Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ketahuan Juga

Terjadilah hal yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana Dikta dan Ninda melakukan hubungan badan, kali ini terjadi di dalam mobil.

Ninda tidak bisa memungkiri jika dirinya masih sangat cinta pada Dikta.

Berbeda situasi di rumah, dimana saat ini Talitha terus saja gelisah memikirkan Dikta yang belum juga pulang ke rumah," sudah tengah malam tapi Mas Dikta belum juga pulang. Apalagi hujannya malah semakin deras. Ya Allah, semoga saja tidak terjadi hal yang buruk. Entah kenapa aku kok tidak yakin jika mereka hanya berteman saja?"

Talitha mulai gelisah, ia mondar mandir terus didalam kamarnya. Sedangkan saat ini Dikta malah sedang asik bersama dengan Ninda. Hingga dini hari, barulah Dikta terbangun dan ia buru-buru akan kembali ke rumah, tetapi Ninda menahannya," kamu mau kemana? kita baru saja bersama bahkan baru beberapa jam sudah mau pergi saja."

Dikta memberikan pengertian pada Ninda," sayang, jika aku menginap yang ada nanti seluruh orang rumah penasaran. Istriku saat ini juga pasti curiga."

Ninda semakin cemburu pas saat Dikta bercerita tentang Talitha. Ia sama sekali tidak suka dengan Talitha.

"Kalau kamu tidak ada rasa cinta padanya, kenapa memikirkan dia? apa sebenarnya kamu suka padanya ya? lantas bagaimana dengan hubungan kita? jika kamu memang cinta padaku kenapa nggak sekarang saja buka rahasia masa lalu kita pada istri dan orang tuamu?"

Dikta memang seorang pria yang pintar bersilat lidah, ia mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak ada rasa cinta pada Talitha. Dan dirinya sedang menunggu waktu yang tepat untuk bisa menggugat cerai Talitha.

"Semua itu butuh waktu yang tepat, jangan langsung asal bicara. Semua butuh perhitungan yang sangat matang. Supaya orang tuaku bisa mengerti dan tidak marah pada kita, karena mereka sudah sangat sayang pada Talitha. Tolong kamu mengerti sedikit, lagipula semua ini juga karena salah dirimu. Jika dulu kamu tidak...

"Sudahlah tak perlu membahas masa lalu lagi! sana pergi aku tidak akan menahanmu!" usir Ninda sangat marah.

Dikta pun berlalu pergi seraya mengecup kening Ninda terlebih dahulu," jangan ngambek dong sayang, karena cintaku ini hanya untukmu. Yakinlah padaku."

Ninda tidak bisa terima dengan sikap Dikta. Ia bertekad untuk merebutnya dari Talitha.

"Aku sudah berkorban dengan memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Tapi seperti ini sikap Dikta padaku. Tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan selama ini. Bahkan Dikta sama sekali tidak bersedia menceraikan istri kampungan itu!" oceh Ninda sangat kesal.

*********

Beberapa menit kemudian...

Dikta sudah sampai di rumah, dan ia terperangah pada saat melihat Talitha tidur di sofa ruang tamu. Ia pun menggendong tubuh istrinya membawanya melangkah ke kamar. Tetapi pada saat baru melangkah beberapa langkah, Talitha terbangun," turunkan aku mas!"

Dikta hanya tersenyum, tapi tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Sementara Talitha semakin curiga pada Dikta karena ada aroma parfum wanita yang menyengat sekali di tubuhnya.

"Bukankah ini bau parfum milik Ninda, wanita yang merupakan sahabat baik Mas Dikta? kok aku menjadi bertambah yakin jika Mas Dikta ada hubungan spesial dengan Ninda ya? aku harus mencari tahu tentang hal ini," batinnya di dalam hati.

Sementara saat ini Dikta sudah membaringkan Talitha di ranjang. Ia masih bisa menutupi kebusukan perselingkuhan dirinya dengan Ninda," sayang, aku minta maaf ya. Karena hujan yang tak kunjung reda, aku jadi menginap di rumah Ninda."

Talitha pun berani berkata," mas, tidak seharusnya kamu mengantarkannya. Apalagi di tengah hujan lebat, lagipula kalian ini bukan muhrim. Aku tahu walaupun kamu mengatakan bahwa ia adalah teman baikmu, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan loh mas. Dan aku tidak ingin hal itu terjadi, apalagi pernikahan kita baru seumur biji sawi, baru satu bulan."

Dikta pun menyakinkan pada. Talitha bahwa itu tidak akan terjadi padanya dan Ninda, karena mereka sudah berteman cukup lama. Tetapi Talitha tidak yakin untuk hal itu, karena melihat tingkah dan gelagat dari keduanya, ia merasa curiga.

Dia sengaja tidak membahas lebih Isma tentang kecurigaan dirinya pada Dikta. Tetapi didalam hati, ia akan mencari tahu sendiri sejauh mana hubungan persahabatan antara Dikta dan Ninda.

******

Esok harinya, Dikta mulai bekerja kembali. Talitha juga sudah bersiap-siap, tetapi mendadak Dikta melarangnya untuk bekerja.

"Sayang, aku ingin kamu di rumah saja ya. Kan sudah ada aku yang mencari nafkah untukmu. Aku ingin kamu menurutiku, jadilah istri yang baik ya sayang," bujuk Dikta yang membuat Talitha kecewa.

"Mas, kenapa mendadak melarangku bekerja? padahal sebelumnya juga kamu tidak mempermasalahkannya," tegur Talitha sedikit curiga.

Belum juga Dikta berkata kembali, Mamah Salma mendadak turut berkata," menantu mamah yang cantik dan baik hati, mamah sudah tahu kok apa maksud dari keinginan Dikta. Karena Dikta ingin kamu cepat hamil, nak. Iya kan Dikta?"

Mamah Salma merangkul Talitha.

"Benar sekali mah, karena aku juga ingin memiliki keturunan untuk pewarisku kelak darimu sayang. Tolong jangan menolak ya? apalagi orang tuaku dan orang tuamu juga menginginkan hal yang sama bukan?" ucap Dikta mencoba membujuk Talitha hingga pada akhirnya Talitha tidak bisa menolak.

"Baiklah mas, aku penuhi keinginan dirimu dan juga keinginan mamah," ucap Talitha dengan senyum keterpaksaan.

Padahal Dikta melakukan hal itu supaya ia lebih mudah untuk bisa berduaan dengan Ninda. Karena ia sudah paham jika Ninda ada di Indonesia, pasti akan sering menyambangi kantor.

"Yes, usahaku ternyata berhasil juga. Tidak sulit untuk meyakinkan Talitha yang sangat polos ini," gumam Dikta dalam hati.

*******

Selepas Dikta berangkat ke kantor, Talitha hanya bengong saja di rumah karena ia tidak beraktifitas.

"Semua aktifitas di rumah ini sudah di handle oleh beberapa asisten rumah tangga. Lantas aku harus berbuat apa coba?"

Hingga Talitha memutuskan untuk meminta paksa pekerjaan rumah tangga dari salah satu asisten rumah tangga, karena ia merasa bosan tidak beraktifitas apapun. Tetapi justru Mamah Salma melarangnya," no-no-no! menantu mamah nggak boleh seperti ini. Biar semua urusan rumah itu di kerjakan para asisten rumah tangga. Dikta memintamu untuk tidak bekerja berarti supaya tidak cape, untuk apa juga kamu malah ingin mengerjakan pekerjaan rumah? sudah gunakan waktumu untuk bersantai, rileks, nonton TV atau apalah. Nanti jika mamah ke mall baru kamu ikut ya sayang."

Talitha justru tidak suka di perlakukan seperti itu oleh mertuanya. Karena ia sudah terbiasa bekerja. Tetapi ia tidak berani membantah.

Hingga menjelang makan siang, Talitha memutuskan untuk makan siang bersama Dikta. Tetapi kini ia benar-benar melihat kenyataan pahit, di saat ia

sudah sampai di depan ruang kerja Dikta. Dan ia membuka pintu ruang kerja tersebut, ia hampir shock melihat Dikta sedang berciuman bibir dengan posisi Ninda duduk di pangkuan Dikta.

"Mas Dikta!"

Sontak saja Dikta dan Ninda terhenyak kaget, sejenak wajah Dikta pias akan tetapi tidak dengan Ninda, ia justru tersenyum sinis.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel