perlahan mulai tertidur.

Bibi dan Ibunya memeluk Shimo Ling yang sudah tertidur. Mereka berdua belum memejamkan matanya, terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Yang mereka tidak sadari, mereka menghirup feromon afrodisiak yang keluar dari tubuh Shimo Ling, feromon itu mempengaruhi hasrat Chu Ju dan Ju Hua. Mereka berdua secara perlahan mulai gelisah dengan tubuh yang selalu bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.

Tanpa sengaja Ju Hua menyentuh tongkat Shimo Ling yang berdiri sempurna. Ju Hua menelan ludahnya, keringat mulai membasahi wajah dan lehernya.

"Ada apa dengan diriku, kenapa aku menjadi aneh seperti ini!" batin Ju Hua yang merasakan lututnya menyentuh kelamin Shimo Ling.

Sengaja Ju Hua tidak memindahkan lututnya, dan sedikit memberikan tekanan agar lebih terasa. Demikian juga dengan Chu Ju yang menghirup aroma feromon afrodisiak, ia gelisah dan semakin memeluk erat putranya.

"Otakku kacau, aku sudah tua kenapa memiliki pemikiran kotor terhadap putra aku sendiri!" batin Chu Ju yang sudah tidak bisa mengendalikan dirinya.

Chu Ju melihat ke bawah dan menatap tongkat Naga putranya yang semakin keras dan besar. Entah sengaja atau tidak, tangan kanannya mulai bergerak, dan memegang batang tongkat.

Ju Hua melihat apa yang dilakukan Bibinya, dan naluri kewanitaannya juga mengikuti apa yang dilakukan bibinya. Ju Hua menyentuh ujung tongkat keponakannya dengan tangan kiri.

Chu Ju dan Ju Hua saling bertukar pandangan, dan terlihat wajah mereka memerah karena malu. Saat mereka berdua menyentuh tongkat itu, feromon afrodisiak yang keluar dari tubuh Shimo semakin mempengaruhi hasrat mereka berdua...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel