Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Memuja Dan Menyembahnya!

Setelah berbicara, dia melihat Frederic sudah mengangkat kaki Tracy.

Krek!

Kemudian, Frederic menggerakkan kakinya 360 derajat, kaki itu sudah tidak bisa berjalan, tapi sekarang malah diputar 360 derajat, seketika membuat Tracy kesakitan sampai menangis dan menjerit dengan keras.

"Frederic!" Jocelyn berlari ke arah sofa dengan wajah yang kasihan, dia langsung mendorong Frederic, lalu melihat kedua kaki Tracy, dengan marah dia bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"

Sebelum dia selesai berbicara, Frederic berdiri dari sofa, memotong perkataan Jocelyn dengan tegas, "Sekarang dia sudah bisa berjalan lagi, besok bengkaknya akan mereda."

"Oh ya, aku masih perlu mengurus sesuatu, makan malam sudah kusiapkan, kalian makan berdua saja!" Setelah berbicara, Frederic langsung keluar dari rumah.

Tracy yang tadinya kakinya masih sakit tiba-tiba duduk tegak di atas sofa, dia melihat kepergian Frederic dengan syok, setelah Frederic menutup pintu, dia baru bertanya, "Kak, ada apa dengannya? Apakah dia sudah menjadi bodoh setelah terjatuh?"

Setelah berbicara, Tracy langsung menyadari kesalahan di ucapannya, Frederic dari awal memang sudah bodoh, oleh karena itu, dia mengubah perkataannya, "Apakah dia sudah mengingat sesuatu setelah terjatuh?"

Jocelyn mengangguk, "Sepertinya begitu, sejak keluar dari rumah sakit, dia sudah seperti itu."

"Oh ya, bagaimana kakimu sekarang?" Jocelyn masih mengkhawatirkan kaki Tracy.

Jantung Tracy jadi berdebar-debar, kalau ingatan Frederic sudah memulih, bukankah berarti semua yang dilakukan olehnya terhadap Frederic akan terbongkar? Kalau Frederic mengancamnya, apa yang harus dia lakukan? Ini membuat Tracy merasa panik.

Dia harus membicarakan ini dengan Frederic, dia harus membicarakannya baik-baik.

Setelah memikirkan ini, dia berdiri dan mencoba berjalan dua langkah, yang membuatnya syok ini kakinya sudah tidak sakit lagi, selain bengkak dan gatal, dia sama sekali tidak merasa sakit.

Biasanya kaki yang terkilir membutuhkan waktu setengah bulan untuk pulih, tapi setelah diputar-putar oleh Frederic barusan, kakinya sudah tidak sakit lagi.

"Bagaimana?" Tanya Jocelyn sambil menuntun Tracy.

Dengan senang Tracy berkata, "Sudah tidak sakit lagi, kak, benar-benar sudah tidak sakit lagi! Pria bodoh itu hebat sekali."

Jocelyn melirik Tracy dengan kesal, "Sudah kubilang berapa kali, dia adalah kakak iparmu! Walaupun dia adalah pria yang bodoh, tapi itu adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah."

Tracy menjulurkan lidahnya, "Aku tidak peduli pria bodoh itu adalah kakak iparku atau bukan, justru aku bingung kenapa kamu selalu baik padanya."

Tidak lama kemudian, mereka berdua duduk di meja makan untuk menyantap makan malam, di atas meja sudah ada beberapa lauk yang terlihat sangat biasa.

Tapi setelah memakannya, Tracy langsung berteriak, "Wah, enak sekali, kamu beli di mana kak?"

Jocelyn juga memakannya, sama enaknya dengan makaroni tadi pagi, membuat orang tidak bisa menahan nafsunya, tidak diragukan lagi, makanan ini dibuat oleh Frederic, dia tidak menyangka Frederic bisa membuat masakan seenak ini.

Setelah terdiam beberapa saat, Jocelyn menjawab, "Frederic yang membuatnya!"

"Dia?" Tracy tercengang sampai kedua matanya terbuka lebar, sambil menggeleng dia berkata, "Mustahil, dia pasti membelinya dari luar, dia pasti menemukan restoran yang enak, jadi dia membelikannya untuk kita."

Jocelyn tidak menjelaskan apa-apa, dia lanjut menyantap makanannya.

Di sisi satunya, di Industri Pengembangan Grup Yohan.

Lewis sedang duduk di ruangannya sambil memeriksa setumpuk kontrak dengan kening yang mengerut, dia terlihat seperti sedang memikul beban yang berat. Di seberangnya, ada seseorang yang sedang berdiri dengan hormat, dia adalah Nelson, penanggung jawab Industri Pengembangan Grup Yohan di Kota Nogova, orang yang memainkan peran penting di Kota Nogova.

"Pak Lewis, aku sudah melakukan semua yang Anda minta! Selanjutnya apa yang harus kulakukan?" Tanya Nelson dengan hati-hati.

Sambil mengangguk Lewis berkata, "Yang kamu lakukan sudah bagus!"

Nelson tertawa-tawa, "Sudah sepatutnya aku melakukan ini semua, tapi ada satu hal yang tidak begitu kupahami."

Lewis mengangguk-angguk, memberi kode pada Nelson untuk menyampaikan kebingungannya.

Nelson bertanya, "Aku tidak paham, di Kota Nogova, Keluarga Kusuma hanyalah keluarga kelas dua, tidak memiliki keuangan dan kekuatan yang besar, di antara keluarga-keluarga besar lainnya, Anda malah memilih Keluarga Kusuma, ini membuatku bingung."

Sebenarnya, ada banyak pebisnis kaya dan keluarga besar di Kota Nogova yang juga tidak memahami hal ini!

Wajah Lewis sedikit berubah, "Aku tidak memahami kondisi Keluarga Kusuma seperti apa, aku hanya mau menyerahkan kontrak ini pada Nyonya, selain Nyonya Jocelyn, tidak ada yang bisa menandatangani kontrak ini."

"Selain itu, jangan menanyakan sesuatu yang tidak perlu kamu ketahui, lakukan saja apa yang harus kamu lakukan."

Lewis mengatakan ini semua dengan tegas, membuat Nelson tidak berani menatap kedua matanya.

"Baik!" Nelson langsung mengangguk, di hadapan Lewis, dia hanyalah orang yang kecil, bagaimanapun juga yang ada di hadapannya ini adalah kepala dari keluarga nomor satu di Wilayah Barat Daya, status dan kedudukannya sangat tinggi.

Di Wilayah Barat Daya, bisa dibilang dia adalah orang yang paling berkuasa, di dunia bisnis, rantai industri keluarganya sudah menyebar di setengah Negara Merania, di dunia politik, dia pernah berjuang di medan perang, kedudukannya sangat tinggi, tidak ada orang yang berani mengkritiknya sama sekali.

Di hadapan orang seperti ini, semua orang terlihat sangat kecil, semua orang juga berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang seperti ini. Jadi, bisa menjadi penanggung jawab di perusahaannya, sudah membuat Nelson merasa terhormat.

Sekarang Lewis sangat melindungi Keluarga Kusuma, dia pun tahu, mulai sekarang kedudukan Keluarga Kusuma akan meningkat pesat.

"Baiklah, kamu pergi dulu saja." Ucap Lewis.

Nelson mengangguk dan langsung pergi, tapi ketika dia baru sampai di pintu ruangan, Lewis tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Oh ya!"

Nelson langsung berhenti melangkah, menunggu Lewis berbicara.

"Di hadapan Nona Jocelyn, kamu harus sopan sedikit, panggil dia nyonya, dia adalah istri dari orang yang paling kuhormati. Kalau kejadian di pintu masuk kantor sebelumnya terjadi lagi, aku tidak akan segan-segan padamu!" Teriak Lewis dengan serius.

Teriakannya ini membuat Nelson ketakutan, dia langsung mengangguk, "Baik, baik, aku sudah menyadari kesalahanku!"

Setelah keluar dari ruangan, Nelson bergumam, "Istri dari orang yang paling dihormati Pak Lewis!"

Barusan, ketika Lewis sedang berbicara, Nelson bisa melihat rasa hormat di dalam kedua matanya, menunjukkan kalau orang ini sangat penting bagi Lewis, bahkan seorang Lewis begitu menghormatinya, Nelson pun hanya bisa memuja dan menyembahnya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel