Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ide gila

Mobil yang semula menuju arah pulang kerumah orang tuaku, kembali putar balik menuju rumah Alexa, tidak butuh waktu lama, Stevani sudah sampai didepan halaman rumah bercat putih dengan kesederhanaan ini, yah rumah Alexa seperti rumah impian bagiku. terlihat sangat tenang dengan pohon-pohon kecil yang tumbuh asri disekitar nya. beruntung Alexa sedang berada dirumah, dia tersenyum dan memeluk hangat kedatanganku.

“Stevani, tumben kamu berkunjung kerumaku langsung, biasanya kita teleponan dan janjian diluar.” Ucapnya sambil tersenyum, namun senyum Alexa tiba-tiba memudar saat melihat ekspresi sedih yang terpancar dari Wajahku.

“Stevani, kamu kenapa sayang?”

“Devan dan Bella. mereka berdua telah mengkhianati ku hu...hu...” aku tidak mampu menyembunyikan perasaan ku lagi, tangisan ku tumpah dipelukan Alexa.

“Sudah....sudah Stev, kamu tenang dulu ya.” menarikku membawa duduk di kursi taman rumahnya yang asri.

“Aku benci pada Devan, padahal sebentar lagi kamu bakal menikah hu...hu...”

“Menangislah  Stevani, luahkan kesedihan mu, setelah itu kamu akan kembali lega dan kuat. Ingat, sebagai sahabat sejatimu, aku akan selalu ada untuk mu. Stevani."

Cukup lama aku menangis, hingga sesak di dada ku mulai berkurang.

“Minum dulu, jika kamu belum siap untuk cerita, ngak papa, tapi jika sudah tenang, aku siap mendengar apapun permasalahan mu, Stevani.”

Aku tersenyum mendengar perkataan sahabatku Alexa, yang selalu bisa aku andalkan baik suka maupun duka, aku meneguk separuh air dalam botol minuman mineral yang diberikan nya. lalu memaksakan untuk tersenyum kembali.

“Bagaimana dengan perasaan mu sekarang?”

“Sudah agak mendingan Alexa.”

Stevani kembali bercerita tentang kesedihannya, bahkan dia merasa sangat bodoh. karena Devan sudah berhasil membohongi nya selama ini.

“Ini benar-benar gila, Devan sudah keterlaluan sekali Stevani, untuk apa kamu harus mengeluarkan air matamu yang berharga ini untuk laki-laki dan perempuan penghianat seperti Bella." Ucap Alexa meremas jemari tangan nya kesal.

“Aku malu Xa, padahal pernikahan kami tinggal beberapa bulan lagi, apa kata orang-orang nantinya.”

Stevani kembali menangis, Alexa menggelengkan kepalanya, tidak yakin dengan apa yang diucapkan sahabatnya. Devan dan Bella terlihat begitu baik, namun semua hanya kedok untuk menutupi hubungan terlarang mereka berdua, yang selama ini menjalin hubungan secara diam-diam dibelakang Stevani yang polos.

“Okey aku ngerti sekarang, permasalahan mu, lebih baik kamu mengetahui kenyataan itu sekarang, dari pada kamu sudah terlanjur menikah dengan laki-laki tukang selingkuh seperti Devan, dan tentunya akan lebih menyakitkan dari pada yang terjadi sekarang." Terang Alexa ikut prihatin menatap sahabatnya .

“Itulah makanya aku memilih kabur ke rumahmu, aku tidak sanggup menahan nya sendiri Xa. bolehkan untuk sementara aku numpang disini, aku tidak mau pulang kerumah, karena Devan pasti masih mencari-cari ku sekarang?”

“Boleh sih, aku malah senang benget mendengar nya.”

“Stevaniiii....” Ucap Alexa, tiba-tiba begitu bersemangat, hingga membuat tangis Stevani yang semula kencang tiba-tiba terhenti begitu saja.

“Apaan sih teriak-teriak, bikin kaget aja, untung jantung ku ngak copot karena banyak nya kejutan yang membuatku syok hari ini.” Balas Stevani menutup kupingnya.

“Gimana kalau kamu, melampiaskan kekecewaan dan kesedihanmu dengan pergi liburan saja?" Ucap Alexa antusias.

“Okey, tapi Kemana?" Stevani mengerut kan keningnya.

“Casino De Larose. villa mewah dan berkelas yang terletak disebuah perbukitan yang sangat indah, itu tuh Puncak perbukitan De Larose, dan tidak sembarangan orang yang mampu pergi ketempat itu." Jawab Alexa bangga.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel