Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Pemuda misterius yang telah memberi dua kue beserta segelas susu untuk Joy mulai bercerita mengenai seorang anak laki-laki.

Anak ini berasal dan hidup dikalangan keluarga yang berada. Rumah mewah, mobil mewah bahkan memiliki beberapa hotel. Namun sayangnya kedua orangtuanya sangat pilih kasih dan anak ini dianak-tirikan oleh ibunya. Ibunya lebih mencintai kakaknya daripada dirinya.

Untungnya ayahnya lebih mencintai dirinya daripada saudaranya, sehingga dia lebih banyak mendapatkan wawasan pengetahuan bisnis dari ayahnya, sementara saudaranya tidak mengerti bisnis dan hanya bisa bermanja dengan sang ibu.

Hanya saja, sang ayah sangat jarang di rumah karena sibuk bekerja sementara ibunya jarang mengajaknya bicara dan lebih memperhatikan sang saudara. Tapi begitu ayahnya pulang, dia akan dibawakan oleh-oleh lebih banyak dan bagus daripada saudaranya.

Hal ini membuat ibunya semakin tidak menyayanginya dan tidak memperhatikan kebutuhannya seperti ia memperhatikan anak sulungnya. Dia bahkan menyuruh anak ini memberikan semua hadiah pemberian ayahnya pada saudaranya tiap kali saudaranya merengek menginginkan mainan yang sama dengannya.

Meskipun begitu anak lelaki ini tetap menurut pada ibunya dan memberikan semua mainan dari ayahnya pada kakaknya. Dia tidak pernah membantah ataupun memberontak walaupun sang ibu sudah sangat pilih kasih terhadapnya.

Beranjak dewasa perlakuan ibunya antara dia dan kakaknya semakin terlihat berbeda. Kakaknya dimasukkan ke sekolah yang bagus, sedangkan dia bersekolah di sekolah yang biasa.

Hingga suatu hari dia mengetahui bahwa dia adalah anak haram dari ayahnya dengan wanita lain. Barulah dia mengerti alasan kenapa ibunya begitu membencinya. Rupanya dia bukanlah darah daging wanita itu sehingga wanita yang selama ini dia anggap sebagai ibunya begitu membencinya dan dia menganggap wanita itu pilih kasih.

Dia juga tidak menyangka, bahwa ayah yang selama ini ia kagumi dan hormati telah bertindak tidak bijak dengan berselingkuh dengan wanita lain dan lebih menyayangi anak haram dibandingkan anaknya yang resmi.

Dalam keadaan seperti inipun, anak lelaki ini tetap tidak membenci ibunya. Dia juga tidak memandang rendah ayahnya dan mengaguminya dengan sama besarnya seperti dulu.

Walaupun ayahnya bukanlah suami yang baik, tapi beliau merupakan ayah yang baik dan anak ini ingin menjadi seperti beliau yang bisa menjadi ayah yang baik. Hanya saja kali ini, dia juga ingin menjadi suami yang baik bagi calon istrinya. Dia tidak akan melirik wanita lain selain wanita yang telah menjadi istrinya.

Mengenai wanita yang selama ini dianggapnya sebagai seorang ibu namun tidak pernah memberikan kasih yang pantas untuknya, anak inipun tidak membencinya dan masih mengasihinya.

Biar bagaimanapun beliau masih tetap bersedia merawat dan memberinya makan. Beliau juga yang merawatnya saat dia sakit atau terluka. Dia hanya akan mengingat segala kebaikan ibunya.

Hingga pada akhirnya saat pembagian warisan setelah ayahnya tiada, anak ini hanya mendapatkan kurang dari dua persen dari warisannya. Itupun diambil alih oleh sang ibu.

Memang terlihat tidak adil, tapi dia tidak mempermasalahkannya. Selama dia diizinkan untuk tinggal bersama ibunya dan bisa makan, dia tidak akan mengeluh.

Satu hal yang dia pelajari dari kehidupan yang dialaminya. Dia tidak akan seperti ayahnya yang berselingkuh dengan wanita lain. Dia hanya akan mencintai satu wanita yang akan menjadi istrinya.

Dia juga tidak akan seperti ayahnya yang jarang di rumah; sehingga tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dia akan mencari cara agar dia bisa bekerja di rumah dimana dia bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya.

Dia juga tidak akan seperti kedua orangtuanya yang pilih kasih. Dia akan menyayangi anak-anaknya dengan sama rata. Dia akan memastikan tidak ada iri ataupun benci diantara anak-anaknya. Dia akan memastikan istri dan anak-anaknya bisa hidup lebih baik daripada dirinya.

Setelah lulus kuliah, dia bekerja di hotel miliknya sendiri yang dikendalikan oleh ibunya. Dan tidak pernah sekalipun dia mengeluh. Dia bahkan memanfaatkan posisinya yang hanya sebagai resepsionis untuk berkenalan dengan berbagai macam orang.

Dari sana dia bisa mendapatkan berbagai pengetahuan dan informasi yang tidak pernah diajarkan oleh gurunya di sekolah.

Dia selalu memasang senyum lebar dan mencari tahu kesukaan pelanggan. Semakin lama dia semakin mahir dalam berkomunikasi dan otaknya menjadi terbiasa untuk mengingat wajah orang dalam waktu singkat.

Lidahnya yang mahir mampu menyenangkan hati orang-orang hingga tidak sedikit yang datang ke hotel ini hanya untuk mencarinya.

Disaat itulah dia bertemu dengan seorang gadis biasa nan cantik. Keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah setelah menjalin hubungan selama beberapa bulan.

Ibunya tidak sudi memiliki menantu yang dipilih putranya dan tidak muncul di acara pernikahan mereka.

Tidak lama kemudian ibunya seringkali terlambat memberikan uang hasil dari kerjanya. Kalaupun saat dia mendapatkan haknya, hasilnya telah dipotong oleh ibunya.

Demi menghidupi keluarga barunya, pemuda ini memutuskan keluar dari pekerjaan di hotel dan mencari pekerjaan lain. Dia rela melepaskan kepemilikan atas hotelnya dan menyerahkan sepenuhnya pada ibunya.

Dia memang menghormati dan mengasihi ibunya tapi dia juga tidak bisa membiarkan istrinya ditindas dan menangis karena sikap arogan ibunya. Karena itu dia memutuskan untuk berpisah dari beliau. Dia yakin, anak yang sangat dikasihi ibunya, yaitu saudaranya pasti akan menemani beliau dan menyenangkan hatinya.

Lagipula, tidak peduli seberapa besar usahanya untuk menyenangkan hati ibunya, wanita itu tidak pernah memujinya ataupun membanggakannya. Wanita itu hanya membanggakan anak kandungnya walaupun saudaranya tersebut sering menyakiti hatinya.

Yah, dia tidak bisa menyalahkan ibunya. Wanita mana yang bisa menyayangi anak hasil selingkuhan suaminya?

Awalnya, dia merasa lega karena melihat istrinya tidak merasa tertekan dibawah penindasan ibunya. Hanya saja… sungguh sulit mencari pekerjaan dengan ijazah sekolahnya yang biasa.

Karena dia disekolahkan di sekolah yang biasa, tidak ada perusahaan yang mau menerimanya sebagai pegawainya. Alhasil, dia mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan.

Namun dia sadar, meskipun sepuluh tahun dia bekerja, dia tidak akan bisa membahagiakan istrinya. Dia bahkan juga tidak akan bisa memanjakan putrinya yang akan lahir dengan boneka ataupun baju yang cantik.

Dia mencari dan terus mencari sebuah pekerjaan yang bisa menghasilkan uang besar dan cepat. Akhirnya dia menemukan satu.

Sebuah pekerjaan yang cocok untuknya dan bisa menghasilkan uang besar dalam waktu singkat. Namun pasti ada harga yang harus dibayar. Dia harus berdedikasi pada pekerjaan tersebut selama dua tahun penuh dan resiko yang dihadapinya adalah nyawanya.

Meskipun begitu, demi melihat senyuman bahagia istri dan putrinya dia rela mempertaruhakan nyawanya.

Pada akhirnya dia berhasil masuk kedalam usaha pertambangan minyak. Selama dua tahun dia tidak bertemu dengan istrinya, dia bahkan melewatkan pertumbuhan putrinya yang baru lahir.

Dia ingin segera menemui putrinya. Dia penasaran seperti apa wajahnya, suaranya, matanya. Apakah persis sama seperti ibunya atau seperti dirinya?

Anaknya adalah perempuan, jadi dia yakin putrinya pasti cantik seperti ibunya. Dia sudah tidak sabar lagi menunggu pertemuannya dengan putrinya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga dua tahun telah berlalu dan hari yang ditunggu-tunggunya pun datang. Dia berdiri didepan rumahnya yang sederhana, melihat sosok seorang wanita yang berjalan kearahnya sambil menggendong seorang anak perempuan yang memandangnya dengan bola matanya yang dipenuhi dengan rasa penasaran.

Dia memang tidak bisa membayangkan seperti apa wajah putrinya, tapi persis yang diduganya... putrinya sangat cantik, secantik ibunya.

"Ayo Joy. Coba panggil papa."

Dia mengira putrinya akan malu-malu terhadap orang yang tidak pernah ditemuinya, tapi dia salah.

Anak itu menatapnya dengan rasa penasaran dan memanggilnya dengan suara yang merdu.

"Pa… pa..."

Suara putrinya saat menyebut 'papa' sangat menyentuh hatinya. Dia tahu untuk seukuran pria berbadan besar seperti dirinya tidak seharusnya menunjukkan air matanya didepan umum.

Tapi dia tidak peduli, dia sangat merindukan keluarganya dan membiarkan air matanya keluar dari tempatnya membasahi pipinya.

Istrinya yang melihat tangisannya, tersenyum lembut dan mengusap air matanya sambil berkata,

"Selamat pulang."

Dia memeluk erat istrinya beserta anak perempuan mereka dalam dekapan mereka. Dia merasa lega akhirnya dia bisa pulang. Dia merasa nyaman berada dirumah dimana keluarganya berada.

Dia tidak akan pergi lagi, dia memutuskan untuk tidak lagi meninggalkan keluarganya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel