Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Yan Ruyi Istri Orang

Di balik tirai jendela rumah besar itu, sepasang mata cokelat madu masih menatap mereka dengan intens. Tatapan itu penuh dengan rasa ingin tahu, tapi ada juga sesuatu yang lebih dalam di dalamnya, sesuatu yang tak terdefinisi.

Tatapan itu terpancar dari seorang wanita tercantik di desa Liancheng yang berusia 38 tahun, Yan Ruyi. Istri orang terkaya di desa itu langsung terpesona oleh ketampanan Li Tianwei sejak pertama kali melihatnya. Jantungnya berdebar kencang dan pipinya memerah. Dia tidak pernah bertemu pemuda setampan dan semenawan Li Tianwei.

Yan Ruyi tak bisa memungkiri ketertarikannya pada Li Tianwei. Ada aura maskulin dan pesona misterius yang terpancar dari pemuda itu, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Gaun sutra yang dikenakannya terasa panas dan sesak.

"Siapa pemuda itu? Dia sangat tampan dan menarik!" bisik Yan Ruyi kepada pelayannya, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

"Itu Li Tianwei, anak didik Master Feng Yi. Dia terkenal di desa ini karena kebaikan hatinya dan keahliannya dalam seni bela diri," jawab pelayan itu dengan hormat.

Yan Ruyi semakin penasaran dengan Li Tianwei. Semakin lama dia memperhatikan pemuda itu, semakin dalam rasa ingin tahunnya. Dia ingin mengenal Li Tianwei lebih dekat, namun dia merasa malu untuk memulai percakapan terlebih dahulu.

Yan Ruyi pun memutar otak untuk mencari cara agar bisa berinteraksi dengan Li Tianwei. Dia ingin menciptakan situasi yang memungkinkan mereka untuk bertemu dan saling mengenal.

Akhirnya, Yan Ruyi menemukan ide yang sempurna. Dia akan mengatur sebuah "kecelakaan" agar mereka bertabrakan di jalan. Dengan begitu, Yan Ruyi bisa berpura-pura terjatuh dan Li Tianwei akan membantunya.

Yan Ruyi membayangkan momen itu dengan penuh gairah, membiarkan imajinasinya melayang dalam detail yang membangkitkan semangat.

o0o

Keesokan harinya, Yan Ruyi berjalan-jalan di desa dengan hati-hati, menunggu momen yang tepat untuk melancarkan rencananya. Dia mengenakan gaun sutra merah yang menawan, sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Dia ingin Li Tianwei terpesona saat melihatnya.

Dan tak lama kemudian, dia melihat Li Tianwei berjalan di arah yang berlawanan. Yan Ruyi sengaja mempercepat langkahnya, jantungnya berdebar kencang.

Yan Ruyi pura-pura tidak melihat Li Tianwei dan terus berjalan. Tiba-tiba, dia "tersandung" dan terjatuh di depan Li Tianwei. Gaunnya tersingkap sedikit, memperlihatkan paha mulusnya yang putih.

"Aduh!" Yan Ruyi berteriak kesakitan, berusaha terlihat meyakinkan.

Li Tianwei yang sigap langsung membantu Yan Ruyi untuk berdiri. Dia terpesona oleh kecantikan Yan Ruyi dan aroma harum yang terpancar dari tubuhnya. Dia merasakan sensasi aneh menjalar di perutnya.

"Maafkan saya, Nyonya," kata Li Tianwei dengan panik. "Apakah Anda baik-baik saja?"

Yan Ruyi tersenyum manis, matanya menggoda Li Tianwei. "Aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara lembut. "Terima kasih atas bantuanmu."

Li Tianwei terpaku sejenak, matanya terkunci dengan mata Yan Ruyi. Dia merasakan tarikan magnetik yang kuat, seolah tak ingin melepaskan pandangan darinya.

Yan Ruyi senang dengan "kecelakaan" yang dia rencanakan. Dia berhasil mengenal Li Tianwei lebih dekat dan merasa semakin tertarik pada pemuda itu. Dia ingin merasakan lebih banyak lagi dari Li Tianwei, merasakan gairah dan sensasi yang tak pernah dia alami sebelumnya.

Yan Ruyi, dengan senyum menggoda dan mata penuh gairah, mengajak Li Tianwei untuk pergi ke sebuah vila terpencil di dekat desa. Dia berbisik di telinga Li Tianwei, "Aku punya tempat rahasia yang ingin aku tunjukkan padamu."

Li Tianwei, terpesona oleh pesona Yan Ruyi dan penasaran dengan "tempat rahasia"nya, langsung menerima ajakan Yan Ruyi. Dia ingin mengenal Yan Ruyi lebih dekat dan merasakan sensasi yang tak pernah dia alami sebelumnya.

Setelah beberapa saat berjalan, mereka akhirnya tiba di vila yang dimaksud Yan Ruyi. Vila itu terbuat dari kayu dan batu, dikelilingi oleh taman yang indah dengan berbagai macam bunga dan tanaman.

Yan Ruyi membuka pintu vila dengan kunci yang dia bawa, dan mereka masuk ke dalam. Vila itu terasa hangat dan nyaman, dengan interior yang elegan dan penuh gaya.

Yan Ruyi mengajak Li Tianwei untuk duduk di sofa yang empuk di ruang tamu. Dia menuangkan segelas anggur merah untuk Li Tianwei dan dirinya.

"Silakan dinikmati," kata Yan Ruyi dengan senyum manis.

Li Tianwei menyesap anggurnya, rasa manis dan asamnya terasa menyegarkan. Dia melihat Yan Ruyi dengan tatapan penuh tanya.

"Apa yang ingin kau tunjukkan padaku?" tanya Li Tianwei dengan suara lembut.

Yan Ruyi mencondongkan tubuhnya ke arah Li Tianwei, matanya berbinar-binar. Dia berbisik, "Aku ingin menunjukkan sesuatu yang spesial padamu."

Yan Ruyi menarik tangan Li Tianwei dan membawanya ke kamar tidur yang indah di lantai atas. Kamar itu dihiasi dengan warna-warna pastel dan aroma lavender yang menenangkan.

Yan Ruyi menutup pintu kamar dan menguncinya. Dia menatap Li Tianwei dengan tatapan penuh g4irah, dan Li Tianwei merasakan jantungnya berdebar kencang.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu," bisik Yan Ruyi. "Aku ingin merasakan kehangatan tubuhmu dan mendengar bisikan suaramu."

Yan Ruyi perlahan mendekati Li Tianwei, bibirnya hampir menyentuh bibir Li Tianwei. Li Tianwei merasakan aliran listrik menjalar di seluruh tubuhnya, dan dia tak bisa menahan diri lagi.

Yan Ruyi perlahan mendekati Li Tianwei, bibirnya hampir menyentuh bibir Li Tianwei. Li Tianwei merasakan aliran listrik menjalar di seluruh tubuhnya, dan dia tak bisa menahan diri lagi.Dia ingin mencium Yan Ruyi, membalas gairah yang terpancar dari matanya.

Tapi, sesuatu di dalam dirinya menahannya. Dia teringat akan ajaran gurunya, tentang kesucian dan pengendalian diri. Dia tak ingin melakukan sesuatu yang akan mencoreng nama baiknya dan gurunya.

Dengan berat hati, Li Tianwei menolak Yan Ruyi secara halus. "Yan Ruyi," bisiknya, "aku tersanjung dengan perhatianmu. Tapi, sebagai murid Master Feng Yi, aku harus menjaga kesucian diriku. Aku tak boleh terjerumus dalam godaan duniawi."

Yan Ruyi terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. Dia kecewa dengan penolakan Li Tianwei, tapi dia juga menghormatinya.

"Baiklah," kata Yan Ruyi dengan suara lirih. "Aku mengerti."

Meskipun hasrat mereka tertahan, Yan Ruyi dan Li Tianwei tetap menghabiskan waktu bersama dengan romantis di vila itu. Mereka mengobrol tentang banyak hal, berbagi mimpi dan harapan mereka. Mereka tertawa bersama, menikmati keindahan alam di sekitar vila.

o0o

Keesokan harinya, Yan Ruyi masih tak bisa melupakan Li Tianwei. Rasa ingin membuatnya jatuh cinta memenuhi pikirannya. Yan Ruyi mulai merencanakan cara baru untuk mendekati Li Tianwei.

Dia tahu Li Tianwei sering belanja di pasar desa setiap pagi. Yan Ruyi memutuskan pergi ke sana, berpura-pura mencari bunga untuk hiasan rumahnya.

Saat Li Tianwei melihat Yan Ruyi di pasar, dia terkejut namun juga senang bertemu lagi. Yan Ruyi tersenyum manis dan menyapa Li Tianwei dengan ramah.

"Oh, Li Tianwei! Kamu juga di sini," kata Yan Ruyi sambil menggandeng lengan Li Tianwei ringan. "Aku sedang mencari bunga indah untuk hiasan rumah. Bisa tolong bantu aku?"

Li Tianwei, tak bisa menolak permintaan dari wanita cantik seperti Yan Ruyi, setuju dengan senang hati. Mereka berdua menjelajahi pasar bersama, mencari bunga yang cerah dan harum.

Selama perjalanan itu, Yan Ruyi terus membangun percakapan intim dengan Li Tianwei, kadang menyentuhnya dengan lembut. Setiap sentuhan membuat jantung Li Tianwei berdegup kencang, meski mencoba tetap fokus.

Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar suara suami Yan Ruyi. Yan Ruyi tersentak kaget dan langsung menarik Li Tianwei untuk berlindung di balik tumpukan kain yang tak jauh dari mereka. Dengan gerakan terburu-buru, mereka terjatuh dan Yan Ruyi tertimpa di atas Li Tianwei. Segera, Yan Ruyi menutupi seluruh tubuh mereka dengan tumpukan kain, menyembunyikan mereka dari pandangan siapapun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel