Cincin Penyimpanan Harta.
Bab 06. Cincin Dimensi.
Ju Hua, Mu Jin dan Mu Liang segera berlari menuju ke pintu dengan membawa senjata mereka.
"Cepat kalian segera pergi ke tempat persembunyian bawah tanah, bawa segera bahan-bahan yang akan dijual!" Chu Ju dan Xin Zan segera memberikan perintah kepada para penduduk.
Melihat situasi penduduk yang panik, Shimo Ling menjadi marah karena kedatangan para bandit itu. Awalnya dia mengira mereka yang bersembunyi di hutan hanya orang lewat dan tidak memiliki niat buruk untuk merampok.
"Tenang, jangan takut!" teriakkan Shimo Ling kepada penduduk yang panik, dia semakin marah melihat Xin Zhu yang menangis karena ketakutan.
Di depan pagar kayu, para bandit sudah berkumpul yang jumlahnya 120 orang. Penunggang kuda berjumlah 20 orang dan sisanya hanya berjalan kaki.
"Hahaha, jangan ... Jangan takut! Aku hanya mengunjungi kalian dengan ramah!" pemimpin bandit tertawa melihat penduduk yang ketakutan, ia berbicara kepada Ju Hua, Mu Jin dan Mu Liang yang berdiri didepan pintu gerbang bersama-sama 40 penjaga.
"Huff, siapa yang percaya dengan ucapanmu?!" dengan mendengus Ju Hua membalas perkataan pemimpin bandit Bajing Loncat.
Di dalam hati, Ju Hua juga ketakutan dengan jumlah mereka, apalagi musuh utamanya baru saja menerobos.
Ju Hua bisa mengetahuinya, karena pemimpin bandit secara sengaja tidak menyembunyikan kekuatannya.
"Hahaha, jelas kamu harus mempercayaiku. Lihat aku selalu tertawa melihat wanitaku yang semakin cantik ini, Hahaha!" pemimpin bandit memuji kecantikan Ju Hua, melihat tubuhnya yang molek dan berisi.
Semua anak buahnya juga ikut ketawa, mendengar pemimpin mereka yang sedang menggoda Ju Hua. Sorot mata pemimpin bandit selalu menelusuri tubuh Ju Hua dari atas hingga bawah, dan berhenti tepat di kedua dadanya yang besar dan berisi.
"Pergi kalian diri sini! Jika tidak, aku akan meminta bantuan dari Akademi Langit Abadi!" ancam Ju Hua kepada para bandit, sengaja dia menyebutkan nama Akademi Langit Abadi agar mereka takut.
"Ckckck, jika aku anak kecil yang kamu gertak, mungkin akan ketakutan! Ju Hua, serahkan semua hasil panen kalian dan juga para wanita itu. Aku jamin kalian akan hidup dalam damai!" pemimpin itu berdecak lidah, saat tahu niat Ju Hua yang ingin menakuti dirinya.
"Jangan harap bisa membawa apapun dari Desa Bunga!" Ju Hua jelas tidak akan membiarkan para bandit seenaknya sendiri, dia berusaha untuk menguatkan dirinya dari rasa takutnya.
Ju Hua memegang erat pedangnya, demikian juga Mu Jin, Mu Liang dan para penjaga yang sudah bersiap melawan mereka. Walau mereka takut, mereka akan melindungi Desa Bunga dengan segala cara.
"Hei, Kakek jelek, pergi kalian dari sini dan jangan buat orang-orang takut!"
Tiba-tiba suara anak kecil terdengar dari atas mereka. Mereka semua segera mendongakkan kepalanya, dan melihat anak kecil yang seluruh tubuhnya diselimuti dengan baju besi.
Di belakang panggungnya terlihat sayap transparan berwarna kebiru-biruan. Sontak semua orang kaget melihat anak kecil itu, hanya Ju Hua, Mu Liang dan Mu Jin yang hafal dengan suara anak itu.
"Shimo!!"
"Putraku!!"
"Sialan, sejak kapan ada kekuatan Raja di desa ini!," batin pemimpin bandit yang ketakutan karena orang yang bisa terbang hanya setinggi kekuatan Raja.
"Tidak mungkin ada kekuatan setingkat itu di desa kecil seperti ini, pasti karena sayap itu!" lanjut pemimpin bandit meyakinkan dirinya sendiri, terlihat di matanya memancarkan keserakahan untuk mendapatkan sayap itu.
Setingkat kekuatan Raja, seorang kultivator mampu manipulasi udara, sehingga mereka bisa terbang seperti burung. Sebab itu, pemimpin bandit itu ketakutan dengan kekuatan tingkat Raja.
"Bocah, lebih baik kamu jangan ikut campur kalau tidak ingin terluka?!" bentak pemimpin itu kepada Shimo Ling yang melayang di udara dengan jarak 20 meter dari atas permukaan tanah.
Tetapi, Shimo Ling hanya diam, ia mengeluarkan panahnya yang berwarna putih tulang, talinya berwarna merah.
Lalu Shimo Ling menggunakan anak panah dari energi Qi dan mengarahkannya kepada pemimpin bandit.
"Hahaha, kamu kira dengan panah bisa membunuhku! Bocah, kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri!" pemimpin bandit menertawakan Shimo Ling saat menggunakan busur, rasa takutnya seketika menghilang.
"Oh, kalau begitu terima ini!" jawab Shimo Ling, lalu dia menarik tali panah hingga melengkung, dan menutup mata kiri untuk membidik leher pemimpin bandit.
"Panah Bayangan!" suara lirih Shimo Ling yang mengeluarkan skill memanah, dan melepaskan anak panah itu dengan sangat cepat.
Swosh... Popss...
"Hahaha!!"
Pemimpin bandit tertawa terbahak-bahak saat anak panah itu menjadi asap sebelum mengenai dirinya, demikian juga dengan anak buahnya yang ikut ketawa.
Ju Hua, Mu Jin, Mu Liang dan para penjaga hanya melongo melihat aksi si bayi ajaib yang bisa terbang, mereka seperti sedang bermimpi melihat Shimo Ling yang sudah berubah total.
"Jleb... Aaahh!!!"
Brukkkk...
Tiba-tiba anak panah muncul di belakang pemimpin bandit, dan menancap di tengkuk leher hingga menembus. Seketika tubuh pemimpin terjatuh dari punggung kuda, dengan memegang anak panah itu.
Semua orang diam membeku karena terkejut melihat pemimpin yang mati mengenaskan. Padahal sesaat lalu masih tertawa mengejek gara-gara anak panah menjadi asap, mereka kira telah gagal menggunakan panah energi.
"Panah Bayangan, 100 Anak Panah"
Sekali lagi Shimo Ling mengeluarkan tekniknya, kali ini skill kedua dari teknik Dewi Kematian. Dewa Shimo bisa menggunakan teknik itu berkat ingatan yang di dapatkan saat tinggal di gua. Sebab itu, dia dengan mudah menggunakan senjata busur.
Di dalam cincin dimensinya, Shimo Ling memilik berbagai senjata yang hebat, juga berbagai teknik tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Kedua orang tuanya telah memberikan banyak kekayaan di cincin itu.
Cincin dimensi yang dimiliki Shimo Ling adalah ciptaan Dewa Langit ayahnya, cincin itu memiliki kemampuan untuk menyembunyikan Shimo Ling jika dalam keadaan bahaya
Selain itu, cincin dimensinya sangat luas, ukurannya seluas benua, mampu menampung mahkluk hidup. Cincin itu adalah cincin tingkat Dewa.
Swosh Swosh Swosh...
100 anak panah segera bermunculan di belakang Shimo Ling dan melesat ke arah bandit Bajing Loncat, mereka tidak mengetahui datangnya anak panah karena melihat pemimpinnya yang mati.
Targetnya utama Shimo Ling adalah para anggota bandit Bajing Loncat yang menunggangi kuda.
Jleb... Jleb... Jleb...
"Akhhhh...!!"
"Ahhhhhh...!!"
Anak panah itu menancap di tubuh anggota bandit, teriakan mereka segera memulihkan keterkejutan Ju Hua dan semua orang.
"Bunuh mereka semua!" perintah Ju Hua kepada para penjaga, termasuk Mu Jin dan Mu Liang.
Clanggg... Crash...
"Ahhhhhh!!"
Dengan mudah Ju Hua dan semua orang membantai anggota bandit yang masih hidup, teriakan mereka sampai terdengar oleh para penduduk yang berada di dalam desa.
Chu Ju yang panik ketika Putra kesayangannya tiba-tiba menghilang, segera ia berlari keluar untuk mencari Shimo Ling.
"Anak-anak, kalian disini saja, aku akan melihat situasi di luar!" ujar Xiu Zan kepada Putrinya dan semua orang, dia buru-buru menyusul Chu Ju yang sudah berlari mencari Shimo Ling.
Sesampainya mereka diluar pagar perlindungan desa, mereka melihat adegan yang mengerikan, dimana anggota bandit di bantai oleh Ju Hua dan para penjaga.
"Shimo...!!" Chu Ju terkejut melihat Shimo Ling yang melayang di udara sambil memanah anggota bandit.
Xiu... Xiu... Jleb... Jleb...
Anggota bandit yang terluka dengan mudah di bunuh oleh Ju Hua, apalagi Shimo Ling terus menerus melepaskan anak panahnya.
Setelah waktu satu batang dupa berlalu, semua anggota bandit telah dibunuh dan tidak membiarkan mereka kabur.
"Horeee! Kita mengalahkan para bandit!"
"Putraku!" Chu Ju segera memanggil Shimo Ling yang masih terbang dan berputar-putar melihat sekelilingnya dengan wajah serius.
Penduduk desa dan anak-anak buru-buru berlarian saat mendengar sorakan para penjaga yang berhasil mengalahkan para bandit, mereka juga tercengang melihat Shimo Ling yang bisa terbang dengan sayapnya.
"Hebatnya!" ucap Xiu Zhu yang semakin mengagumi sosok si bayi ajaib.
"Horeeee, Shimo, hebat!"
"Putraku, benar-benar ganas. Masih kecil dia tidak ragu membunuh banyak orang!" Mu Jin geleng-geleng kepala, dia masih terkejut dengan Putranya yang dia temukan di hutan.
"Dia melebihi kita orang yang lebih berpengalaman dalam hidup!" ujar Mu Liang sambil melihat Shimo Ling yang masih waspada terhadap bandit, walaupun semua bandit telah mati.
Setelah Shimo Ling memastikan tidak ada musuh lagi, dia segera turun di depan Chu Ju. Perlengkapan perangnya segera menjadi kalung lagi, dan sayapnya juga telah kembali ke dalam tubuhnya, kini Shimo Ling kembali seperti semula.
"Anakku, kamu sangat luar biasa!" puji Chu Ju sambil memeluk Shimo Ling.
"Shimo, ajarin aku terbang, ya?" Xin Zhu segera mendekati Shimo Ling dan dia juga ingin bisa terbang dengan sayap.
"Tentu, aku juga akan latih kalian bertarung!" jawab Shimo Ling dengan rasa percaya diri, dia mengabaikan pujian semua orang.
"Shimo, apa it--"
Sebelum Ju Hua bertanya perihal sayap dan kalung milik Shimo Ling, Mu Jin menghentikan ucapan Ju Hua dengan menarik lengannya, dan menggelengkan kepalanya sebagai tanda jangan bertanya tentang identitas Shimo Ling.
Ju Hua segera memahami reaksi Mu Jin dan tidak melanjutkan rasa penasarannya.
"Kalian geledah mayat-mayat bandit itu, dan kumpulkan semua benda yang berharga. Juga tangkap kuda-kuda itu!" titah Ju Hua kepada para penjaga.
Shimo Ling segera melepaskan dirinya dari pelukan ibunya, dan berjalan mendekati mayat pemimpin bandit. Dia mengeledah tubuh pemimpin bandit, sebab mata ketiganya melihat sesuatu.
Semua orang juga mengikuti Shimo Ling, apalagi Chu Ju, dan Xin Zhu yang kini selalu memegang erat lengan teman barunya yang telah menjadi idola.
"Ayah, harta orang jahat ini disembunyikan di dalam perutnya," kata Shimo Ling.
Mu Jin segera memeriksa perut pemimpin bandit, tetapi tidak menemukan apapun. Lalu Mu Jin kembali menatap putranya.
"Ayah, di dalam kulit perutnya. Coba Ayah raba kulit perutnya dibawah pusarnya, nanti Ayah akan merasakan ada sesuatu!" terang Shimo Ling.
"Baiklah!"
Sekali lagi Mu Jin memeriksa perut pemimpin bandit sesuai apa yang dikatakan Putranya, dia sangat mempercayai ucapannya tanpa banyak bicara.
Setelah melakukan sesuai apa yang dikatakan Putranya, Mu Jin merasakan adanya benjolan di bawah pusar pemimpin bandit.
"Anak-anak, jangan melihat, tutup mata kalian!" perintah Mu Jin kepada anak-anak, agar mereka tidak trauma dengan apa yang dilakukannya.
Segera Mu Jin mengeluarkan pisau tajam, dan mengiris perut yang terdapat benjolan di perut pemimpin bandit. Seketika darah mengalir dari luka sayatan itu, lalu keluar beberapa cincin dimensi tingkat rendah.
"Hahaha, ketemu!"
Mu Jin tertawa gembira setelah mendapatkan empat buah cincin dimensi milik pemimpin bandit. Ju Hua, Xin Zan dan Mu Liang segera mengambil satu per satu cincin dimensi itu.
"Astagaaa--!"
"Dia sangat kaya, Hahaha!!"
"Desa Bunga akan menjadi kaya, Hahaha!"
Keempat orang itu tertawa mendapatkan barang milik pemimpin bandit yang sangat banyak, Ju Hua dan Xin Zan segera memeluk Shimo Ling dan memberikan mencium di seluruh wajahnya.
Shimo Ling hanya diam dan tersenyum melihat kegembiraan penduduk desa. Baginya, apa yang baru dilakukan itu biasa saja, dan tidak ada yang perlu dibanggakan.
Wajah Shimo Ling seperti biasa, bahkan tidak sedikit takut melihat darah dan isi perut pemimpin bandit yang keluar; acuh tak acuh, dan membiarkan kedua Bibinya, yang masih mencium dirinya karena bahagia.
Cincin dimensi bagi mereka sangatlah berharga, karena harganya sangat mahal. satu cincin dimensi tingkat rendah, harganya mencapai 10.000 keping emas, dan hanya para bangsawan, pemimpin dan para pengusaha saja yang memilikinya.
"Xin Zan, kamu sekarang sudah tidak perlu lagi kebingungan menyimpan berbagai macam hasil panen penduduk desa, dengan cincin ini kita lebih aman dan praktis dalam membawa apapun," kata Mu Jin dengan memberikan cincin dimensi.
Cincin tingkat rendah, memiliki ruang berukuran 100 meter persegi, dan ukurannya jelas lebih besar dari tempat lumbung pangan di Desa Bunga.
"Aku mengerti, Kepala Desa." Xin Zan yang dipercaya untuk mengolah kekayaan desa jelas senang, pasalnya dia tidak lagi pusing memikirkan bahan pangan dan kebutuhan penduduk.
"Kaya juga dia, 100 ribu keping emas, 436 ribu perak, 1 juta lebih perunggu, senjata dan berbagai macam pil, teknik dan beberapa tanaman langka," kata Xin Zan setelah memeriksa isi di dalam keempat cincin dimensi ditangannya.
"Ini hari yang sangat luar biasa! Apa yang kita peroleh hari ini untuk pengembangan Desa Bunga. Xin Zan, catat semua kebutuhan warga dan penjaga, juga untuk keperluan yang lainnya. Ju Hua dan isteriku akan membantumu!" perintah Mu Jin kepada Xin Zan.
"Baik!" jawab Xin Zan.
"Penjaga, kuburkan mereka sesegera mungkin sebelum kamar dagang tiba. Untuk mayat pemimpin bandit, gantung di depan pintu pagar sebagai peringatan pihak lain yang ingin berbuat buruk terhadap Desa Bunga!" perintah Mu Liang kepada para penjaga.
"Ayo, kita kembali ke dalam." lanjut Mu Jin setelah memberikan perintah kepada para penjaga.
Segera semua orang kembali ke desa. Mereka tertawa gembira sambil berjalan. Kini, Shimo Ling menjadi idola dan pahlawan bagi penduduk desa. Semenjak kehadirannya di Desa Bunga, semua orang mendapatkan banyak yang berkah melimpah..