Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Berpura-pura

Bab 10 Berpura-pura

"Kakak." Ucap Key yang sembari amemeluk tubuh kakaknya yang berada di hadapannya dengan pelukan yang sangat erat, kakaknya pun sampai tersentak, ia tidak tahu harus bagaimana lagi, padahal ketukannya pun tidak se menyakitkan yang ia bayangkan, tapi kenapa Key bisa menangis dengan sangat kencangnya.

"Key kamu kenapa? sepertinya ketukan kakak itu tadi tidak menyakitkan, kenapa kamu menangis dengan begitu kencangnya?" Tanya sang kakak yang lalu menepuk nepuk punggung Keysa, disana kakaknya tidak tahu, bahwa sang adik menangis bukan karena ketukan ringan dari sang kakak, melainkan sudah beberapa kali Key mencoba tidur lagi, namun tidak juga bisa bertemu dengan kekasihnya.

"Apakah kita berpisah hanya dengan seperti ini? kenapa? kenapa kamu tidak mau mendengar terlebih dahulu permintaan maafku, kenapa? kenapa kamu harus menghilang tanpa mendengar permohonan maafku? kenapa kamu menjadi egois, bahkan egoismu benar benar menyakitkan aku rasakan, kau tidak tahu betapa kejam dirimu!" Ucap Key dalam hati sembari menangis sejadi jadinya di pelukan kakaknya, ia hanya ingin tempat bersandar saat itu, tidak ingin yang lain lagi.

"Ada apa ini? kenapa kamu menangis histeris seperti ini Key? apa yang terjadi sebenarnya?" Ucap mama yang datang karena mendengar samar samar tangisan Key.

"Akh aku tadi melihat derama Korea mah, jadi aku ikutan menangis, aku hari ini izin sama Niken kalau tidak masuk kerja mah." Ucap Key tiba tiba terlintas alasan bohong itu di otaknya.

"Akh mama kira kamu kenapa!" Ucap mama sembari mengelus rambut panjang key beberapa kali, sedangkan sang kakak hanya bisa terbengong di samping Key dengan perasaan yang benar benar tidak karuan, ia ingin marah namun tidak bisa, ia pikir Key menangis karena ketukan tangannya tadi yang mengenai kepalanya.

"Ya sudah, ayo semua turun ke meja makan, itu papa sudah menunggui kita disana." Ucap mama yang langsung di angguki keduanya.

"Mah aku mandi dulu ya, baru turun...mama dan semua sarapan dulu saja ya...Key masih ingin melihat kelanjutannya derama yang Key tonton belum habis mah..." Ucap Key yang di angguki sang mama, dan mama nya hanya turun dengan sang kakak saja.

"Sruk..." Key lemas tersungkur ke lantai di belakang pintu kamarnya yang baru ia tutup rapat rapat, disna dengan kedua lutut di depannya, key menyandarkan kepalanya di atas tangan yang ia tumpuk menyilng disana, Key benar benar tidak tahu harus kemana mencari kekasihnya itu, dia adalah bayangan yang Key ciptakan, itu menurut Key, dan yang ia yakini demikian. Air matanya mulai menderas, membanjiri pakaian yang ia kenakan, hingga kedua matanya terasa lebam dan sulit ia buka, kedua matanya bengkak seperti setelah adu jotos.

"Kenapa kamu se tega itu padaku? kenapa? kenapa kamu tidak mau mendengarkan alasanku berkata seperti itu? kenapa? kau pikir semua yang kita lewati bersama semudah itu menghilang seperti dirimu saat aku tidak menginginkannya? kau pikir semua kenangan kita itu bisa aku lupakan seperti mimpi yang jika bangun langsung lupa dan tidak akan aku ingat lagi? kau salah! aku yang akan mengenang semua sendirian sekarang, aku yang akan mengingat semua yang ada pada dirimu! kau pikir aku menyukainya? kau pikir aku akan bahagia dengan semua kenangan yang kau tinggalkan itu? aku bahkan ingat detail dimana letak tanda lahir yang ada di tubuhmu, apa kau percaya itu? kau tega sekali padaku! sangat amat tega!" Ucap Key yang lalu beranjak berdiri dari duduknya dan menuju ke kamar mandinya, dengan terlebih dahulu ia mengambil pakaian ganti yang tergantung di dalam almari pakaiannya, membawanya serta masuk kedalam kamar mandi. Cukup lama Key di dalam kamar mandinya, mungkin hampir satu jam Key berendam air hangat, sampai ia putuskan untuk keluar dari dalam kamar mandi.

Dengan berdandan cantik dan wangi tentunya, Key akan keluar dari dalam kamarnya, langkah kakinya tiba tiba terhenti saat bayangan sang kekasih melintas di depan matanya, dimana area kamar tidur tidak pernah sejengkal pun terlewat dari kenangan tentang kekasihnya itu, meskipun hanya kekasih bayangannya saja, yang ada di dalam imajinasi Key saja. Lagi lagi tangis Key yang ia tahan sebisanya, namun tiba tiba satu lelehan demi satu lelehan menetes dengan sendirinya meski ia tidak menginginkannya.

Sampai kedua tangannya terangkat, dan bergantian jari telunjuknya itu menepisnya sesekali, hingga ia benar benar siap untuk keluar dari dalam kamar. Dengan menuruni anak tangga, Key menuju ke meja makan, disana sudah terlihat sepi, hanya tinggal mamanya saja yang tengah menungguinya dan belum makan pula.

"Sayang...masak iya melihat derama saja sampi ikut ikutan menangis seperti itu? sini temani mama sarapan sayang...mama menunggu kamu nih, papa sudah berangkat kerja, kakakmu juga sudah berangkat kerja pula." Ucap mama dengan senyumnya, papa Key adalah seorang Dosen senior di Fakultas ternama di Kotanya, dan kakaknya yang seorang Manager di sebuah Bank cabang di Kotanya pula.

"Maaf ya mah, membuat mama harus menunggui Key, dan maaf juga Key terlalu cengeng." Ucap Key yang menutupi apa penyebab yang sedang terjadi padanya, ia tidak mungkin bilang pada mamanya bahwa ia baru saja putus dengan kekasihnya, dan apa lagi saat Key berkata bahwa kekasihnya itu hanyalah kekasih bayangan saja, pasti akan di tertawakan oleh mamanya, dan bahkan mamanya bisa menganggap Key gila.

"Tidak apa apa sayang...ayo kita sarapan." Ucap mama yang langsung mengambilkan sarapan nasi goreng dan daging cincang di depan meja makannya, lalu memberikannya pada key yang duduk di sampingnya.

"Terimakasih ya mama..." Ucap Key yang lalu menerima piring nasinya dan mulai menyuap nya kedalam mulutnya, menikmatinya bersama sang mama. Namun saat makanan Key belum habis, tiba tiba ponselnya berbunyi sembari bergetar, dimana disana terdapat nomor yang tidak di kenal itu lagi yang tengah menghubunginya, lalu karena penasaran, Key pun mengangkat panggilannya tersebut.

"Halo...ini siapa ya?" Tanya Key saat ia sudah mengangkat panggilanya.

"Halo Keysa...ini Deni, kamu masih ingat kan?" Ucap suara seorang lelaki yang Key kenal, ternyata itu adalah nomor Deni, lelaki yang tengah dikenalkan padanya oleh Niken dan Bram.

"Kamu dapat nomer aku darimana?" Tanya Key datar dan tidak terlihat kaget apa lagi suka saat lelaki itu menghubunginya.

"Akh jelas itu dari Bram lah Key, mau keluar tidak? aku jemput kamu kalau kamu mau." Ucap Deni yang berusaha ingin dekat dengan Key dengan cara mengajak jalan gadis itu.

"Bisakah dalam keadaan seperti ini aku keluar dengan Deni? tapi aku butuh hiburan." Ucap Key dalam hatinya.

"Iya deh...jemput aku sebisanya kamu saja Den, kalau sudah dekat, kasih kabar ya...tahu kan alamat rumah aku?" Ucap Keysa seketika yang mencoba membuka diri meski ia tidak menyukai hal seperti itu, berpura pura.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel