Keputusan Talitha
Orang tua Dikta benar-benar sangat malu pada Talitha. Terutama Johan, karena ia adalah sahabat baik dari Ayah Adnan, ayah kandung Talitha.
Dikta hanya bisa tertunduk lesu, ia sendiri tidak bisa mengatakan sesuatu di hadapan orang tuanya sendiri. Tetapi ia juga tidak mempunyai rasa penyesalan sama sekali, begitu pula dengan Ninda.
Mereka beranggapan jika apa yang mereka lakukan tidak salah, karena mereka saling mencintai satu sama lain.
"Apa salahnya jika kami saling mencintai, pah?" mendadak Dikta mengatakan hal yang membuat jantung Johan semakin bergemuruh.
Amarah Johan sudah sampai di ubun-ubun, akan tetapi pada saat ia akan marah, Salma terus saja menepuk-nepuk lengan suaminya untuk menenangkannya sambil memberi kode dengan menggelengkan kepalanya. Johan pun memutuskan untuk berlalu pergi, akan tetapi ia terlebih dahulu berkata," pokoknya papah nggak mau kamu masih ada hubungan dengan Ninda. Jika kamu masih saja menentang keputusan dari papah, suatu saat nanti Papah bisa saja menghapusmu dari daftar warisan!"
Johan sudah tidak memberikan torerir sama sekali pada Dikta. Talitha berusaha menahan kepergian Ayah mertuanya," pah, duduklah dulu! mari kita selesaikan permasalahan ini dengan pikiran jernih dan suasana hati yang tenang. Janganlah menuruti kata hati yang sedang emosi!"
Johan begitu kagum dengan sifat Talitha yang masih bisa bersabar setelah dirinya di selingkuhi oleh Dikta. Karena ia sudah menganggap Talitha seperti anak sendiri, ia pun duduk kembali. Kini giliran Salma berkata, ia berusaha menasehati Dikta dan Ninda.
"Dikta-Ninda, memang jatuh cinta itu tidak salah.Tapi kalian yang salah dalam menempatkannya. Bukan hanya Talitha yang tersakiti, tapi kalian pasti tidak nyaman bukan menjalani hubungan seperti ini. Sembunyi-sembunyi dari kami dan dari khalayak umum? Ninda, Tante mohon sama kamu supaya menjauh dari Dikta. Toh kamu cantik, pintar dan berpendidikan, serta mempunyai karir yang bagus. Kamu pasti bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Dikta. Dan kamu Dikta, dengarkan dan turuti apa yang menjadi keinginan papah."
Mendengar keputusan dari Salma dan Johan, membuat Ninda merasa sangat kecewa. Ia tidak tinggal diam, karena ia sudah begitu sangat mencintai Dikta bahkan ia sudah melangkah terlampau jauh dengan Dikta.
"Tante, aku minta maaf. Karena sampai kapanpun aku tidak akan mundur, apa lagi aku dan Dikta sudah terlalu jauh melangkah. Aku rugi jika pergi begitu saja, Tante-Om. Justru aku ingin Dikta menikahiku, bahkan aku sudah rela kok menjadi yang kedua. Aku ikhlas dan tidak mempermasalahkan hal itu," ucap Ninda dengan sangat yakin.
Talitha masih bisa tersenyum, walaupun hatinya begitu sakit. Tetapi ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan sepasang peselingkuh.
"Mah-pah, izinkan aku berbicara ya. Aku juga sudah membuat suatu keputusan kok, dimana aku yang akan mundur karena aku sebagai seorang wanita tidak ingin di madu walaupun dia mengatakan bersedia menjadi yang kedua," kata Talitha melirik sinis kearah Ninda.
"Dan untukmu pelakor, apa kamu tidak malu jika menjadi yang kedua secara tidak langsung reputasimu buruk? apalagi pekerjaanmu sebagai publik figur? aku yakin kamu bisa dihujat habis-habisan, bahkan bisa kehilangan pekerjaanmu," sindir Talitha.
Perkataan Talitha dibenarkan oleh Johan," benar sekali perkataanmu Talitha, tetapi Ninda kan sudah tidak punya rasa malu sama sekali makanya ia melakukan hal menjijikkan seperti ini. Dan jika kamu memang memutuskan untuk berpisah dengan Dikta, Papah sudah tidak bisa menahanmu. Sebagai ayah, papah saja kecewa pada Dikta. Apalagi kamu sebagai seorang istri. Papah minta maaf telah gagal mendidik Dikta. Ingat ya Dikta, dengan begini Papah telah menghapusmu dari daftar warisan dan semua peninggalan papah akan Papah wakafkan atau berikan ke yayasan panti asuhan dan panti jompo saja."
Talitha berusaha membujuk Johan supaya tidak melakukan hal itu, karena bagaimana pun Dikta adalah pewaris tunggal, karena ia anak satu-satunya dari Johan. Talitha berusaha memberikan pengertian pada Johan untuk tidak memberikan hukuman yang terlalu keras pada Dikta.
"Pah, aku mohon jangan bersikap seperti ini pada Mas Dikta. Ia memang salah karena telah berkhianat. Tetapi bagaimana pun ia tetap darah daging Papah. Maafkan dia, pah! berikan ia kesempatan untuk berbuat baik, dan merubah sikapnya dengan bertanggung jawab pada Ninda. Aku tidak akan mempermalukan keluarga Papah pada orang tuaku. Aku akan menutupi aib kalian, dengan mengatakan bahwa akulah yang selama ini tidak cinta pada Mas Dikta. Jadi papah dan mamah atau Mas Dikta bisa tenang menjalani kehidupan ini," ucap Talitha.
Salma dan Johan memang belum lama dekat dengan Talitha, tetapi mereka sudah begitu sayang padanya. Berbeda dengan Ninda, padahal orang tua Dikta justru mengenal cukup lama dengannya, tetapi mereka tidak begitu dekat. Bahkan dengan terkuaknya hubungan gelap Dikta dan Ninda, justru membuat rasa empati Salma dan Johan seketika itu juga hilang berubah menjadi kebencian yang teramat dalam.
Mereka tetap tidak setuju jika Ninda menikah dengan Dikta, anak semata wayang mereka. Hal ini yang membuat serba bingung bagi Talitha.
Padahal ia rela mundur karena ia juga tidak ingin dimadu oleh Dikta.
Talitha tetap pada pendiriannya, hingga membuat Dikta semakin ketakutan dan juga khawatir karena tidak ingin hak warisnya di lepas oleh Johan," Talitha, aku mohon padamu. Aku minta maaf padamu, dan mari kita mulai lagi dari nol. Dan kamu Ninda, aku juga minta maaf ya. Sepertinya aku juga tidak bisa memenuhi janjiku padamu, karena aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku. Aku harap kamu bisa mengerti dan cukup sampai disini hubungan kita ya.
Mulai detik ini mari kita saling menjauh satu sama lain. Bukalah hatimu untuk pria lain."
Sontak saja Ninda sangat marah mendengar perkataan Dikta, mendadak ia bangkit berdiri," baiklah jika ini keputusanmu. Tapi aku tidak bisa terima sama sekali! aku akan hancurkan reputasimu di seputar bisnis dengan menyebarkan semua video percintaan kita sewaktu di hotel atau yang terjadi di rumahku!"
Talitha turut berdiri," Ninda, duduklah! kamu nggak boleh bersikap ceroboh seperti itu! apa kamu tidak berpikir hah, jika kamu menyebarkan video itu sama saja kamu mencoreng reputasimu sendiri sebagai publik figur dan sebagai seorang wanita? pikir secara matang sebelum bertindak. Dan kamu mas Dikta, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat pada Ninda. Bukan malah mencampakkan dirinya begitu saja!"
Salma begitu heran dengan sikap dan ketegaran Talitha," masya Allah, Talitha. Kamu sudah di sakiti sedemikian rupa oleh Ninda, tapi kamu masih saja membelanya. Jarang loh ada wanita yang sepertimu, kebanyakan yang mamah tahu justru akan emosi dan benci pada pelakor. Kamu juga masih saja membrla Dikta dihadapan kami."
Talitha menanggapi perkataan Salma," mah, aku melakukan hal ini karena aku juga wanita. Aku bisa merasakan sakit sekali pada saat dikhianati, jadi baku bisa merasakan sakit yang di rasakan oleh Ninda."
Ninda justru mencibir," halahhhhh sok bijak! nggak usah sok membelaku karena sebenarnya didalam hatimu itu sangat puas bukan, aku di benci oleh Tante dan Om. Dan Dikta juga mencampakkanku?"