Bab 3
Setelah menempuh jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat. Dimana ada sebuah rumah mewah. Sopir segera membuka pintu mobil untuk Celline.
Celline keluar dari dalam mobil. Dia merasa sangat takjub saat melihat rumah mewah yang ada di hadapannya saat ini. beberapa pelayan sedang berdiri dan membungkuk memberi hormat pada dirinya.
“Selamat siang, Nona Celline.” Sapa Pak Dar sambil membungkuk memberi hormat pada Celline.
Pak Darsono atau biasa dipanggil Pak Dar adalah kepala pelayan yang akan mengurus keperluan di dalam mansion.
“Eh…. Iya.” Celline terlihat sangat gugup diperlakukan seperti itu.
“Silahkan masuk, nona.” Kepala pelayan berjalan di depan Celline. Sedangkan Celline mengikutinya dari belakang.
Kepala pelayan membuka salah satu kamar yang terlihat sangat mewah di dalamnya. dia menaruh koper yang dibawa Celline di dekat lemari.
Celline melihat-lihat sekeliling ruangan kamar itu. Dia kagum dengan kamar yang dia tempati sekarang.
“Mulai hari ini nona akan tinggal di kamar ini.”
“Oh…. Iya, terima kasih, pak.”
“Apa ada yang nona perlukan lagi?” Tanya Pak Dar.
“Tidak ada, pak. Tapi, aku ingin bertanya.”
“Silahkan….. Nona mau bertanya apa sama saya?”
“Rumah ini milik siapa?” Tanya Celline terlihat masih sangat bingung.
“Rumah ini milik Tuan James, nona. Anda akan tinggal di sini.”
“Oh…..” Akhirnya Celline mengerti.
“Apa ada lagi yang ingin nona tanyakan, nona?”
“Tidak ada. Terima kasih, pak.”
“Baiklah kalau begitu. Saya permisi keluar dulu. Nona bisa istirahat sekarang.”
Setelah pelayan itu keluar dari kamar, Celline merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang besar itu.
“Wah…. Ranjang ini empuk sekali. Beda dengan ranjang yang ada di rumah paman. Kamar di sini juga sangat luas. Rupanya pria itu benar-benar orang yang sangat kaya.” Celline terlihat berguling ke sana ke sini di ranjang barunya, sambil merasakan nyamannya tidur di ranjang mewah itu.
*****
Keesokan paginya…………
Celline dibangunkan dengan suara ketukan pintu di kamarnya. Tok…. Tok…. Tok……
“Nona….. Nona Celline…..” Terdengar suara kepala pelayan memanggil nama Celline.
“Iya, pak.” Sahut Celline sambil berjalan membukakan pintu kamar.
“Maaf, nona. Sarapan sudah siap. Nona bisa segera bersiap-siap. Sebentar lagi akan ada mobil yang siap menjemput nona untuk pergi ke acara pernikahan.”
“Oh iya, pak. Maaf, hampir saja aku lupa.” Kata Celline. Dia hampir saja lupa kalau hari ini dia akan menikah dengan James.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Celline keluar dari dalam kamarnya, kemudian berjalan ke ruang makan untuk sarapan. 30 menit kemudian, supir datang menjemput Celline untuk pergi ke acara pernikahannya.
Sesampainya di tempat acara, Celline dibawa oleh salah seorang wedding organizer untuk merias diri sebelum melakukan proses pemberkatan.
Celline masuk ke dalam salah satu ruangan. Dirinya diminta untuk duduk. Para perias mulai merias Celline. Celline hanya mengikuti setiap instruksi yang akan diberikan pada acara tersebut.
Celline hampir selesai dirias. Acara akan dimulai setelah mereka memberitahu kalau Celline telah siap. James pun tampil dengan sangat gagah dan tampan memakai jas pengantin. Begitu pula dengan Celline yang sudah terlihat sangat cantik.
Dalam acara pernikahan, James Chandra hanya mengundang papa dan mamanya, juga keluarga terdekat James saja.
Tak lama kemudian, Celline pun keluar dari ruangan dan duduk di samping James. James sedikit melirik ke arah calon istrinya yang hari ini terlihat sangat cantik dan anggun memakai gaun pengantin yang indah.
Celline juga sempat melirik ke arah calon suaminya yang hari ini juga terlihat sangat tampan dan gagah.
James yang sudah duduk terlebih dahulu dari Celline, mulai melakukan apa yang dikatakan oleh pendeta. Setelah selesai melakukan pemberkatan para saksi dan pendeta mulai berbicara.
“Sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri.” Ujar pendeta.
Sekarang James dan Celline telah resmi menjadi sepasang suami istri. Papa dan mama James tersenyum senang melihatnya. Akhirnya putra mereka satu-satunya menikah juga hari ini.
Setelah melakukan pemberkatan, Celline akan dibawa James ke mansion yang sudah dia siapkan. Sebelum mereka pergi, James memperkenalkan Celline pada kedua orangtuanya.
“Kenalkan ini papa dan mama saya.” Ucap James sambil memperkenalkan kedua oranggtuanya.
“Selamat siang, tuan, nyonya.” Sapa Celline.
“Selamat siang juga. Panggil kami papa dan mama.” Kata Mama James.
“Baik, ma.”
“Kamu umur berapa sekarang?” Tanya Mama James.
“Umur saya 20 tahun sekarang, ma.” Jawab Celline yang masih merasa sangat canggung.
“Berarti selisih 10 tahun lebih muda dari James.”
“Oh iya, apa kalian akan tinggal di rumah sama papa dan mama?”
“Tidak, pa, ma. James sudah menyiapkan rumah untuk James dan Celline tinggal.”
“Kenapa kalian tidak tinggal sama papa dan mama saja? Mama bisa jaga Celline, kalau nanti Celline hamil.” Kata Mama James khawatir.
“Sudahlah, ma. Jangan memaksa James. Biarkan apa yang sudah James rencanakan.” Kata Papa James menambahkan.
James hanya mendengarkan dan melihat perdebatan antara anak dan orangtua itu. Setelah semua perdebatan berakhir, akhirnya Mama James mengalah demi putranya itu.
*****
Setelah selesai acara, James dan Celline sudah berada di dalam mobil dengan Benny yang menjadi supirnya. Tak ada pembicaraan selama perjalanan itu. Hanya kesunyian yang ada di dalam mobil itu. Sampai mereka di mansion dengan halaman yang sangat luas.
James dan Celline keluar dari dalam mobil, diikuti Benny. Mereka masuk ke dalam mansion dengan disambut oleh beberapa orang pelayan yang sudah berdiri sambil menundukkan kepala sebagai tanda memberi hormat pada majikan mereka.
“Silahkan, tuan, nona.” Benny membukakan pintu mobil.
“Selamat datang tuan, nona.” Pak Dar membungkuk memberi hormat.
“Tuan, apa ada sesuatu yang tuan butuhkan?”
“Buatkan aku kopi dan antar ke ruanganku.” James berjalan meninggalkan Celline.
“Baik, tuan.” Pak Dar segera menyuruh pelayan yang lain membuatkan kopi untuk James.
“Mari nona, saya akan tunjukkan kamar Anda yang sekarang.” Benny mengajak Celline.
“Kamar yang sekarang? Memangnya kamarku ganti lagi?” Tanya Celline bingung.
“Iya, nona.”
Celline mengikuti Benny naik ke lantai atas menuju kamarnya. Benny membuka salah satu pintu dan memperlihatkan kamar Celline yang baru.
“Ini adalah kamar Anda dan tuan mulai hari ini.”
“Tunggu dulu…. Mengapa kami jadi tidur sekamar?”
“Nona tidak sedang bercanda kan, nona? Nona dan tuan sekarang sudah jadi pasangan suami istri, tentu saja harus tidur di kamar dan di kasur yang sama. Apa Anda sudah lupa tujuan nona untuk datang ke sini?”
Seketika Celline jadi teringat apa tujuan dia berada di sini, adalah untuk menghasilkan keturunan untuk keluarga Tuan James.
“Iya, maaf.” Suara Celline terdengar lirih.
“Tidak masalah, nona. Tapi, sekarang nona harus mengingatnya baik-baik.”
“Iya.” Celline mengangguk mengerti.
“Sekarang nona bisa istirahat. Kamu juga sudah menyiapkan pakaian untuk nona. Nona bisa melihatnya di dalam lemari itu.”
“Baiklah, terima kasih.”
“Sama-sama, nona. Kalau begitu saya pamit dulu.” Kata Benny sambil menundukkan kepalanya sebagai rasa hormatnya.
Bagaimana kehidupan Celline setelah menikah dengan James? Apakah bahagia atau malah sebaliknya? Nantikan kisah seru Celline pada bab berikutnya……..