Ringkasan
Kekuatan alam semesta tidak terbatas menjadikan kehidupan bernyawa terobsesi untuk melampauinya. Kehidupan bernyawa itu disebut dengan kultivator, mereka berkultivasi dengan menyerap energi alam. Tidak terkecuali seorang anak putra dari Dewa Langit, namanya Shimo Ling. Dewa Langit sebagai seorang ayah, mendidik putranya itu agar hidup mandiri semenjak bayi. Sebagian seorang putra Dewa Langit, walaupun bayi sudah pasti mampu menjaga dirinya. Shimo Ling dari bayi hidup seorang diri, bertemu dengan orang-orang baru. Dari orang baru yang telah dianggap keluarga, peristiwa mengerikan merubah hidupnya, keluarga dan penduduk desa tewas dalam semalaman. Karena Peristiwa itu, Shimo Ling bertekad untuk menjadi yang terkuat demi membalas dendam kepada pembunuh keluarganya dan penduduk desa. Namun, untuk mencapai kekuatan tertinggi, itu tidak mudah... Akankah Shimo Ling mampu mencapai tujuan hidupnya menjadi seorang dewa terkuat?
Terlahir.
Di dalam sebuah gua tepatnya di tengah-tengah benua besar, terdapat dua orang manusia, pria dan wanita, serta ada beberapa ekor Naga.
Mereka sedang mengeluarkan esensi darah dan kehidupannya yang dimasukkan ke dalam sebuah cangkang telur. Keringat bercucuran diwajah mereka, dan tubuh basah karena banyaknya keringat yang keluar.
"Akhirnya kita selesai juga, semuanya sudah aku berikan kepada putra tunggal kita. Aku harap dia bisa mewujudkan keinginan kita!" Harapan pria paruh baya itu kepada isterinya, sambil mengusap keringat di wajah dengan menggunakan lengan kirinya.
"Semoga saja...!" jawab isterinya sambil memeluk sebuah telur yang seukuran kepala gajah, dia mencium telur itu dengan kasih sayang sebagai seorang ibu.
"Ayo, kita tinggalkan dia, tidak perlu lagi khawatir dengan putra kita. Di saat lahir nanti, putra kita sudah mampu menjaga dirinya sendiri. Aku juga sudah memanipulasi ingatannya agar dia lebih aman." ajak pria paruh baya itu kepada isterinya, dan juga menjelaskan sesuatu saat melihat kekhwatiran isterinya.
Wanita itu mencium lagi cangkang telur yang berisi putra tunggalnya, dia meletakkan sesuatu ke dalam cangkang telur tanpa tidak diketahui suaminya, ia berdiri dan sekali lagi dia memberikan perlindungan ekstra kepada putranya.
Pria paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya, dan tidak mencegah apa yang dilakukan wanita itu terhadap putra satu-satunya.
"Yang Mulia, ijinkan saya melindungi Tuan Muda hingga bisa berkembang dan menyelesaikan tugasnya dengan sempurna." salah satu Naga yang sisiknya warna biru, dengan dua tanduk yang bercabang tiga.
"Tidak. Biarkan dia tumbuh dengan mandiri, kalian sudah memberikan banyak esensi darah dan kehidupan untuk melindunginya. Biarkan jiwanya tumbuh dewasa dengan melalui banyak rintangan hingga dia siap menemui-ku. Saat ini kita masih menghadapi bencana jagat raya yang harus dihentikan, dan tenagamu masih sangat kita butuhkan!" tolak pria paruh baya dengan tegas kepada Naga Biru itu.
"Hah, sesuai kehendak, Yang Mulia!" Kekecewaan Naga Biru saat niatnya di tolak.
Naga Biru itu juga mencium cangkang telur dengan kasih sayang, lalu diikuti oleh beberapa Naga lain yang jenisnya berbeda. Setelah mengucapkan perpisahan terakhir, pria paruh baya itu membuka gerbang dimensi dan masuk, kemudian disusul isterinya dan semua Naga yang berada di dalam gua.
Kini di dalam gua itu menjadi kosong dan hening, hanya ada cangkang telur yang memiliki corak berwarna-warni, dan retakannya berwarna kemerahan.
Waktu berlalu sangat cepat, dan tak terhitung waktu telah dilewati oleh cangkang telur itu. Namun, cangkang telur itu masih belum menetas, bahkan bergerak pun tidak.
Banyak perubahan yang terjadi di luar gua. Kedua orang tuanya juga tidak pernah datang lagi, bahkan Naga Biru dan yang lainnya juga tidak pernah datang berkunjung.
Gua itu berada di dalam pusat bumi, tidak ada orang tahu jika di pusat bumi ada gua raksasa. Selama berjuta-juta tahun, banyak siklus kehidupan yang telah berganti, zaman juga telah berubah. Banyak wajah-wajah baru sebagai seorang pemimpin, dan banyak bermunculan Ras-ras yang unik.
Siang berganti malam, dan malam membuka mata, entah sudah berapa lama cangkang telur itu telah melewati zaman...
Akhirnya telur itu bergerak, retakan terlihat di setiap cangkangnya. Lalu keluar sebuah tangan yang sangat kecil, kulitnya sangat halus dan berwarna putih pucat.
Kemudian, terlihat kepala dengan rambut berwarna hitam keluar dari cangkangnya, lalu terlihat wajah seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan.
Bayi itu membuka matanya secara perlahan dan melihat di sekitarnya.
Pertama, yang dia lihat adalah cahaya berwarna kemerahan, suhu disekitarnya sangat panas, tetapi bayi itu tidak merasa kepanasan maupun terbakar.
"Hoammm...!" dengan mulut kecilnya, dia menguap karena masih mengantuk.
Tetapi, dia terlihat malas untuk bangun dan ingin tidur kembali. Tapi perutnya tiba-tiba lapar, dia mengambil retakan kulit cangkang telur dan memakannya. Hingga akhirnya dia tertidur lagi.
Setelah usianya beranjak satu tahun, bayi itu akhirnya terbangun kembali.
"Ahhhhhh...!!"
Bayi itu berteriak kesakitan dengan memegang kepalanya, teriakan sangat keras dan menggema di dalam gua.
Setelah beberapa menit, akhirnya teriakan anak kecil itu berhenti, karena sudah tidak merasakan rasa sakit lagi.
Wajahnya yang putih semakin pucat seperti mayat karena menahan rasa sakitnya. Lalu dia terlihat linglung, ia tadi kesakitan karena menerima banyak informasi di dalam otaknya yang datang secara tiba-tiba.
"Ibu, Ayah....!" suara kecil dan lucu keluar dari mulutnya, saat memanggil kedua orang tuanya, dengan memejamkan mata, dia berusaha mengingatnya, tapi wajah kedua orang tuanya seakan-akan menghilang dari ingatan.
"Jadi begitu...!" gumam dia saat menerima informasi di kepalanya.
"Jadi aku harus rajin berkultivasi agar menjadi kuat. Tapi kenapa wajah ibu dan ayah menghilang...!" gumamnya sekali lagi dengan wajah kebingungan.
"Sudahlah, jika aku sudah kuat, aku akan mengingatnya lagi," katanya pada diri sendiri.
Lalu dia melihat tubuhnya yang masih kecil, dan melihat ada cincin hitam di jari manis di tangan kanannya, cincin hitam itu bisa menjadi transparan seperti warna kulitnya.
Di dalam cincin hitam itu, si bayi melihat banyak pil, senjata, gulungan yang terbuat dari kulit binatang. Gulungan-gulungan itu adalah teknik beladiri pasif dan teknik aktif.
Di dalamnya juga ada tanaman roh, tanaman obat, pohon buah yang semuanya langkah. Cincin itu juga mampu menampung makhluk hidup dan tanaman.
Dia juga memakai kalung berlian. Dengan ingatannya, kalung itu ternyata bisa menjadi sebuah jubah perlindungan yang bisa diubah sesuka hatinya.
"Namaku Shimo Ling, yaa.... Shimo Ling... Shimo Ling...," ujarnya kepada dirinya sendiri, dia terus memanggil namanya sendiri berkali-kali, nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
"Kekuatanku di tingkat Master level 5. Kata ibu, aku harus meminum air merah itu agar bisa menjadi kuat, dan juga harus menyerap Earth Core Flame itu!" gumamnya sambil saat mengingat perkataan Ibunya, Shimo Ling juga melihat Api Inti Bumi yang berada di tengah-tengah air merah.
Air merah yang Shimo Ling katakan adalah cairan magma, dan Earth Core Flame adalah Api Surgawi tingkat 23.
Api surgawi terbagi menjadi 27 tingkat. Kekuatan Shimo Ling juga berada di tingkat Master level 5 walaupun belum pernah berkultivasi.
Saat ini, Shimo Ling berada di Benua Jiang Shan, benua yang dipenuhi sungai dan pegunungan. Struktur tertinggi kekuatan di Benua Jiang Shan pada tingkat Saint.
Tingkat kekuatan dibagi menjadi beberapa tingkat, setiap tingkat memilik level 1 hingga level 9, sebagai berikut;
1. Pemula.
2. Disciple.
3. Master.
4. Grand Master.
5. King.
6. Emperor.
7. Saint.
Shimo Ling juga mencerna semua informasi yang diberikan oleh kedua orang tuanya, semua pengetahuan di Alam Semesta ini telah dia terima juga.
"Kenapa aku masih tidak mengingat lagi wajah ayah dan ibu..." gerutu Shimo Ling yang lupa dengan wajah kedua orang tuanya.
Krukk... Krukk...
"Aduh lapar... Makan, makan...!!"
Tiba-tiba perut Shimo Ling meraung-raung karena lapar, segera ia memakan cangkang telurnya sendiri. Dengan lahap, dia menghabiskan cangkang telur itu hingga tanpa sisa.
"Uhuk... Uhuk... Minum, minum..."
Buru-buru Shimo Ling berlari kearah magma karena cegukan karena makan dengan terburu-buru.
Byurr...
Dengan cerobohnya, Shimo Ling mencelupkan kepalanya ke dalam cairan magma. Anehnya, kepala bayi itu tidak melepuh, meleleh maupun kesakitan saat dicelupkan ke dalam cairan magma yang sangat panas.
Cairan magma di minumnya dengan rakus, seolah-olah dia sangat kehausan dan tidak minum selama bertahun-tahun. Shimo Ling meminum cairan magma itu tanpa henti hingga menyusut dengan drastis.
Earth Core Flame menjadi gelisah saat cairan magma berkurang sangat cepat. Seakan-akan mengerti siapa yang menghabiskan cairan magma, Earth Core Flame Flame buru-buru mengikuti aliran magma yang masuk ke dalam mulut kecil Shimo Ling.
Boom...
Seketika ledakan teredam di dalam tubuh Shimo Ling karena Earth Core Flame masuk ke dalam mulutnya. Earth Core Flame itu memasuki dantian milik Shimo Ling dan menyatu dengan tubuh Tuan barunya.
Earth Core Flame terlihat kegirangan saat melihat begitu luas dantian milik tuan barunya ini. Earth Core Flame mengelilingi dantian yang luasnya melebihi Alam Semesta.
"Errrr... Uhaaa...!!" Shimo Ling bersendawa setelah puas meminum semua cairan magma.
Shimo Ling masih belum tahu jika basis kultivasinya telah naik 4 level. Kini basis kultivasinya sudah berada pada tingkat Master level 9, dan tidak akan lama lagi mencapai tingkat Grand Master.
Kini, gua raksasa itu menjadi redup, saat Earth Core Flame dan cairan magma telah di minum oleh Shimo Ling. Dia memeriksa sekeliling gua dan tidak ada lagi apapun yang menarik baginya.
Karena tidak ada yang bisa dimakan di dalam gua ini, Shimo Ling berniat keluar dari gua tempat kelahirannya. Tetapi dia kebingungan, karena tidak ada jalan untuk keluar dari gua.
"Ahhh... Aku lupa jika Ibu memberikan aku token teleportasi...!" gumam Shimo Ling dengan mengeluarkan token teleportasinya dari cincin dimensi, dengan semua ingatan yang dia terima, mudah memahami cara menggunakannya.
Pyarrrr... Bhuzhhhh
Seketika Shimo Ling menghilang dari dalam gua setelah memecahkan token teleportasinya...
Setelah kepergiannya, muncul dua sosok tubuh transparan, pria paruh baya dan seorang wanita dewasa yang sangat cantik. Kedua orang itu adalah orang tua Shimo Ling datang dengan tubuh spiritual.
"Semoga Putra kita segera tumbuh dewasa, dan menemui kita sesegera mungkin!" ujar wanita itu.
Lalu dia mengembangkan senyuman, terlihat dia sangat bahagia melihat putra tunggalnya telah terbangun. Ibu Shimo Ling berharap Putranya segera menemui mereka.
"Dia sangat tampan seperti aku... Hahaha!" Ayah Shimo Ling tertawa karena sangat bangga dengan ketampanan Putranya yang melebihinya.
"Tidak tahu malu, Putra kita lebih tampan dari pada kamu! Dia seperti aku, kecantikan di alam jagat raya!" balasan Ibu Shimo Ling dengan ketus, dia melirik dengan tatap jijik melihat Suaminya yang berbangga diri.
"Hahaha... Ya, ya Istriku, kamu paling cantik di alam jagat raya, jika tidak, bagaimana mungkin aku memilihmu!" jawab Ayah Shimo Ling kepada Isterinya.
"Huff, jika bukan karena rayuan murahan kamu itu, aku tidak akan mungkin mau menjadi pasanganmu!" Ibu Shimo Ling semakin jijik mengingat masa mudanya.
"Hahaha... Karena itu, ayo bikin adik untuk Putra kita... Hahaha!!"
"Dasar cabul, ingat kamu sudah tua, masih saja berpikir kotor!" kekesalan ibu Shimo Ling melihat suaminya yang tidak tahu malu.
Wushhhh...
"Hahaha.... Justru karena sikapmu ini, aku tidak bisa berpaling darimu...!" rayuan Ayah Shimo Ling setelah istrinya menghilang meninggalkan dirinya.
"Putraku, nikmati kebebasanmu saat ini. Tumbuhkan jiwamu hingga matang agar kamu bisa segera menemui kita!" gumam Ayah Shimo Ling saat melihat Putranya yang akan terjatuh dari langit.
Ayah Shimo Ling hanya tersenyum tanpa berniat menolong Putranya yang akan terjatuh dan dekat dengan tanah keras.
Bhuzh...
Ayah Excel Shimo juga menghilang dari gua menyusul Isterinya...
Wushhhh...
Tetapi Ibu Shimo Ling kembali lagi, setelah suaminya yang tidak tahu malu itu pergi dari gua tempat kelahiran Putra tunggalnya.
Ibu Shimo Ling merentangkan tangannya ke atas, dari tangannya keluar energi yang sangat lembut yang mengarah pada Putranya.
Sebagai seorang Ibu, tidak mungkin tega melihat Putranya yang baru berusia satu tahun itu mengalami luka, dengan energinya itu dia memberikan Shimo Ling kekuatan agar tidak terluka saat terjatuh nanti.
Hanya setingkat King yang mampu memanipulasi udara sehingga mampu terbang dengan bebas di udara.
"Putraku, bukalah teknik Dao Qi terbang agar kamu memiliki sayap. Selain itu, pelajari semua teknik beladiri di dalam cincin dimensi-mu!" ucap Ibu Shimo Ling dengan menggunakan komunikasi telepati, berbicara kepada Putra kesayangan.
Ibu Shimo Ling tersenyum melihat anaknya yang sangat tampan melebihi kehidupan manapun. Lalu tubuh Ibu Shimo Ling memudar dan sekali lagi menghilang dari gua raksasa itu...