Mention mewah
“Casino De Larose. Villa mewah yang terletak disebuah perbukitan yang dikelilingi hutan itukan?"
"Bukan hutan, tapi perbukitan yang sangat indah, tidak sembarangan orang yang mampu pergi ketempat itu, selain biaya yang mahal tentunya." Jawab Alexa.
“What? mungkin orang-orang takut ketempat itu. apa kamu tidak mempunyai ide liburan ketempat lain. yang mungkin jauh lebih menarik."
"Tempat yang kita kunjungi selama ini terlalu biasa, kali ini kita harus mencoba liburan ketempat yang berbeda, yang mampu menguji arndenalin kita. aku rasa Ziko pasti setuju kita ajak kesana."
Alexa mengambil ponselnya, mencoba menghubungi Ziko, berjalan mondar-mandir sambil menunggu panggilan nya terhubung dengan laki-laki tersebut.
Alexa terlihat begitu serius ngobrol saat panggilan mereka terhubung, sambil sesekali tertawa lepas, tidak lama panggilan mereka pun terputus, Alexa kembali berjalan mendekati Stevani dengan senyuman yang terus mengembang disudut bibirnya.
“Stevani....ini kabar bahagia, ternyata Ziko bisa membantu kita, dia bersedia ikut kita liburan gratis di villa tersebut masuk dan bisa nginap disana selama tiga hari.” Ujar Alexa dengan mata berbinar-binar bahagia.
“Okey aku setuju, kapan kita berangkat?” jawab Stevani, yang tidak mempunyai pilihan lain dengan tawaran sahabatnya.
“Besok, pagi.”
“Apa? Kenapa semuanya terasa begitu mendadak bagiku.” Stevani memijid kepalanya yang tiba-tiba pusing. mengingat begitu banyak kejadian yang menimpanya hari ini.
***
Disebuah Mentions mewah, seorang pangeran yang bernama Alexand. kerajaan Bukit Delarose. melonggarkan pakaian kerajaan yang membuat nya merasa tidak nyaman, dia mengganti dengan pakaian biasa, pengawal lalu melipat baju kerajaan dan meletakkan ditempat semula. Pria dewasa yang juga penguasa pulau indah ini, terlihat tengah memikul beban berat, tepatnya perang bathin yang tidak sesuai dengan keadaannya sekarang.
Uang dan kekuasaan yang dimiliki pangeran Alexand, seakan tidak mempunyai arti baginya, begitu juga dengan wanita cantik yang sudah dijodohkan dengan dirinya, Rihanna wanita siluman yang tidak bisa membuat nya jatuh cinta.
Pandangan Alexand sangat tajam, sambil duduk melamun di balkon diatas bangunan megah yang berada di sebuah puncak perbukitan yang dibawahnya dikelilingi danau-danau kecil yang saling terhubung,
Tidak jauh dari mentions pangeran Alexand, terdapat juga pemukiman milik alam manusia. yang dikelilingi puncak perkebunan teh yang sangat menghijau, disana juga terdapat sebuah villa yang sangat mewah, yang sering didatangi orang-orang untuk berlibur, tempat penginapan bagi para wisatawan asing, ataupun mereka yang menikmati bulan madu bagi pasangan yang baru menikah sambil menikmati pemandangan indah, sejuk dengan udaranya yang bersih.
Tidak ada satupun yang menyadari jika, villa yang sering dikunjungi kelas atas itu berdekatan dengan sebuah istana yang tidak kasat mata. hanya orang-orang yang memiliki Indra dan kelebihan tertentu lah yang bisa melihat semua itu. meskipun ini terpencil dan sangat jauh dari pemukiman, tapi tidak mengurangi semangat orang yang memiliki kantong tebal untuk berkunjung ke tempat ini. mengingat tempat ini benar-benar indah.
Sampai diruang pribadinya, Alexander langsung menuju kamar mandi, membersihkan tubuh lalu mengganti pakaian. Penampilan nya benar elegan dan rapi, pangeran melangkah keluar kamar dengan penuh percaya diri. didepan pintu kamar sudah menunggu pengawal pribadi nya Tesso.
"Pangeran, apakah kita jadi pergi berburu hari ini."
"Ya, apakah kamu sudah menyiapkan peralatan berburu ku."
"Sudah pangeran."
"Baiklah, sekarang kita langsung berangkat." ucap Alexand pada pengawal setia nya.
"Alexand tunggu." suara keras raja menghentikan langkahnya, yang sudah berusia pergi meninggalkan istana.
"Kamu tidak boleh pergi meninggalkan istana, Karna keluarga calon istri mu akan berkunjung hari ini."
Langkah kaki pria tertampan di bangsa jin Bukit Delarose itu terhenti, saat mendengar suara teriakan keras dari sang raja yang merupakan ayah nya sendiri.
"Ayahanda raja, aku sudah dewasa. dan aku sangat bosan tinggal di istana ini terus, tolong jangan halangi langkahku."
"Jika kamu terus seperti ini, kamu tidak akan bisa menggantikan posisi ayah sebagai raja. ingat Alexand, rakyat kita sedang butuh pemimpin yang bisa menjadi panutan mereka, bukan pangeran yang suka bertindak sesuka hatinya seperti kamu." ucap sang raja yang mulai menurunkan nada suara.
"Please raja, Alexand hanya ingin bersenang-senang, sampai aku resmi diangkat sebagai raja menggantikan posisi ayah nanti nya." bujuk Pangeran yang sebagian jiwanya sebagai manusia biasa, bahkan dia seolah-olah menolak takdir nya yang terlahir sebagai keturunan bangsa jin.
"Kenapa harus pergi ke alam manusia, ditempat kira semua sudah tersedia jauh lebih indah dan menyenangkan dibandingkan alam mereka." terang raja menurunkan nada suaranya.
"Sudahlah Baginda raja, kita harus memaklumi sifat anak kita. mengingat nenek buyut Alexand dulunya keturunan bangsa manusia. sehingga jiwa Manusia nya menurun pada anak kita." ucap Madara yang merupakan permaisuri dan juga ibu kandung pangeran Alexand.
"Aku hanya tidak ingin dia jatuh cinta dengan bangsa manusia, rakyat kita pasti akan memberontak dan protes jika raja mereka nantinya memiliki istri bangsa manusia, bahkan dia juga sudah kita jodohkan dengan putri terbaik bangsa kita Rihana." ucap raja dengan tubuh bergetar menahan kemarahan nya.
"Tapi Alexander tidak begitu, dia hanya jalan-jalan bahkan kadang dia lebih suka menyendiri dan berburu pulau ujung sana sendirian, yang tidak ada manusia nya sama sekali." bujuk permaisuri.
"Baiklah untuk kali ini aku izinkan dia pergi , tapi hanya ke sekitaran danau, yang tidak ada manusia nya itu, dan kamu harus didampinginya pengawal." ucap raja.
"Baiklah, aku akan hutan dekat tepi danau saja tapi aku tidak mau didampingi oleh pengawal, ayah tolong percaya padaku, aku tidak akan melanggar perintah dan perkataan ayah lagi." ucap Alexander yang mulai bosan hidup sebagai pangeran tidak membuat nya bahagia.
Raja akirnya menganggukan kepalanya pasrah, menatap punggung purta sulungnya berjalan meninggalkan kerajaan.
"Dasar pangeran yang keras kepala, bahkan dia sama sekali tidak pernah tertarik dengan posisi yang aku tawarkan sebagai raja. menggantikan aku memimpin rakyat kita."