Bab 9 Hilang Kemana?
Bab 9 Hilang Kemana?
Keysa hanya bisa berjalan menuju ke brankar samping tempat tidur yang di tempati anak bibinya, dengan wajah sendu dan terlihat tidak senang, namun ia tidak bisa berbuat apa apa lagi, yang ada di otaknya hanya secepatnya tidur dan bertemu dengan kekasih bayangannya saja, dimana Key akan mengungkapkan kesalah pahaman yang bagi Key telah egois menyakiti hati kekasihnya itu.
Key mulai merebahkan tubuhnya disana, beberapa saat ia tidak bisa tertidur meski sudah memejamkan matanya, lalu beralih posisi dengan miring memunggungi semua orang yang ada di dalam kamar tersebut.
"Key, Key, bangun sayang, bangun...sudah waktunya pulang, jam berkunjung nya sudah habis sayang...ayo bangun..." Ucap sang mama yang tengah menepuk nepuk pundak Key, sesaat Key hanya mengerjap ngerjapkan matanya, ia merasa sudah baru bangun tapi kenapa tidak memimpikan kekasihnya itu? Key pun lalu terduduk, sembari kedu tangannya mengucek kedua matanya karena masih sepat ia buka, masih berat, seakan ia kurang dalam tidurnya.
"Mah...mamah apa Key sudah tidur tadi? bukanya baru beberapa saat saja ya mah? kok bisa Key ketiduran? pasti belum tidur kan?" Tanya Keysa pada mamanya.
"Sayang...kamu tidur sudah hampir satu jam, dan ini waktu berkunjung sudah habis sayang...ayo pulang dulu, nanti lanjutkan tidurnya lagi di rumah ya sayang..." Ucap sang mama sembari memapah Key untuk turun dari ranjang dan berpamitan untuk pulang. Sepanjang perjalanan Key seperti orang yang ling lung, ia terus terusan mengingat kembali, apakah tadi ia sudah tidur atau belum, karena kalau tidur kenapa dia tidak memimpikan kekasihnya? kenapa kalau tidur dia tidak bertemu dengan kekasihnya itu, semua bercampur aduk menjadi satu di dalam otaknya, memenuhi otaknya.
"Key, masuk sayang...kok diam saja?" Ucap mama tiba tiba yang mengagetkan Keysa, karena semuanya sudah berada di tempat parkir, dan mama nya melihat key hanya bengong saja saat sudah sampai di depan pintu mobil kakaknya.
"Oh...iya, iya mah...iya..." Ucap Key dengan terbata batanya, kemudian ia pun masuk kedalam mobil sang kakak, kakanya yang menyetir mobilnya, mama serta papa Key naik mobil sendiri.
Sepanjang perjalanan, Key hanya diam saja, ia masih berpikir sama, ia benar benar merasa bersalah, ia takut kekasihnya marah dan tidak akan muncul kembali. Sang kakak yang hanya bisa menatap Key yang berada di sampingnya namun terbengong bengong hanya bisa menelan ludah dan merasa iba seketika.
"Pasti Key ingin punya pacar kan? terlihat kamu ingin saat tadi datang melihat anaknya bibi, kamu ingin juga secepatnya berumah tangga kan Key?" Ucap sang kakak di sela sela perjalananya, dan Key hanya menoleh sembari menyunggingkan senyumannya, ia tidak tahu apa yang kakak nya bicarakan, ia tidak mendengarkannya sama sekali. Hingga mobil yang di kendarai sang kakak masuk ke pelataran rumahnya, dan berhenti tepat di depan pintu utama rumahnya.
"Ayo Key turun, melamun saja terus...! kakak mau memasukan mobil ke garasi." Ucap kakak yang membuat Key tersadar dari lamunanya.
"Akh iya, iya, iya...kak...makasih ya...Key tidur dulu ya kak..." Ucap Key yang lalu masuk kedalam rumah dan segera menuju ke kamarnya di lantai atas. Ia ingin cepat memastikan apakah kekasihnya itu marah padanya atau bagaimana, kenapa bisa ia tidak muncul dalam mimpi Key saat Key menginginkannya.
Dengan cepat Key pergi ke kamar mandi, mengganti pakaiannya lalu Key beranjak ke atas ranjangnya, dan saat Key baru menarik selimutnya...
"Key sayang...kamu sudah tidur?" Tiba tiba mama memanggil namanya dari luar pintu kamarnya.
"Iya mama ini Key mau tidur mah..." Ucap Key yang sudah akan menarik selimutnya lagi.
"Tapi sayang...kata kakak kamu, kalau kamu belum makan malam dari tadi pulang kerja...?" Ucap mama yang khawatir pada puterinya itu.
"Sudah kok mah...sudah mama..." Ucap Key yang lalu benar benar mematikan lampu kamarnya, dan terlihat mamanya sudah tidak menyahut nya lagi dari luar pintu kamarnya.
Key pun langsung memejamkan matanya, ia berharap secepatnya bisa tertidur agar bisa bertemu dengan kekasihnya itu.
***
Udara pagi menjadi semakin dingin saat waktu hampir menunjukan pukul empat pagi, saat itu Key terbangun dari tidur nyenyaknya karena selimutnya yang tidak berada di atas tubuhnya, ia mencari carinya dan menariknya sampai menutupi tubuhnya lagi.
"Apa ini masih waktu yang sama? tidak, tidak! ini bukan waktu yang sama, ini sudah hampir terang..." Ucap Key dalam hatinya, lalu seketika terbangun dari tidurnya, Key mengambil ponselnya lalu menyalakannya, menatap pada jam yang berada di layar ponselnya.
"Tidak mungkin! ini pasti tidak mungkin! tidak mungkin bukan? aku tertidur semalaman tanpa bertemu dengannya lagi? aku tertidur dengan nyenyaknya? aku, aku yang menghayalkannya agar menemaniku, agar menghiburku, kenapa sesuka hatinya ia tidak datang? ia tidak muncul kembali! apa, apa yang harus aku lakukan?oh...tidur, aku kan tidur lagi...ya..." Ucap Key yang lalu ia pun memastikn bahwa ia tertidur kembali. Sampai...tepat pukul tujuh pagi, dimana harusnya ia saat itu sudah berkumpul di meja makan dan bersiap siap untuk bekerja, namun Key masih belum bangun dari tidurnya.
***
"Kok tumben Key belum bangun? biasanya kan Key bangun paling awal untuk joging dengan papa, kenapa bisa dia belum bangun sayang?" Tanya mama pada puteri pertamanya, atau kakak Key.
"Mana aku tahu mah, dan lagi ya...Key dari semalam itu aneh sekali ma, sukanya bengong dan melamun saja mah, ada apa ya? apa Key sedih karena belum mendapatkan seorang pun pacar ya mah?" Tanya kakak Key yang mencoba memberi tahu mamanya.
"Benar sekali, Key kenapa ya sayang? kok sepertinya banyak sekali persoalannya, masak iya mama minta di buatkan dua gaun saja bisa sampai terlihat frustasi seperti itu?" Ucap mama yang merasa bersalah pada Key, dan kakak Key hanya menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya saja tanda ia tidak tahu menahu.
"Sana coba bangunkan adikmu itu nak, ajak makan sarapan sama sama, sambil menunggu papa usai dengan olahraganya." Ucap mama yang langsung di angguki oleh puteri pertamanya itu, kakak Key pun langsung beranjak dari duduknya, melangkah menuju ke kamar Key yang berada di lantai atas rumahnya.
Kakak Key langsung berhenti di depan pintu kamar Key, ia berniat akan mengetuk pintu tersebut, hingga terlihat Key langsung membuka pintunya dan menyembulkan kepalanya, alhasil kakaknya pun seketika tanpa sengaja mengetuk kepala Key dengan ketukan tangannya.
"Astaga Key! apa yang kamu lakukan?" Ucap sang kakak sembari meraih kepala Key yang terkena ketukan tangannya tadi, mengusap usapnya disana.
"Tidak apa apa kan? kakak tidak menyakitimu kan Key?" Tanya sang kakak yang terlihat khawatir, jangankan mengetuk kepala Key, senakal nakalnya Key, kakanya itu paling kencang hanya berteriak saja, tidak pernah mencubit, menabok, apa lagi mengetok kepala.