Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Keluarga Baru.

Bab 02. Keluarga Baru.

Benua Jiang Shan merupakan wilayah yang memiliki banyak sungai dan pegunungan, sesuai dengan namanya.

Benua Jiang Shan terbagi menjadi empat wilayah, yang setiap wilayahnya di kuasai oleh seorang Raja. Setiap wilayah didiami oleh beberapa klan, Sekte dan Akademi.

Di setiap wilayah sering terjadi persaingan dan perselisihan antar Kerajaan. Kompetisi antar Kerajaan juga sangat ketat. Jika ada Kerajaan menjadi lemah, maka Kerajaan lain akan merebut wilayahnya.

"Aaahhhh...!!"

Teriakan ketakutan terdengar dari langit, terlihat seorang bayi meronta-ronta untuk menggapai apapun agar tidak jatuh.

Namun, disaat dirinya berteriak ketakutan, tiba-tiba dirinya merasa ada yang memegangi tubuhnya, dan ia juga mendengar suara wanita yang sangat lembut dan penuh kasih sayang.

("Putraku, bukalah teknik Dao Qi terbang, agar kamu memiliki sayap. Selain itu pelajari semua teknik beladiri di dalam cincin dimensi-mu")

"Ibuuuu...!!"

Anak kecil itu adalah Shimo Ling yang akan jatuh dari langit setelah memecahkan token teleportasinya.

Setelah mendengar suara Ibunya, Shimo Ling memanggilnya, tapi sayang ibunya tidak menjawab.

Teringat pesan dari ibunya, buru-buru Shimo Ling memeriksa cincin dimensinya untuk mencari teknik Dao Qi terbang.

"Hahaha... Ketemu...!!" Shimo Ling tertawa terbahak-bahak saat menemukan apa yang dia cari sesuai perintah Ibunya.

Segera Shimo Ling membuka perkamen itu, dia membacanya dengan perlahan tanpa kuatir akan terjatuh, karena dia merasakan energi dari ibunya yang masih menopang tubuhnya agar tidak terjatuh dengan keras.

Setelah menghafal dan mengerti isi teknik Dao Qi terbang, dengan cepat Shimo Ling segera mempraktekkannya.

"Harus menundukkan dulu binatang roh di dalam perkamen ini, ya...!" gumam Shimo Ling setelah memahami isinya.

Segera Shimo Ling melepaskan kesadarannya untuk memasuki ke dalam perkamen. Di dalam perkamen, dia melihat ada binatang buas, seekor burung rajawali langit.

Bentuknya sama seperti burung rajawali pada umumnya, tetapi rajawali ini memiliki tubuh yang transparan berwarna kebiruan, dan ukuran tubuhnya empat kali lipat lebih besar.

Kwakkkk...

Suara burung rajawali langit sangat nyaring, saat melihat seorang bayi yang menyilangkan kedua tangan di pinggangnya.

Suara rajawali membuat telinga Excel Shimo bergerak-gerak, dan sorot matanya melihat burung rajawali yang sombong itu, Shimo Ling mengerutkan keningnya dan berkata.

"Tunduk padaku, jika tidak, kamu tidak akan bisa bebas!"

Setelah berbicara, mata ketiga Shimo Ling yang berada di tengah-tengah dahinya terbuka perlahan. Lalu dari mata ketiga itu menggeluarkan sinar yang melesat ke arah rajawali langit itu, yang terbang dengan sikap arogan dan terlihat menghina Shimo Ling.

Kwakkkk...

Burung rajawali langit berteriak kencang, saat dirinya ditarik oleh sinar yang keluar dari mata ketiga Shimo Ling. Dengan cepat binatang roh itu mengecil dan masuk ke dalam mata ketiganya.

Tidak berselang lama, binatang roh itu telah di tundukkan oleh Shimo Ling, dan menyatu dengan tubuh dan jiwanya. Dengan cepat kesadaran Shimo Ling kembali ke dunia nyata, dan masih dalam keadaan akan terjatuh dari langit

"Sayap Dao Qi terbang!" teriakkan Shimo Ling yang memanggil teknik pasif yang baru dia pelajari.

Bhuzhhhh....

Sepasang sayap transparan berwarna kebiru-biruan keluar dari punggungnya. Dengan pikirannya, Shimo Ling berusaha menggerakkan sayap di punggungnya.

Wushhhh...

"Hahaha... Aku berhasil...!!"

"Oh tidakkk...!!"

Shimo Ling tertawa terbahak-bahak, saat dirinya berhasil mengontrol sayapnya, tetapi dia terlambat karena dia sudah dekat dengan pepohonan.

Bam... Bam... Bam... Brukkkk..

"Ahhhhhh... Sakit Buuuu...!!"

Shimo Ling berteriak kesakitan saat menabrak banyak pepohonan, semua pepohonan yang tertabrak segera bertumbangan, dan dirinya terjatuh di tanah. Sayapnya kembali masuk ke dalam tubuhnya...

"Apa itu...!"

Tidak jauh dari tempat Shimo Ling terjatuh, ada seorang pria tua yang berusia 280 tahun, jenggot panjang berwarna putih, demikian juga dengan rambut panjang sebahu yang hampir putih semua.

Pria tua itu mendengarkan suara pohon bertumbangan yang tidak jauh dari tempatnya, pria tua itu buru-buru berlari menghampiri lokasi kejadian.

"Astaga... Siapa yang membuang bayi ini...!?" pria tua itu kaget saat melihat bayi yang tertanam di tanah yang seakan-akan mau di kubur.

Setelah menyingkirkan apapun yang menutupi tubuh Shimo Ling yang dalam keadaan pingsan, pria itu menggendongnya.

"Ya,dewa, tega sekali orang tua bayi ini?!" pria tua itu sangat marah kepada orang tua Shimo Ling.

Kemudian pria tua itu membersihkan kotoran dari tubuh Shimo Ling, dan lagi-lagi tercengang melihat wajahnya yang ternyata sangat tampan. Pria tua itu sekali lagi memeriksa kondisi Shimo Ling dengan hati-hati.

"Benar-benar orang tua yang tidak berhati, bayi setampan ini dan tidak ada kelainan, mengapa begitu teganya sampai harus di bunuh?!" sekali lagi pria tua itu marah kepada orang tua bayi ini, bayi yang tidak berdosa tega akan dibunuh oleh orang tuanya.

"Aku harus bawa ke desa dan memberi tahukan kepada istriku...!!" gumam pria itu dengan terburu-buru kembali ke desanya.

Setelah beberapa waktu berjalan cepat, pria itu dekat dengan gerbang desanya. Desa itu tergolong sangat kecil, terlihat hanya ada sekitar 100 pondok kecil milik para penduduk asli desa itu.

Pondok-pondok kecil itu terbuat dari kayu, bentuknya sangat sederhana, hanya bentuk persegi, diatasnya hanya di tutupi jerami agar tidak kehujanan maupun kepanasan.

Desa itu dikelilingi oleh batang kayu sebagai pagar agar tidak dimasuki binatang buas. Desa itu juga memilik beberapa lahan persawahan, kebun sayur yang sangat subur dan terawat dengan baik.

Penjaga segera melihat sosok pria tua yang sangat dikenali, yang berjalan cepat sambil mengendong bayi.

"Hei, lihat Kepala Desa, terlihat panik dengan membawa bayi...!" penjaga desa itu segera berteriak memanggil para penduduk yang berada disekitarnya.

Sontak penduduk yang mendengar suara penjaga segera membuka gerbang kayu, mereka segera melihat Kepala Desa yang mengendong seorang bayi.

"Kepala Desa, apa yang terjadi, dan itu bayi?"

"Kakek, apa ada bahaya?"

Segera pria tua itu dihujani banyak pertanyaan dari para penduduknya, walau dirinya masih beberapa meter dari mereka. Ternyata pria tua itu adalah Kepala Desa dari desa Bunga.

"Suamiku, bayi siapa itu?" tanya isteri Kepala Desa yang sedikit curiga kepada suaminya, pasalnya mereka berdua tidak memiliki seorang anak.

"Tenang semuanya, aku akan ceritakan!" dengan terengah-engah Kepala Desa segera berbicara kepada isterinya dan semua orang.

Kepala Desa bernama Mu Jin, dia dan istrinya tidak memiliki keturunan. karena itu Mu Jin segera kembali ke desa dengan niat untuk memberi tahu berita terkait bayi yang dibuang oleh kedua orang tuanya.

Isteri Mu Jin bernama Chu Ju, wanita tua berusia 123 tahun, mereka telah menjadi pasangan hidup selama 80 tahun, selama itu mereka belum memiliki keturunan.

"Suami, kita adopsi saja bayi ini, lagian kita juga tidak memiliki anak!" keinginan Chu Ju setelah suaminya bercerita kepada semua orang, dengan segera ia mengambil bayi itu dari gendongan suaminya.

Chu Ju melihat Shimo Ling, kedua matanya memerah karena akan menangis bahagia. Impiannya memiliki anak akhirnya dikabulkan oleh Sang Pencipta disaat usianya yang sudah tidak memungkinkan untuk memiliki keturunan.

"Kasihan bayi ini, tidak berdosa tetapi menjadi pelampiasan keegoisan orang tuanya!?"

"Jika aku tahu siapa orang tuanya, sudah aku pukuli dia...!"

"Dia sangat tampan dan tidak ada kelainan, mengapa orang tua bayi ini begitu tega ingin membunuhnya..."

Semua penduduk berkomentar, mereka terlihat geram dengan perbuatan orang tua si bayi. Semua orang terutama wanita, segera mengerumuni Chu Ju yang mengendong Shimo Ling.

Mereka bergantian membelai rambut Shimo Ling yang panjangnya hampir sebahu, dengan kulit putih yang sangat halus dan lembut membuat kaum wanita itu menjadi gemas.

"Anak ini sangat tampan, aku yakin saat dewasa nanti akan menjadi rebutan wanita di manapun dia berada!" ujar salah satu wanita dewasa yang selalu mencium kening Shimo Ling.

"Ya dewa... Bayi... ini bayi monster...!!" salah satu wanita terkejut saat mengetahui kekuatan Shimo Ling.

"Ju Hua, ada apa, kenapa kamu bilang dia monster...?!"

"Iya, dia sangat tampan, kenapa kamu bilang monster...?!" Chu Ju juga ikut memprotes ucapan Ju Hua yang sedikit keras karena terkejut.

"I-itu, kekuatannya, bayi ini berada di tingkat Master level 9 puncak!?" jawab Ju Hua dengan terbata-bata dan sedikit gemetaran.

"Apaaa...!!"

"Mu-mustahil...!!" Mu Jin juga kaget dan buru-buru memeriksa lagi perut Shimo Ling.

Semua orang juga kaget dan orang satu per satu memeriksa basis kultivasinya si bayi, dan semua orang menjadi ketakutan setelah mengetahui kekuatan Shimo Ling.

"Bayi ini...! Aku tidak perduli bayi ini anak siapa! Yang jelas bayi ini aku temukan di pinggir hutan dalam keadaan hampir seluruh tubuhnya terkubur. Pasti orang tua itu tidak menginginkan bayi ini menjadi anaknya!"

Mu Jin awalnya khawatir jika bayi ini adalah putra dari seorang yang berpengaruh, dan bisa membahayakan dirinya beserta penduduk desa. Tetapi dia yakin jika anak ini hasil dari hubungan terlarang hingga mengharuskan disingkirkan.

"Kamu benar Kepala Desa, kita harus merawatnya dengan baik. Aku yakin orang tuanya tidak mengharapkan bayi ini terlahir!" dukungan Ju Hua, dia menjadi kasihan dan buru-buru mencium pipi tembem Shimo Ling.

Ju Hua adalah seorang wanita yang cantik, usianya 24 tahun. Dia adalah seorang kultivator dan menjabat sebagai kepala keamanan Desa Bunga. Basis kultivasinya berada pada tingkat Master level 7.

Dengan kekuatannya, Ju Hua dianggap jenius di Desa Bunga. Di desa kecil dan terpencil seperti Desa Bunga, memiliki seorang kultivator merupakan kebanggaan yang akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi warganya.

"Bayi ini adalah anak pertama bagi kita dan pastinya yang terakhir... Aku beri nama bayi ini... Shimo, yang artinya awal dan akhir," kata Kepala Desa Mu Jin yang memberikan nama kepada si bayi.

"Nama yang bagus, Suami." jawab Chu Ju dengan mencium dahi Shimo Ling yang kini telah menjadi putranya.

"Mandikan anak ini, tubuhnya masih kotor setelah hampir tertimbun tanah. Oh iya... Buatkan perayaan kecil untuk menyambut kedatangan keluarga baru di desa kita!" perintah Kepala Desa kepada semua orang.

Chu Ju menggendong Shimo Ling dengan hati berbunga-bunga, membawanya ke rumahnya. Ju Hua mengikuti dan tak henti-hentinya mencium pipi Shimo Ling.

Pondok milik Kepala Desa dua kali lipat lebih besar daripada milik para penduduk. Di halaman rumahnya ditanami sayuran dan bunga-bunga...

Di saat pingsan, ternyata kesadaran Shimo Ling berada di dalam dunia dantiannya, dan sedang bermain-main dengan Inti Api Bumi yang bersemayam di dalam tubuhnya. Dia tidak tahu situasi di luar kesadarannya...

"Dewa masih memberikanku kebahagiaan di hari tua!" ujar Mu Jin sambil melihat punggung Isterinya, ia sangat beruntung menemukan seorang anak untuk Isterinya di usia senja.

"Kakak, Anda memang diberkahi oleh Dewa Dewi, aku tidak berharap di desa terpencil ini anda menemukan seorang bayi. Benar-benar keberuntungan yang besar!" pujian wakil kepala desa yang berdiri sejajar dengan Mu Jin.

"Entahlah, apakah berkah ini baik atau buruk aku tidak tahu! Menurutmu, apakah tidak aneh dengan di buangnya bayi itu di wilayah yang jauh dari desa tetangga, bahkan kota terdekat saja harus menempuh waktu 5 hari dari sini?" tanya Mu Jin kepada wakilnya, sambil mereka berdua berjalan mendekati kursi di depan rumahnya.

"Memang aneh... Apakah kamu tidak memperhatikan kalung bayi itu? Tulisan pada kalung itu tidak aku ketahui!" wakilnya malah bertanya balik, dengan mengerutkan keningnya ketika berpikir.

Mu Jin mengingat kembali kalung yang dipakai oleh Shimo Ling putra angkatnya.

"Mungkin saja tulisan itu nama untuk Putraku! Jika dilihat dari jenis permata hitam pada kalungnya, pasti dari kalangan bangsawan, tetapi bukan dari kalangan bangsawan di Benua Jiang Shan ini. Jenis batu itu tidak mungkin ditemukan di benua ini!" terang Mu Jin setelah berpikir dan menganalisa kejadian, dan mengingat tulisan di kalung yang dimilik Shimo Ling.

"Anda benar, Kepala Desa. Jika bukan dari benua ini, kita tidak akan mendapatkan masalah! Aku harap anak ini akan menjadi sosok kebanggaan bagi Desa Bunga kita ini. Dengan kekuatan anakmu itu, kita bisa aman dari serangan binatang-binatang buas." Mu Liang wakil Kepala Desa Bunga mendukung perkataan Mu Jin kakaknya dengan penuh harapan besar kepada Shimo Ling.

"Dia anak kita, Saudara. Kita akan merawatnya bersama-sama, dan juga biarkan Ju Hua yang melatihnya.

Hanya Ju Hua yang memiliki basis kultivasi yang paling tinggi di antara kita semua!" ujar Mu Jin kepada adiknya yang bernama Mu Liang.

Di saat mereka berdua sedang mengobrol, penduduk desa yang mayoritas dihuni wanita, sedang mengolah masakan untuk menyambut kehadiran keluarga baru di Desa Bunga.

Di Desa Bunga hanya dihuni 150 keluarga, dan kebanyakan adalah wanita. Jumlah pria tidak lebih dari 50 orang dan rata-rata sudah berusia di atas 40 tahun. Jumlah anak-anak sangat sedikit, sekitar 10 anak yang masih balita.

Jumlah pria yang sedikit karena bertarung dengan binatang buas yang menyerang desa. Selain itu, Desa Bunga di luar jangkauan kota terdekat sehingga ketika binatang buas datang tidak ada bantuan dari prajurit.

Di pondok milik Kepala Desa, Chu Ju memandikan Shimo Ling dengan air hangat dengan bantuan Ju Hua, mereka berdua memperlakukan Shimo dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, seolah-olah Shimo Ling adalah barang yang sangat berharga.

"Astaga...!!" Ju Hua kaget setelah melepaskan penutup tubuh bawah Shimo Ling yang hanya memakai pakaian dari kulit binatang.

Ju Hua melihat kelamin Shimo Ling yang berukuran tidak normal seperti bayi pada umumnya, ukurannya sudah melebihi orang dewasa, karena itu Ju Hua berseru kaget.

"Ini... ini... Luar biasa!!" Chu Ju juga tercengang saat melihat kelamin milik Shimo Ling, mereka berdua saling berpandangan dengan wajah yang sudah merah seperti tomat.

Kemudian, kedua wanita itu kembali memandikan Shimo Ling dengan jantung berdebar-debar, Chu Ju masih bisa mengontrol nafsunya dengan baik.

Berbeda dengan Ju Hua yang masih berstatus singel dan tidak memiliki kekasih. Setiap kali menyiramkan air dengan menggunakan tangannya, dia selalu menyentuh kelamin Shimo Ling.

Shimo Ling walaupun dalam keadaan yang masih tidak sadarkan diri, naluri sifat binatang-nya mulai keluar, sedikit demi sedikit tongkatnya mulai membesar.

Chu Ju dan Ju Hua yang melihat itu hanya menelan ludah sendiri dan menatap tongkat Shimo Ling dengan penuh minat di hati.

"Ayo segera selesaikan, agar anakku tidak kedinginan," kata Chu Ju kepada Ju Hua.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel