Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Kecewa!

Di malam hari, Frederic baru pulang ke rumah, ingatannya baru saja memulih, dia juga harus memulihkan kondisi fisiknya. Dia keluar mencari tempat yang tenang untuk beristirahat, agar kekuatan alam bisa memulihkan kemampuannya.

Hasilnya secara keseluruhan lumayan bagus, sekarang kekuatannya sudah memulih sekitar 15 persen. Dulu dia mengalami luka dalam, luka dalam ini sudah mengganggunya selama tiga tahun, mustahil baginya untuk menyembuhkan luka dalam ini dalam waktu yang singkat.

Ketika baru masuk ke rumah, dia mendengar suara makian Sabina, Sabina masih membahas betapa marahnya Nyonya Besar Kusuma setelah Frederic membawa Jocelyn meninggalkan ruang rapat tadi siang.

Melihat Frederic sudah pulang, Sabrina langsung memelototinya.

"Kamu masih berani pulang? Kukira kamu sudah kabur. Tapi kenapa kamu tidak kabur saja seperti orang lain? Kalau kamu kabur, keluarga ini tidak akan bernasib seperti ini." Ucap Sabina dengan wajah yang ganas.

"Kamu ini bukan hanya tidak bisa melakukan apa-apa, sekarang malah membebani Jocelyn, lebih baik kamu berkaca saja, lihat dirimu ini layak menjadi suami Jocelyn atau tidak."

Jocelyn yang duduk di atas sofa juga sedang menatap Frederic, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan Tracy sedang menyantap apel dengan santai, dia mengangkat kepalanya melihat Frederic, "Kamu, lauk tadi kamu beli di mana? Enak juga, apakah besok kamu bisa membawaku ke restoran itu?"

"Jangan memotongku!" Sabina memelototi Tracy dengan kesal, Tracy menjulur-julurkan lidahnya, lalu lanjut menyantap apel di tangannya.

Tatapan Frederic tertuju ke arah Jocelyn, kata-kata yang keluar dari mulutnya sama persis dengan yang kemarin malam, "Aku lelah, aku tidur dulu!"

Setelah berbicara, Frederic langsung masuk ke dalam kamar, merasa dirinya diabaikan begitu saja, Sabina langsung berdiri dan mau memarahinya Frederic lagi.

Tapi, Tracy juga cepat-cepat berdiri dan berkata, "Ibu, jangan memarahinya lagi, aku akan pergi memanggilnya."

Setelah berbicara, Tracy langsung berjalan ke kamar Jocelyn dengan kakinya yang bengkak.

"Hei! Pria bodoh." Tracy memanggil Frederic yang baru saja duduk di atas lantai.

Frederic melamun sesaat, lalu dia mengangkat kepalanya, "Aku yang membuat semua lauk itu, aku tidak membelinya!"

Tracy duduk di samping Frederic, "Bukan, aku datang bukan untuk membicarakan itu, aku mau menanyakan sesuatu padamu! Apakah ingatanmu sudah mulai memulih?"

Setelah berpikir selama beberapa detik, Frederic mengangguk, "Bisa dibilang begitu! Ada apa?"

Tracy menjilat-jilat bibirnya, bola matanya berputar-putar, kemudian dia mendekati Frederic.

Tubuh Tracy ini mengeluarkan wangi sabun dan sampo yang enak dicium, tapi Frederic bukanlah pria yang bejat, dia hanya menciumnya karena tidak sengaja.

Dengan pelan Tracy bertanya, "Apakah kamu masih mengingat apa saja yang dulu pernah kuminta darimu?"

"Apa?" Tanya Frederic dengan bingung.

Tracy menelan air liurnya, dengan malu dia berkata, "Itu, itu, itu..."

Mendengar jawaban Tracy yang tidak jelas ini, Frederic bertanya, "Apakah yang kamu maksud adalah dulu kamu memintaku menjilat es krim di pahamu, memijat pahamu dan memandikanmu?"

Wajah Tracy seketika memerah, ini adalah satu-satunya hal yang paling dia khawatirkan setelah mengetahui ingatan Frederic sudah memulih. Dia tidak tahu Frederic orangnya seperti apa, tapi kalau Frederic memanfaatkan ini semua untuk mengancamnya, maka dia dalam bahaya.

Dia langsung berkata, "Kamu tidak boleh membongkar itu semua, kalau kakakku mengetahuinya, dia pasti akan menghabisiku, kamu tenang saja, kalau kamu tidak membongkarnya, aku pasti akan membelamu dan bersedia menentang ibuku, aku juga tidak akan setuju kamu bercerai dengan kakakku."

Frederic merasa wanita ini cukup menarik, "Kamu tenang saja! Yang penting kamu jangan menyuruhku melakukan hal-hal seperti itu lagi."

Tracy langsung menutupi dadanya dengan kedua tangannya, "Jangan mimpi, dulu kamu adalah pria yang bodoh, aku memintamu melakukan itu karena di rumah tidak ada orang, sekarang, jangan berharap kamu bisa melakukannya lagi."

"Krek!" Pintu kamar tiba-tiba dibuka, Jocelyn masuk ke dalam.

Tracy langsung berdiri dan memanggilnya, "Kak Jocelyn!"

Jocelyn melihat Tracy dan Frederic dengan bingung.

Tracy berkata, "Baiklah, kalian berdua istirahat saja, aku mau tidur."

Setelah berbicara, dia langsung keluar dari kamar, meninggalkan Jocelyn dan Frederic di dalam kamar.

Frederic di depannya ini terasa sangat asing, membuat Jocelyn merasa ketakutan.

Setelah saling bertatapan selama beberapa detik, Jocelyn bertanya, "Apa yang dikatakan Tracy padamu?"

"Tidak ada!" Jawab Frederic dengan tenang, lalu dia berkata, "Sebenarnya kurasa yang dikatakan ibumu benar juga."

"Apa?" Tanya Jocelyn dengan bingung.

Frederic berkata, "Kalau kamu menemui seorang pria yang layak menjadi suamimu, kamu bisa menceraikanku setiap saat."

Frederic sudah terbiasa hidup di medan perang, dari dulu darahnya sudah dibuat menjadi dingin oleh jiwa-jiwa yang kesepian di medan perang, dia tidak tahu apa itu cinta, dia hanya tahu Jocelyn benar-benar baik padanya, dia pasti akan membalas kebaikannya ini. Dia juga harus berpikir selama beberapa hari untuk mengatakan itu, dia khawatir semua musuhnya yang dulu akan mengincar Jocelyn dan mengancamnya.

Dia tidak mau orang lain menemukan kelemahannya!

Tiba-tiba, Jocelyn berjalan ke depan Frederic, meninju dadanya dengan kuat sampai menghasilkan suara yang keras, membuat Frederic kebingungan.

Ketika dia melihat Jocelyn lagi, kedua mata Jocelyn sudah memerah, seakan-akan mau menangis.

"Apakah kamu tahu, berapa banyak hinaan yang sudah kutanggung karena kamu? Sekarang ingatanmu sudah memulih, dan ini adalah balasanmu padaku? Baiklah, kalau kamu mau bercerai, mau melihat orang lain lanjut menertawakanku, kita bercerai saja!" Ucap Jocelyn dengan putus asa, dia sedang menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata, tapi kedua matanya itu sudah dipenuhi dengan kebencian.

Hati Frederic tiba-tiba sakit seperti tertusuk jarum, memang, wanita ini sudah dihina oleh banyak orang karena dirinya, orang lain menertawakan dia yang menikah dengan pria yang bodoh, keluarganya juga memaksanya untuk bercerai, dan sekarang pria bodoh ini juga mau meninggalkannya begitu saja, membuat Jocelyn merasa terpukul.

Sepertinya yang Frederic lakukan kali ini salah, dia sudah mengabaikan perasaan Jocelyn.

"Maaf!" Ucap Frederic.

Dia adalah dewa perang, keangkuhan adalah sikap yang harus dimiliki olehnya, dia tidak pernah meminta maaf pada orang lain, karena dia tidak pernah mengecewakan siapa pun, termasuk negara ini, tapi kali ini dia bersedia meminta maaf, karena dia memang sudah mengecewakan Jocelyn.

Jocelyn tidak menjawabnya, dia duduk di atas ranjang dengan diam, tapi Frederic sama sekali tidak tahu kalau Jocelyn sudah menangis!

Selama tiga tahun ini, Jocelyn sudah dihina habis-habisan, dan yang paling menyedihkan adalah sekarang pria bodoh ini mau menceraikannya.

Kecewa!

Setelah mendengar perkataan Frederic tadi, Jocelyn langsung merasa kecewa!

  

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel