Ringkasan
Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya. Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari Jas. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya yang selalu memperlakukan dirinya secara tidak baik. Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan. Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Ikuti perjalanan hidup Celline berikut
Bab 1
Di sebuah tempat yang sangat private, seorang pria tampan dengan tubuh tinggi, tegap dan kekar, serta berwajah dingin sedang duduk di temani oleh seorang asiten pribadinya yang juga tidak kalah tampannya. Mereka sedang berbicara dengan seorang wanita cantik yang masih polos.
“Berikan padanya!”
“Baik, tuan. Ini adalah uang yang tuan saya janjikan pada nona. Silahkan nona terima uang ini.” Ujar Benny, sang asisten James.
Benny memberikan tas berisi uang sebanyak 500 juta Rupiah kepada gadis cantik bernama Celline. Baru pertama kalinya Celline melihat uang sebanyak itu. Dia hanya bisa menelan salivanya dan membulatkan matanya menatap uang yang ada di dalam tas berwarna hitam yang dibawa oleh Benny.
“Uang ini hanya separuh dari perjanjian kita sebelumnya. Kalau nona bisa melahirkan seorang penerus untuk tuan saya, maka Anda akan mendapatkan setengahnya lagi.”
James tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun. Dia hanya menatap Celline dengan tatapan menghina wanita yang ada di hadapannya itu. Celline mengetahui kalau dirinya ditatap oleh Celline hanya berusaha untuk fokus pada pembicaraannya dengan asisten James itu.
Sebenarnya James tidak mau melakukan hal ini, kalau bukan karena desakan dari orangtuanya yang menginginkan seorang cucu dari James. Sebenarnya James sendiri merasa sangat keberatan dengan ide ibunya ini, tapi dia harus bagaimana lagi. Mamanya selalu mendesak dirinya dengan memberikan ide gila ini.
Setelah Celline hamil dan melahirkan, maka dia akan mengirim Celline jauh dari kehidupan dirinya dan calon anaknya nanti. Dia hanya butuh seorang wanita untuk mengandung benihnya. Dan Celline hanya dijadikan sebagai alatnya saja. Alat untuk mencetak anak bagi keluarganya.
“Ini surat perjanjiannya. Nona bisa membacanya terlebih dahulu sebelun ditandatangani.” Ucap Benny sambil memberikan selembar surat perjanjian pada Celline.
Celline terlihat sangat serius membaca satu per satu lembar kertas yang dia pegang. Matanya terus menyisir deretan pasal yang telah ditulis oleh pria yang belum lama dua kenal.
Kalau Celline menyetujuinya, maka dirinya hanya tinggal menandatangani surat perjanjian itu. Artinya Celline tidak bisa mundur lagi.
“Tenang saja, nona akan menikah dengan tuan saya hanya sementara selama nona hamil sampai melahirkan saja. Setelah itu anak itu lahir, maka nona bisa pergi jauh dari kehidupan tuan saya.”
Celline sebenarnya masih merasa ragu dan deg-deg menghadapi masalah ini. Tapi, dia tidak ada pilihan lain lagi. Kini Celline sudah keluar dari rumah om-nya. Dan satu-satunya cara untuk membiayai hidupnya selama tinggal bersama dengan om-nya itu.
Om Celline adalah seorang pria mata duitan, dimana Celline harus membayar sebanyak 500 juta Rupiah kepada pamannya. Maka dari itu, dia mau tidak mau harus memilih jalan pintas seperti ini, supaya semua masalahnya dapat dia selesaikan secepat mungkin.
Celline yang baru berusia 20 tahun itu harus menikah dengan pria dingin yang ada di hadapannya sekarang. Pria itu sudah berusia 30 tahun.
James akan menikahi Celline untuk sementara waktu sampai Celline melahirkan supaya tidak ada omongan yang miring mengenai James nantinya.
Kalau Celline menandatangani surat perjanjian itu sekarang, maka artinya Celline akan segera menikah denga pria berwajah dingin ini. Celline baru mengetahui usia pria berwajah dingin itu setelah membaca surat perjanjian yang ada di tangannya itu.
Usai Celline terpaut jauh dari James, sekitar 10 tahun. Akan tetapi, pria berwajah dingin itu masih terlihat sangat muda dan tampan sekali, seperti tidak sesuai dengan usianya yang sebenarnya.
Demi melepaskan diri dari keluarga pamananya itu, akhirnya Celline mau menandatangani surat perjanjian yang sudah diberi materai.
“Sudah, tuan.” Ujar Celline.
Celline memberikan kembali surat perjanjian yang sudah dia tandatangani kembali pada Benny. Sedangkan James masih memperlihatkan wajah dinginnya. Dengan acuh tak acuh memperhatikan Celline.
“Baiklah kalau begitu. Nanti saya akan memberikan copyannya pada nona.” Ujar Benny menerima surat perjanjian itu dari tangan Celline.
“Lusa, baru akan diadakan acara pernikahannya. Pernikahan ini dilaksanakan secara sederhana. Jadi, mulai dari sekarang nona bisa mempersiapkan diri nona sebaik-baiknya.” Ujar Benny lagi.
“Menikah? Lusa? Mengapa sangat terburu-buru sekali?”
Gadis itu tidak pernah menyangka kalau hal semacam ini dilakukan dengan pria asing yang ada di depannya sekarang.
“Karena tuan saya tidak mau membuang-buang waktu berharganya. Apakah sekarang nona sudah mengerti, Nona Celline?” Tanya Benny.
Celline masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Benny barusan. Dia sibuk memikirkan kehidupannya ke depan. Dia tidak menyangka kalau secepat itu akan dilaksanakan pernikannya.
Benny mengetahui kalau Celline melamun dan tidak fokus. Dia mencoba memanggil Celline kembali.
“Nona Celline …… Nona, apakah nona mendengar ucapan saya barusan?” Tanya Benny.
“Ah…. Iya, tuan.” Jawab Celline yang telah sadar dari lamunannya.
“Besok ada mobil yang akan menjemput nona, jadi persiapkan diri nona.”
“Baiklah. Saya sudah mengerti.”
“Dan tolong jangan panggil saya tuan. Panggil saya dengan asisten Benny atau panggil nama saya saja.”
“Eh…. Iya, saya mengerti, asisten Benny.”
Setelah pembicaraan selesai, Celline mencoba menatap manik mata James yang menatap dirinya dengan tatapan dingin. Sehingga, membuat Celline menjadi takut. Celline kemudian menundukkan kepalanya kembali. Dia tidak berani menatap James lagi.
Selesai pembicaraan itu mereka berpisah. James dan Benny sudah berada di dalam mobil. James masih tidak percaya dengan ide gila ini. Dimana dirinya harus menikah dengan seorang wanita bayaran.
Ini adalah ide gila yang pernah dirinya lakukan, walaupun James bisa melihat calon istrinya itu tidak terlalu buruk alias cantik, tapi tetap saja wanita bayaran yang dia bayar hanya untuk mempunyai seorang anak.
*****
Celline sudah kembali ke rumah om-nya dengan membawa uang yang James berikan. Dan uang itu baru awal pernikahan.
“Darimana saja kamu?” Tanya Tante Celline .
“Aku baru habis pulang kerja, tan. Memangnya tante tidak lihat!” Jawab Celline dengan malas.
“Berani-beraninya kamu menjawab seperti itu padaku! Kamu pikir kamu itu siapa? Hah?!”
Maafkan aku, tan. Aku hanya seorang pembantu di rumah ini.”
“Akhirnya kamu sadar juga posisi kamu di rumah ini. Makanya jangan macam-macam kamu di sini.”
“Iya. Saya sadar, tan.” Celline mencoba mengalah pada tantenya.
“Sekarang kamu bersihkan diri kamu. Siapkan makan malam untuk kami semua!” Perintah tante Celline padanya.
“Baik, tan.”
Celline berjalan masuk ke dalam kamarnya. Kamarnya terlihat seperti kamar pembantu. Ya memang, Jasmine ditaruh di kamar yang dihuni untuk seorang pembantu.
Boleh dibilang Celline seperti pembantu di keluarga om-nya. Mereka memperlakukan Celline seperti layaknya pembantu. Bahkan kalau Celline mau sekolah, sebelumnya dia harus menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah om-nya terlebih dahulu.
Pulang dari sekolah, Celline harus bekerja sampingan untuk membiayai sekolahnya sendiri. Om-nya tidak mau membiayai sekolah Celline. Setelah pulang kerja, Celline harus menyiapkan makan malam untuk keluarga om-nya.
Sampai akhirnya Celline hanya bisa sekolah sampai tamatan SMA saja, karena tidak mampu membiayai kuliahnya sendiri. Walaupun bisa, dia akan kuliah dengan biaya beasiswa. Tapi sayangnya, Celline tidak mau meneruskannya. Dia lebih memilih untuk bekerja.
Celline berniat mencari uang terlebih dahulu, supaya dirinya bisa terbebas dari keluarga om-nya yang berbuat sangat kejam pada dirinya. Kalau suatu saat Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu, barulah dia akan melanjutkan pendidikannya.
Bersambung………