Kejadian aneh
Berhubung sekarang musim penghujan, membuat jalanan berkabut dan licin. sehingga Ziko harus lebih hati-hati dan tidak bisa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Udara disini dingin banget, ya." Alexa merapatkan jaket kulitnya, begitu juga dengan Stevani mengikuti hal yang sama.
"Ya, maklum saja. mengingat kita sekarang sudah memasuki kawasan puncak dan pegunungan." balas Ziko sambil tersenyum senang, mengingat dia sudah tidak sabaran bisa segera sampai yang dikatakan orang-orang tempat paling indah. namun dia sendiri tidak tahu pasti kebenarannya.
"Apa perjalanan kita ini masih jauh." Stevani tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan keraguan nya. apalagi jalan yang mereka lalui sangat sepi hampir dikatakan tidak berpenghuni, ibarat sebuah perkampungan tinggal.
"Lumayan, lagian sekarang udara sudah kembali bersih dari kabut. lihatlah disekelilingmu. indah dan bersih banget kan udaranya dengan pemandangan alam yang begitu menakjubkan." sela Alexa.
"Sepertinya, musik dengan nuansa romantis, sangat cocok menemani perjalanan jauh kita."
Ziko segera memutar musik, sambil bersenandung pelan mengikuti lirik bait lagu. namun tidak dengan suasana hati Stevani. dari semula dia benar-benar tidak nyaman. dia hanya diam, larut dengan lamunan.
Sepanjang perjalanan, Ziko dan Alexa selalu bercerita tentang budaya dan kebiasaan masyarakat setempat yang hanya mereka dengar dari orang ke orang.
"Capek juga ya, gimana jika kita istrahat ditempat itu." tunjuk Ziko pada sebuah pondok kecil yang terdapat dibawah pohon kayu rindang.
"Boleh juga, sepertinya tempat nya juga bagus untuk kita sekedar melepaskan rasa lelah." balas Alexa yang ingin berfoto Selfi ditempat sejuk tersebut.
Ziko segera membelokkan mobilnya dan berhenti dekat perbukitan, dikelilingi perkebunan teh yang sangat indah. mereka bertiga turun, Ziko duduk didepan mobil. sambil menikmati udara sejuk yang berhembus namun terasa sangat dingin menyentuh kulit.
Alexa langsung mengeluarkan ponselnya, dia ingin mengabadikan momen indah kebersamaan liburan mereka ini, dan meminta Stevani ikut berfoto Selfi.
"Ayo Stev, kita Selfi dulu."
Mereka bertiga, akirnya berfose dengan berbagai gaya, tawa lepas tersungging dibibir tiga sahabat itu, sambil menatap keindahan alam yang membuat mereka tidak pernah merasa bosan.
Alexa langsung memfosting, foto-foto indah mereka keakun media sosial nya.
"Aku yakin, teman-teman yang nolak ikut liburan ketempat ini pasti bakal iri dan nyesal."
Tidak begitu lama, foto unggahan Alexa langsung banjir like dan komen dari teman-teman, mereka yang kebetulan lebih memilih untuk liburan ketempat lain.
Ziko, kamu masih capek ya, biar kita gantian aja untuk nyetir mobilnya." tawar Alexa.
"Baiklah, aku mau tiduran dulu habis ini."
"Kok tidur sih, sayang Lo tempat indah seperti ini dilewati begitu saja." Alexa menatap Ziko cemberut.
"Baiklah, aku janji nggak bakal tidur. dan menemani kalian sampai di villa yang sudah kita sewa."
"Nah gitu dong."
Alexa tersenyum, mulai melanjutkan kembali perjalanan mereka. Ziko menguap beberapa kali mengingat tempat mereka yang rindang dan hembusan angin membuat dia benar-benar mersa ngantuk. Ziko merebahkan kepalanya di sandaran kursi, hingga tanpa sadar dia tertidur pulas.
"Dah molor dia, katanya udah janji nggak bakal tidur." goda Stevani melirik Ziko.
"Iya ni, Ziko. udah dipanggil-panggilpun ngak bangun-bangun juga, emang kebo juga tidurnya ni, anak."
Stevani kembali teringat akan tunggangan nya Devan, dia masih tidak percaya jika hubungan mereka akan berakhir secepat ini. tengah asyik larut dalam lamunannya, tiba-tiba Stevani sekilas seperti melihat sebuah bayangan hitam mengikuti mobil mereka dari belakang. hal ini refleks membuat gadis ini terkejut.
"Astagfirullah."
"Ada apa Stev, kamu terlihat kaget gitu." tanya Alexa seraya tetap fokus nyetir.
"Ngak papa kok." jawab Stevani setelah memastikan penglihatan nya, bayangan itu tidak terlihat lagi. tapi tidak dengan mobil mereka.
"Bruuuaggkkk...." Alexa tiba-tiba rem mendadak, sehingga semua terkaget.
"Ada apa Alexa?" tanya Ziko terbangun, sambil memperbaiki posisi duduknya.
"Gawat, seperti aku telah menabrak sesuatu, binatang atau makhluk apa itu? yang jelas kejadian nya sangat cepat dan tiba-tiba?" terang Alexa panik.
"Oke, kamu ngak boleh panik. tetap tenang....dan tarik nafas perlahan." ucap Aldo, Alexa mengikuti instruksi Ziko tersebut.
"Ya Allah lindungilah perjalanan kami ini." doa Stevani, berusaha menyingkirkan rasa takut tentang kejadian aneh yang mulai dirasakannya setelah mereka berhenti untuk istrahat barusan.
Wajah ketiganya terlihat tegang, Stevani dan Alexa saling berpegangan, sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling luar mobil yang terlihat sangat sepi tanpa ada orang. ataupun mobil lainya yang melintas dijalan raya ini. Stevani memegang tengkuk nya yang tiba-tiba tersa dingin seperti ditiup-tiup seseorang.
"Bagaimana ini Ziko, apa sebaiknya kita langsung kabur saja mengingat tempat ini begitu sepi. aku takut terjadi sesuatu pada kita bertiga, bahkan tidak ada satupun rumah penduduk disekitar ini." ucap Alexa sambil menahan tubuh Ziko yang hendak keluar dari mobil.
"Kalian berdua, jangan terlalu takut seperti ini. kalau kita pergi begitu saja. sapa tahu kita sudah menabrak seseorang dan dia terluka dan sangat membutuhkan pertolongan kita." bujuk Ziko berusaha menenangkan ke-dua sahabatnya Stevani dan Alexa. meskipun dia sendiri merasa ketakutan juga mengingat angin yang semakin kencang dan gerimis yang mulai turun. membasahi tubuh Ziko yang memberanikan diri melangkah turun.