Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Selama ini ibunya hanya memodali mereka dan menutup kerugian perusahaan mereka. Beliau juga yang selalu berpikir keras untuk terus mempertahankan itu semua.

Ajaibnya perusahaan mereka tetap bertahan selama bertahun tahun. Namun semenjak perceraian itu terjadi, entah kenapa tidak ada kemajuan yang signifikan dari bisnis mereka.

Tiap bulan selalu mengalami kerugian bahkan jauh lebih besar daripada sebelumnya. Yang lebih menjengkelkan lagi, disaat bisnis mereka terpuruk dan mengalami hutang, mereka mencantumkan nama ibunya sebagai orang yang bertanggung jawab.

Ibunya yang harus menghadapi pengadilan penutupan perusahaan. Beliau juga yang harus membayar semua hutang-hutang. Tidak ada satupun dari pihak keluarga yang datang menolong.

Itu sebabnya beliau bekerja siang malam tanpa henti untuk melunasi hutang mereka. Tidak hanya itu.. perusahaan mereka dibeli oleh kompetitor dengan harga murah; rumah besar mereka disita bank... itu semuapun masih belum cukup untuk membayar hutangnya.

Pada akhirnya, Joy sendiripun sering absen sekolah hanya untuk bekerja di sebuah restauran. Bila ibunya bekerja untuk melunasi hutang, Joy bekerja untuk sesuap nasi. Akibatnya, nilai-nilai pelajarannya tidak ada yang bagus.

Bahkan dia mendapatkan peringatan bahwa dia akan tinggal kelas bila dia sering absen. Tidak hanya itu, uang sekolahnyapun telah menunggak tiga bulan. Jika tidak segera dibayar, dia tidak akan diizinkan menginjakkan kaki di sekolah mulai bulan berikutnya, bahkan berkeinginan untuk mengikuti ujian kelulusanpun tidak diperbolehkan.

Joy mulai mengingat-ingat mengapa hal seburuk ini bisa terjadi menimpanya? Perceraian itu… Benar. Semuanya menjadi semakin buruk sejak kedua orang tuanya bercerai.

Jika seandainya perceraian itu tidak terjadi, setidaknya hutang perusahaan tidak semakin membesar dan kerugian yang dialami perusahaan juga tidak akan membengkak.

Joy tertawa sinis dalam hati. Memangnya keberadaan ayahnya bisa membantu perusahaan yang sudah berada di ujung tanduk?

Ada atau tidaknya keberadaan ‘pria’ itu di keluarga ini, cepat atau lambat, perusahaan ibunya yang selalu mengalami kerugian tiap bulan pasti akan bangkrut juga.

Hanya saja… Joy mau tidak mau merasa penasaran akan sesuatu. Kenapa pada akhirnya kedua orang tuanya bercerai?

Sebelumnya saat ibunya mengajukan cerai, ayahnya selalu menolak. Lalu kenapa pada akhirnya ayahnya menyetujui perceraian itu?

Joy menggali ingatannya kala itu saat dia mendengar kalimat yang membuatnya marah besar.

‘Aku sudah capek. Aku sudah tidak mau bekerja lagi. Memang kau mau apa huh?’

‘Arrrrgg... Kenapa aku bisa menikah dengan pria sepertimu?! Aku ingin cerai! Sekarang juga!’

‘Terserah kau mau bilang apa, tapi aku tidak akan bercerai. Titik.’

Ibunya sudah tidak sanggup berkata kata lagi dan keluar rumah sambil membanting pintu dengan suara yang keras.

Sama seperti ibunya, Joy terlalu marah untuk bisa melihat desahan letih ayahnya. Yang dia lihat hanyalah seorang pria yang malas; yang berjalan kearah meja makan dengan santai untuk menyantap hidangan makan malam.

Joy berjalan ke arah beliau dan duduk diseberangnya.

"Oh, kau dengar yang tadi ya? Jangan kuatir, ayo makan. Yang ini enak lho, daging ini kesukaanmu kan?"

Sikap beliau sangat santai saat mengambil beberapa lauk dan meletakkannya diatas piringnya. Bahkan beliau mmberikan senyuman hangatnya layaknya seorang ayah yang ingin memanjakan putrinya.

Di situasi yang normal tentu saja Joy akan merasa senang dan menerima semua kebaikan ayahnya dengan senang hati.

Tapi tidak.. suasana hati Joy tidak gembira ataupun ingin bersandiwara menjadi anak yang baik. Dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap pria ini.

"Apa kalian akan bercerai?" tanya Joy dengan nada yang sangat dingin.

"Ah, itu. Tidak perlu takut. Papa tidak akan pernah menceraikan mamamu."

"Kenapa? Bukannya lebih baik kalian cerai saja? Kau seringkali membuat mama marah dan sakit. Kau juga tidak peduli dengan keadaan keluarga ini. Apa gunanya keberadaanmu disini?"

"..."

"Ceraikan mama, maka semuanya akan baik baik saja. Aku sudah tidak tahan lagi hidup seperti ini."

"..." untuk sejenak ayahnya tidak berkata apa apa. Entah karena terkejut melihat putrinya sudah tidak memanggil 'papa' atau nada yang tidak menunjukkan rasa hormat sama sekali yang membuatnya tertegun. Tapi beliau tidak bergerak maupun bersuara. Suasana keheningan mencekam selama beberapa menit.

"Jika itu memang yang kau inginkan." itulah yang diucapkan pria itu sebelum akhirnya dia berdiri dan beranjak masuk ke kamar.

Tidak lama kemudian, pria itu keluar dengan membawa secarik kertas dan pergi begitu saja.

Sejak saat itu pria itu tidak pernah kembali ke rumah ini, dan baru beberapa hari kemudian Joy mendapat kabar bahwa kedua orangtuanya telah resmi bercerai.

Joy mengira setelah perceraian kedua orangtuanya, segalanya akan berjalan menjadi lebih baik. Kenyataannya, meskipun dia jarang melihat ibunya di rumah, setidaknya dia bisa hidup lebih baik dan tenang.

Dia merasa bahagia, menghabiskan waktu dengan berbelanja; memiliki komunitas yang menyenangkan; dia bisa tersenyum dan tertawa.

Sayangnya dia sama sekali tidak mau mengakui bahwa dari dalam lubuk hatinya terdalam ada suatu lubang besar yang membuatnya terasa hampa.

Semakin hari lubang di hatinya semakin menyesakkannya. Kemudian kabar perusahaan yang berusaha dipertahankan ibunya menjadi bangkrut dan dililit hutang; menjadi hantaman paling keras baginya.

Dana yang disiapkan untuk berbelanja semakin menipis. Kualitas makanan sehari-hari semakin menurun. Satu per satu teman-teman komunitasnya meninggalkannya.

Bahkan pihak keluarga dari ibunya sering datang hanya untuk meminta uang. Hingga disatu titik dimana ibunya tidak memiliki uang sepersenpun; tidak ada lagi yang datang berkunjung.

Joy hendak berhenti dari sekolahnya dan saat sekolah mengizinkannya untuk mengikuti ujian kelulusan, Joy gagal di hampir semua materi. Joy dinyatakan tidak lulus dari sekolahnya.

Tidak ada universitas yang bersedia menerima Joy. Akhirnya Joy hanya menghabiskan waktu bekerja di restauran sebagai pramusaji rendahan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel