Pedagang Ming.
Bab 07. Pedagang Ming.
Penduduk Desa Bunga menantikan kedatangan kamar dagang Ming dengan menikmati hidangan menu ikan dan daging serigala.
Shimo Ling menyukai daging panggang, oleh Ibunya di masakan secara pribadi bersama Ju Hua. Sedangkan Mu Jin dan Mu Liang sedang merencanakan pengembangan Desa Bunga.
"Adik, kita akan mencari beberapa kultivator tak terikat untuk menjadi penjaga, minimal memiliki basis kultivasi tingkat Disciple level 5. Selain itu, kita juga akan mencari keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal.
Yang tidak kalah penting, kita sewa ahli konstruksi bangunan. Aku ingin dinding perlindungan Desa Bunga semakin kuat! Menurutmu, langkah apa yang harus kita ambil sekarang?" Mu Jin meminta saran kepada wakilnya yang mengangguk paham.
"Pertama, kita hitung dulu rencana anggaran pembangunan, setelah itu kita cari keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal. Jika kita mendapatkan warga baru, mereka bisa membantu dalam pengembangan desa, itu juga akan menghemat anggaran," ucap Mu Liang, dia berhenti sebentar dan melanjutkan perkataannya.
"Dengan tidak adanya lagi para bandit, kita tinggal mengantisipasi serangan dari binatang buas. Jadi langkah kedua, kita sewa ahli konstruksi.
Langkah ketiga, kita maksimalkan potensi para penjaga yang sudah ada, sambil jalan kita merekrut penjaga baru. Alangkah baiknya jika penjaga baru itu juga membawa serta keluarga mereka."
"Hahaha, saran yang bagus. Baiklah, kita jalankan saranmu ini!" Mu Jin gembira mendengar saran dari Mu Liang.
Mereka berdua terus berbicara untuk masa depan Desa Bunga, teh hangat menemani mereka dibuat oleh Chu Ju.
Sekali-kali mereka melihat Shimo Ling yang bermain dengan temannya.
Setelah waktu lima batang dupa berlalu. (1 batang dupa=30 menit)
Di kejauhan terlihat rombongan tiga gerbong kereta kuda. Kereta kuda itu di kawal banyak penjaga, sekitar 50 orang berperawakan tinggi besar dan sangat kuat dengan menunggangi kuda.
Setiap gerbong kereta itu ditarik 6 kuda, panjang gerbong mencapai 10 meter dan lebar 3 meter, penjaga desa yang melihat itu segera memberikan kabar kepada semua penduduk desa.
"Kamar dagang Ming telah tiba!"
Suara penjaga itu sangat keras, dan menghentikan aktivitas santai penduduknya yang sudah menunggu.
"Segera buka gerbangnya!" titah Mu Jin kepada petugas jaga gerbang.
Tidak berselang lama rombongan kamar dagang Ming pun sudah dekat dengan Desa Bunga. Dari 50 penjaga dari kamar dagang Ming, hanya ada 2 penjaga yang berada di depan.
Kedua penjaga itu adalah Kepala pengawal dan wakilnya, mereka berdua memiliki kekuatan tingkat Grand Master level 5 bagi kepala penjaga, dan wakilnya memiliki kekuatan dibawah kepala penjaga Grand Master level 3.
Rata-rata penjaga kamar dagang Ming memiliki kekuatan terendah di tingkat Disciple hingga tingkat Master.
Barisan inilah yang di takutkan pemimpin bandit Bajing Loncat, karena itu pemimpin bandit segera menyerang Desa Bunga untuk menjarah dan membawa para wanitanya.
Kepala penjaga itu mengerutkan keningnya, saat melihat di depan Desa Bunga yang penuh sisa pertempuran. Dia melihat banyak darah dan ada juga bendera identitas kelompok bandit Bajing Loncat.
"Sepertinya Desa Bunga telah mengalami musibah," kata Kepala penjaga kepada wakilnya, sambil melihat disekitarnya.
"Benar, aku harap penduduk desa baik-baik saja. Jika tidak, perjalanan jauh kita akan sia-sia seperti sebelumnya!" timpal wakil kepala penjaga, yang juga ikut memeriksa disekelilingnya.
"Tetapi mereka baik-baik saja! Lihat itu," ujar Kepala penjaga yang melihat dinding kayu perlindungan masih utuh, demikian juga dengan pintu gerbang yang terbuat dari kayu, ia terkejut melihat sosok mayat pria di gantung di depan pintu gerbang.
Kepala penjaga itu bernama Ming Li dan wakilnya bernama Ming Kwong.
Ming Li dan Ming Kwong menghentikan laju kudanya dan menatap mayat yang digantung di depan gerbang pintu Desa Bunga.
"Ming Li, ada apa berhenti? Kita tinggal sedikit lagi memasuki Desa Bunga?" tanya seseorang pria paruh baya yang berada di dalam gerbong kereta barisan depan, dia menjulurkan kepalanya dari jendela gerbong.
Pria paruh baya itu adalah pemimpin bisnis kamar dagang Ming milik Klan Ming, namanya Ming Lai. Ming Lai juga melihat disekitarnya; melihat banyak jejak pertempuran, dia sedikit terkejut saat melihat darah yang telah kering.
"Pemimpin, lihat di depan gerbang pintu Desa Bunga! Apakah benar dia pemimpin bandit Bajing Loncat yang terkenal licin itu?" tanya Ming Li kepada pemimpin kamar dagang Ming.
Ming Lai segera mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Kepala penjaga, dan memicingkan matanya. Ming Lai langsung terkejut saat melihat mayat yang tergantung itu.
"Benar, itu benar pemimpin bandit Bajing Loncat sialan itu...," terang Ming Lai yang hafal dengan wajah pemimpin bandit Bajing Loncat, dia berhenti berbicara untuk menahan amarah.
Ming Lai sangat marah terhadap pemimpin bandit Bajing Loncat yang telah banyak merugikan dirinya. Hampir setiap desa yang dikunjungi, selalu menjadi kobaran api dan hanya meninggalkan jejak bendera identitas bandit Bajing Loncat.
"Hahaha, akhirnya dia menemui ajal disini!" Kepala penjaga tertawa bahagia melihat penjahat yang sangat merepotkan dan merugikan Klan Ming.
"Ayo, segara kita temui Mu Jin. Kita akan tahu tentang kejadian si bajingan itu!" titah Ming Lai yang sudah tidak sabar ingin tahu kejelasan tentang tewasnya penjahat itu.
Tanpa menjawab, Ming Li dan Ming Kwong kembali mengendalikan tunggangannya dengan sedikit tergesa-gesa. Mereka berdua juga ingin mendengar cerita tentang kematian pemimpin bandit Bajing Loncat.
Gerbong kereta kuda segera mengikuti dengan menyesuaikan kecepatan laju kuda tunggangan Kepala penjaga.
Di dalam gerbong pemimpin kamar dagang Ming, ada seorang gadis kecil usia 3 tahun, yang seumuran dengan Xiu Zhu.
Dia adalah Putri dari Ming Lai, Ming Li Ling. Ming Li Ling juga menjulurkan kepalanya, dan melihat disekelilingnya penuh dengan minat karena mendengar pembicaraan ayahnya dengan Kepala penjaga.
"Selamat datang pemimpin Ming Lai!"
Segera sambutan terdengar dari penduduk Desa Bunga, saat rombongan kamar dagang Ming akan memasuki Desa Bunga.
Kepala penjaga dan rombongan mendongakkan kepalanya melihat mayat pemimpin bandit Bajing Loncat, dan terkejut saat leher penjahat yang diburu Klan Ming masih tertancap anak panah.
"Menggelikan, mati terkena panah? Hahaha!" Ming Li mencemooh kematian pemimpin bandit, ia tertawa lepas karena beban perjalanan menjaga kamar dagang sedikit berkurang.
Segera rombongan masuk ke pemukiman penduduk Desa Bunga. Ming Lai dan putrinya segera turun dari gerbong kereta kuda.
"Sobat, sudah lama kita tidak bertemu!" sapa Mu Jin saat Ming Lai sudah turun dari gerbong kereta kuda.
"Hahaha, kamu terlihat sangat bahagia, apa istrimu sedang hamil?" Ming Lai tertawa dan saling berpelukan.
"Hahaha, kamu tahu saja! kami memang memiliki putra di hari tua berkat Dewa Dewi...! Lihat, itu anakku!" Mu Jin sekali lagi tertawa bahagia dan tidak menyembunyikan apa yang menyebabkan dia begitu senang
"Hah, itu Anakmu?" Ming Lai tercengang melihat anak laki-laki yang usianya seumuran dengan putrinya.
Putrinya, Ming Li Ling juga melihat kearah yang ditunjukkan Kepala Desa Bunga, dia melihat Shimo Ling yang sangat tampan.
Mata Shimo Ling dan mata Ming Li Ling saling bertemu, berkedip-kedip penuh makna, entah apa yang di pikirkan mereka berdua. Yang jelas, Ming Li Ling terpesona dengan ketampanan Shimo Ling yang berdiri di dekat Xiu Zhu dan Chu Ju.
Ming Li dan Ming Kwong juga melihat Shimo Ling. Mereka tercengang ketika melihat basis kultivasinya. Tubuh mereka berdua sedikit bergetar karena saat menatap mata Shimo Ling, mereka berdua merasa aura penindasan.
"Monster!"
Hanya satu kata yang terucap di mulut Kepala penjaga dan wakilnya. Kata 'monster' merujuk pada bakat yang paling istimewa karena memilik bakat di atas rata-rata kultivator muda.
Demikian juga dengan Ming Lai, yang shock melihat basis kultivasi putra dari Kepala Desa Bunga, ia tidak menyangka jika putra Mu Jin begitu berbakat dan super jenius.
"Iya, dia adalah Shimo Ling, putra kami satu-satunya!" Mu Jin menegaskan.
"Mu Jin, kamu benar-benar beruntung dikasihi oleh Dewa dan Dewi! Tapi, sejak kapan kamu istrimu memiliki anak ... Usianya 3 tahun dari pertemuan terakhir kita?" Ming Lai curiga.
Terakhir pertemuan mereka yang terjadi satu tahun lalu, waktu itu Mu Jin belum memiliki anak. Sebab itu wajar jika Ming Lai curiga.
"Kamu salah sobat ku! Putraku ini baru berusia 1 tahun. Memang fisiknya tinggi seperti usia 3 tahun, tapi jangan tertipu dengan penampilannya! Coba periksa struktur tulangnya!" penjelasan Mu Jin agar Ming Lai tidak berprasangka buruk.
Ming Lai, Ming Li dan Ming Kwong dengan segera memeriksa struktur tulang Shimo Ling. Sekali lagi mereka bertiga terbelalak karena ucapan Mu Jin memang benar.
"Maafkan pikiranku yang curiga! Jujur saja, saya sangat iri kepadamu!" Ming Lai tidak ingin Mu Jin tersinggung.
"Apakah yang membunuh penjahat itu juga putramu? Kita tahu, tidak mungkin Ju Hua bisa mengalahkan penjahat itu dengan kekuatannya yang sekarang?" lanjut Ming Lai sebelum Mu Jin berbicara, ia penasaran siapa yang membunuh penjahat buruan Klan Ming yang telah banyak merugikan pihaknya.
"Mata Anda sangat jeli! Benar, yang membunuh pemimpin bandit dan anggotanya adalah putraku dengan bantuan dari Ju Hua dan semua penjaga!" jawab Mu Jin.
"Hebat, hebat!" pujian Ming Lai, matanya terus memperhatikan Shimo Ling, demikian juga dengan putrinya.
Ming Lai berjalan mendekati Shimo Ling dan membelai rambutnya dengan kasih sayang, terlihat mata Ming Lai penuh kekaguman terhadapnya. Ming Li Ling memegang ujung pakaian ayahnya.
"Nak, Klan Ming sangat berterima kasih kepadamu! Jika penjahat itu tidak terbunuh, sudah pasti banyak yang menjadi korbannya!" Ming Lai kepada berterima kasih karena pembuat masalah akhirnya dihilangkan.
Sebelum pedagang Ming datang ke Desa Bunga, mereka telah mendatangi beberapa desa lainnya. Namun, setiap desa yang merupakan kunjungi selalu bernasib tragis akibat perbuatan para bandit.
Kehilangan banyak desa merupakan kerugian bagi kamar dagang Ming. Tanpa adanya penduduk desa, mereka tidak bisa bertransaksi jual beli. Kamar dagang merupakan sektor penting bagi perekonomian Klan Ming.
Ming Lai berhenti berjongkok di depan Shimo Ling dan berbicara.
"Saya mewakili Klan Ming, memberikan hadiah atas bantuanmu. Siapa namamu?"
"Saya Shimo Ling, Shimo Ling, Paman!" jawabnya dengan mengulangi namanya agar tidak dilupakan.
Shimo Ling sedikit membungkuk, menangkupkan kedua tangannya sebagai bentuk hormat kepada yang tua. Sikapnya itu membuat orang-orang semakin kagum.
"Hahaha, hebat, hebat! Shimo Ling, nama yang unik dan syarat makna!" Ming Lai tertawa melihat sikap hormat yang diperlihatkan oleh seorang balita usia satu tahun.
"Karena kamu, Ju Hua dan para penjaga yang telah berjasa menumpas para penjahat, maka saya mewakili Patriark Klan Ming, memberikan 10.000 keping emas sebagai hadiah untuk!" Ming Lai memberikan kantung kain yang berisi emas kepada Shimo Ling.
"Terima kasih, Paman!" ucap Shimo Ling sembari menerima hadiah, dan membungkuk lagi untuk memberikan hormat.
Shimo Ling merasa Ming Lai ini adalah orang yang baik. Selama pembicaraan dengan ayahnya, dia selalu memperhatikan sikap pemimpin kamar dagang yang tidak sungkan untuk meminta maaf. Sebab itu Shimo Ling memberikan hormat terhadap Ming Lai.
"Terima kasih, Tuan Ming Lai!"
Serempak Ju Hua dan para penjaga juga ikut mengucapkan terima kasih akan hadiah yang diberikan, mereka semua tidak menyangka akan mendapatkan hadiah atas terbunuhnya pemimpin bandit Bajing Loncat.
"Bibi, ambil ini, bagikan pada penjaga yang berjasa, juga kepada penduduk desa!" Shimo Ling menyerahkan hadiah karena tidak membutuhkannya.
"Anak yang baik!" Ju Hua senang karena Shimo Ling peduli dengan semua orang, dan menerima hadiah itu.
Disaksikan oleh Ming Lai dan rombongannya, Ju Hua membagi hadiah.
Ming Li Ling putri dari Ming Lai, tersenyum manis saat Shimo Ling melihatnya. Namun, dia menjulurkan lidah ketika Xiu Zhu sengaja menarik tangan Shimo Ling agar tidak berdekatan dengannya.