Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8

Uang yang dia hasilkan jauh lebih dari cukup untuk menghidupi mereka bertiga. Bahkan dana untuk pendidikan Joy hingga kuliahpun sudah tersedia.

Dia tidak perlu lagi bekerja, dia hanya ingin mencukupi segala kebutuhan istri dan putrinya, terlebih itu semua dia ingin menghabiskan waktu bersama dengan mereka.

Akhirnya… impiannya dimana dia bisa menghabiskan waktu lebih untuk bersama keluarganya tercapai dan dia tidak akan pernah menukarkannya dengan apapun juga.

Beberapa hari kemudian, dia membeli sebuah rumah yang besar untuk istri dan putrinya. Dia ingin keluarganya hidup berkecukupan dan bahagia. Dia ingin membuktikan dirinya sendiri serta almarhum ayahnya, bahwa dia memiliki kehidupan yang lebih baik daripada keluarga ayahnya.

Dia akan membawa senyum serta tawa dari dalam keluarganya. Dia juga telah memikirkan masa depannya hingga disaat dia pensiun setelah melihat anak perempuan mereka menikah.

Membayangkan dia akan menjadi seorang kakek belasan tahun kemudian membuatnya sangat antusias dan tidak sabar untuk menanti hari itu tiba.

Kemudian dia membeli satu buah mobil yang tidak terlalu mahal tapi juga tidak terkesan murah. Setelah itu, sisa uang yang didapatinya diserahkan penuh pada kendali istrinya.

Dia tidak perlu lagi bekerja, dia hanya keluar untuk mengobrol dengan teman-teman yang dulu pernah menjadi pelanggan tetap di hotel miliknya di kafe sambil menikmati kopi hitam. Mereka akan membahas mengenai soal bisnis dan lain sebagainya.

Selebihnya dia menghabiskan waktunya untuk keluarganya. Dia bisa melihat masa depan keluarganya yang harmonis dan cerah. Dia juga tidak sabar menanti putrinya beranjak dewasa dan dia akan menjadi sangat pemilih dalam hal memilih jodoh untuk putrinya.

Namun kenyataan berkata lain. Dalam kurun lima tahun, uang yang seharusnya cukup untuk hidup berpuluh puluh tahun kini hanya cukup untuk satu tahun kedepan.

Kemana uang yang telah dia berikan pada istrinya?

Dia sama sekali tidak keberatan jika istrinya berbelanja barang-barang mewah, tapi dia sama sekali tidak melihat satupun barang mewah di rumah ini.

Jika istrinya tidak belanja barang mewah, lalu kemana semua uang itu?

"Suamiku, bisa tolong aku?"

"Ada apa?"

"Aku punya hutang di bank, tapi uang kita sudah menipis. Bisa tidak kamu bekerja lagi cari uang yang banyak?"

Pelipis sang suami berkedut. Inilah yang ingin dia tanyakan. Keberadaan uang mereka patut dipertanyakan dan kini dia mendengar kabar bahwa istrinya memiliki hutang di bank?

"Bagaimana bisa? Apa saja yang kamu belanjakan sampai terlilit hutang?"

"Jadi kamu menyalahkanku?"

Sang suami hanya mendesah pasrah. Meskipun dia sangat ingin tahu kemana uang mereka, dia memutuskan utntuk tidak bertanya. Dia tidak ingin berdebat. Dia sangat mengenal pribadi dari istrinya.

"Baiklah. Berapa jumlahnya?"

Begitu istrinya menyebutkan sejumlah nominal, kesabarannya sudah mencapai batasnya.

"APA!? Bagaimana bisa kau mendapat hutang sebanyak itu? Seharusnya uang yang waktu itu masih ada dan tidak perlu berhutang pada bank." dan entah kenapa dia menjadi hilang kendali dan terus mengomel.

Setelah berdebat panjang lebar akhirnya istrinya membuka pengakuannya. Ternyata setelah melihat mereka menjadi makmur dan memiliki rumah mewah, saudara-saudara istrinya (yang dulunya tidak pernah menunjukkan batang hidungnya) kini datang 'berkunjung' ke rumah ini.

Singkatnya, secara tidak langsung mereka minta uang untuk dijadikan modal usaha mereka. Sayangnya, tidak ada satupun yang berhasil. Ada yang bangkrut dan akhirnya tutup, ada juga yang masih belum membayar cicilan pinjaman di bank hingga hutang mereka menutup.

Yang terlebih membuatnya marah, bahkan setelah mengalami kebangkrutan, mereka membuka usaha lagi dan mengalami hasil yang sama. Semua modal usaha mereka berasal tidak lain dari uang mereka... uang untuk keluarganya.

Mendengar semua ini membuat dirinya geram dan tidak mampu untuk berkata-kata. Dia bukan marah pada istrinya, tapi pada saudara-saudara istrinya.

Berani sekali mereka memanfaatkan kebaikan hati istrinya? Hutang? Bukankah itu hutang mereka? Usaha mereka sendiri? Jangan pernah berharap dia akan membayar hutang mereka.

Tanpa bicara lagi, dia pergi ke luar rumah untuk menenangkan dirinya. Dia tidak ingin emosinya yang luar biasa ini menyakiti istri maupun putrinya.

Namun seiring berjalannya waktu dia tidak tega melihat istrinya yang tertekan. Tidak hanya itu, istrinya mulai mengajukan cerai padanya hampir setiap hari.

Tidakkah istrinya sadar bahwa dia berani mengambil resiko nyawanya demi kepentingan keluarga ini? Pekerjaan sebagai tukang mengebor minyak bukanlah pekerjaan yang mudah.

Hari demi hari, dia harus bekerja langsung di lapangan untuk mengebor dan mengambil minyak dimana musibah bencana alam bisa saja terjadi bila cara pengeboran yang dia lakukan mengalami eror.

Itu sebabnya, gaji yang ditawarkan perusahaan untuk pekerjaan ini sangatlah besar hingga mencapai sepuluh kali lipatnya dari penghasilan rata-rata seorang pegawai biasa.

Selama dia bekerja di tempat pertambangan minyak, tidak sedikit pula yang menemui ajalnya akibat kecerobohannya. Dan tiap malam, tiap waktu disaat dia sendirian, dia selalu berdoa pada yang diatas untuk melindunginya agar dia bisa pulang kembali ke tempat keluarganya dengan selamat.

Dia merasa bersyukur bahwa Tuhan mendengarkan doanya dan dia kembali ke keluarganya secara utuh tanpa cacat setelah berpisah selama dua tahun.

Dia berpikir dia bisa hidup dengan tenang dan damai tanpa memikirkan masalah setelah menjalani pekerjaan mempertaruhkan nyawa selama dua tahun ini.

Tapi apa ini? Ternyata istrinya malah dengan santainya menginginkannya kembali untuk bekerja? Istrinya bahkan ingin dia segera menghasilkan uang yang sangat banyak seperti dulu lagi? Apakah itu berarti istrinya ingin dia kembali bekerja di tempat berbahaya seperti itu?

Sungguh sangat disayangkan. Hanya karena istrinya merasa kasihan pada saudara-saudaranya, semua harapan dan impiannya hancur seketika. Semua jerih payah selama dua tahun dia pergi dan berpisah dari wanita yang sangat ia cintai demi masa depan mereka juga sia-sia.

Lalu, jika istrinya dan putrinya hidup dalam kemiskinan hanya karena istrinya kasihan pada saudara-saudaranya, untuk apa dia bekerja selama dua tahun mrmpertaruhkan nyawanya?

Pada akhirnya, hatinya tidak kuat melihat ekspresi kesedihan dan penuh kekecewaan pada istrinya. Untungnya, dia selalu menjaga tubuhnya tetap bugar sehingga dia bisa diterima lagi di pertambangan.

Sekali lagi dia membutuhkan waktu dua tahun penuh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Dia selalu berdoa agar Tuhan memberikan cuaca yang bagus dan melindunginya dari segala mara bahaya.

Dia berharap selama dua tahun dia bekerja di tempat ini, tidak ada bencana seperti gempa bumi, atau tanah longsor yang terjadi di tempat pertambangan. Hanya saja… berbeda saat dia pertama kali bekerja di tempat ini.

Dulu dia sangat bersemangat dan tidak sabar untuk kembali pulang. Dulu dia tidak sabar ingin melihat wajah cantik istrinya serta anak perempuannya. Namun kini... dia tidak begitu bersemangat untuk kembali pulang. Dia tahu akan kemana uang ini nanti setelah diserahkan pada istrinya.

Namun satu-satunya yang tetap membawa kakinya ke rumah adalah putrinya. Bahkan disaat putrinya mulai menjauh darinya, bersikap dingin padanya… dia masih bertahan.

Hingga disatu titik saat dia sudah mulai tidak kuat dan benar-benar akan jatuh kalau tidak ada yang menopangnya, anak perempuannya justru mendorongnya jatuh ke jurang yang gelap tanpa dasar.

"Bukannya lebih baik kalian cerai saja? Kau seringkali membuat mama marah dan sakit. Kau juga tidak peduli dengan keadaan keluarga ini. Apa gunanya keberadaanmu disini?"

Apa gunanya keberadaannya dikeluarga ini? Bukankah dia tetap ada disana demi menjaga keutuhan keluarga?

Namun dalam hati kecilnya dia sudah tahu, bahwa keluarga ini sudah lama retak. Sudah tidak ada jalan untuk diperbaiki dan dia sudah lelah berusaha mempertahankannya.

Karena itu... dia memutuskan untuk mengabulkan permintaan istrinya yang sudah sering meminta hal ini hampir setiap hari.

Dia memutuskan untuk bercerai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel