Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Kesedihan Key

Bab 7 Kesedihan Key

Keysa menepis lelehan air mata yang tiba tiba terjatuh begitu saja, sekali dua kali ia bisa menepisnya, namun tiba tiba lelehan lelehan itu makin lama makin dera deras dan deras saja, membuat Key kuwalahan menepisnya bergantian.

"Kenapa kamu cengeng Key? kenapa? jika kamu mau kamu bisa menduakannya, jika kamu ingin sentuhan yang nyata kamu bisa mencoba membuka hati mu pada lelaki lainnya, jika kamu pikir semua sia sia, kenapa kamu harus bersedih? apa yang kamu tangisi?" Ucap dalam hati Keysa yang mencoba menenangkannya sendiri.

"Akh...terserahlah, aku memiliki kebahagiaanku sendiri saat memikirkannya, aku memiliki kesenanganku sendiri saat berada di sisinya...aku yang membayangkan sempurnanya, aku harus bisa mensyukurinya." Ucap dalam hati Key yang membuatnya sedikit lebih tenang. Hingga tanpa sadar waktu sudah berlalu begitu saja, sore itu mentari sudah bersembunyi, Key yang masih setia di sana hanya bisa menatap sekitarnya, nampak makin gelap malah makin ramai saja pasangan yang datang kesana, mungkin karena tempatnya yang berada di pinggiran kota.

"Akh...sudah malam saja ya...baiklah aku harusnya pulang sekarang kan? agar mama dan juga papa tidak khawatir padaku." Ucap Keysa yang lalu beranjak berdiri dari duduknya, ia sudah memesan taksi online terlebih dahulu tadi. Barulah ia menunggui taksinya datang di tepian jalan raya, dan akhirnya yang di tunggu tunggu pun tiba, Key langsung masuk kedalam mobil dan memberikan arahan pak supir untuk membawanya menuju ke alamat rumahnya.

Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya Key pun sampai ke tempat tujuan, ia lalu membayar ongkos taksinya dan berjalan memasuki pekarangan rumahnya, dimana saat itu terlihat sepi, sangat sepi sekali, namun Key tetap melangkah masuk kedalam rumah, ia melihat kakaknya yang duduk sendirian di sofa ruang keluarga.

"Kakak! mama dan papa kemana? kenapa semuanya sepi sekali kakak?" Tanya Key pada sang kakak yang berada disana.

"Oh...mama sama papa sedang berkunjung ke rumah saudara, itu anaknya bibi baru saja melahirkan Key, dan kakak di rumah itu untuk menunggu kamu dan akan mengajak kesana, mama yang menyuruh Key, mau kan?" Tanya sang kakak yang membuat Key terbengong seketika dimana ia berniat menghindari para saudara saudaranya, tetapi malah akan menuju kesana saat itu.

"Tapi kak, Key belum membeli kado untuk si bayi, bagaimana kak? Key tidak usah ikut saja ya..." Ucap Key yang berusaha mengelak, ia benar benar merasa tidak menyukai perkumpulan antar keluarganya, pastilah dirinya yang akan menjadi topik pembicaraannya kala itu.

"Tenang Key, kakak dan mama sudah menyiapkannya untuk kamu kok Key, jadi kita hanya tinggal berangkat saja menuju ke rumah mereka. Ayo Key..." Ucap sang kakak yang hanya bisa di angguki Key saja, dimana dia sudah terpojok dan tidak bisa menghindar lagi.

"Yasudah kak kalau begitu Key masuk ke kamar dulu, sambil bersiap siap kak..." Ucap Key dengan lesunya, namun sebelum Key menaiki anak tangga menuju ke kamarnya, sang kakak sudah menghentikannya.

"Key...kata mama, kamu disuruh makan malam dulu, kamu pasti lapar kan?" Ucap sang kakak yang hanya di balas gelengannya saja lalu beranjak pergi menuju ke kamarnya.

Dengan langkah gontai Key masuk kedalam kamarnya, melempar tas yang di bawanya keatas pembaringan, tidak lupa ia pun sekedar ingin membaringkan tubuh lelahnya disana, melepas penat yang seharian terus ia rasakan.

"Sayang kamu sepertinya lelah..." Ucap suara seorang lelaki yang Key dengarkan, dan Key sangat kenal suara tersebut, hingga perlahan lahan ia pun membuka kedua matanya dan menatap wajah tampan di sampingnya, seketika Key menyunggingkan senyumannya dan mengangguk perlahan, lalu memunggungi lelaki tersebut, tanda Key ingin tangan kekasih nya itu memijit pundaknya, pundak Key yang ia rasakan sangat kaku kala itu, dan pijitan ringan dari tangan kekasihnya itu membuatnya rileks seketika.

"Bisa bisanya di waktu mepet seperti ini aku memimpikan nya." Ucap Key dalam hati, karena ia tahu itu pasti lah Key yang melayang dalam mimpinya sendiri. Entah mengapa saat itu Key merasa sedikit ingin marah pada kekasihnya, Key merasa terikat padanya dan tidak bisa berpaling lagi meskipun di dunia nyata, karena memang Key tidak ingin melukai seseorang di dunia nyatanya.

"Kenapa hanya diam? ada apa sayang? apa kamu tidak ingin cerita lagi padaku?" Tanya si kekasih dengan penuh perhatian, dan kedua tangan yang masih memijit mijit disana.

"Aku hanya tidak tahu mau bicara apa lagi, disatu sisi aku bersyukur bisa memilikimu di dalam mimpi, namun di sisi lain, aku tidak ingin membuat kecewa orang tua aku, keluarga aku, semuanya, aku sudah cukup tahu saja, dan cukup melihat mereka menerima cemoohan yang menyakitkan karena aku, apa kau tahu? andai kamu nyata...apakah itu mungkin? kamu terlalu sempurna untuk ku miliki sebagai kenyataan sayang...tolong bantu aku aku harus bagaimana? mengorbankan perasaan ini untuk kebahagiaan semuanya? atau mengorbankan semuanya untuk kebahagiaan ku? jawab aku!?" Ucap Key dengan air mata yang menggenang, dan mengalir deras dari kedua matanya, ia sudah cukup melihat kedua orang tuanya di permalukan karena dirinya, semua mengira Key tidak menyukai lelaki, semua mengira Key tidak membutuhkan lelaki, yang kenyataanya adalah sebuah dilema yang harus Key hadapi.

"Jika kamu menginginkan lelaki yang nyata untukmu, kamu harus memilikinya Key, jangan menyakiti hati siapa pun, dan jangan memikirkan apa aku akan terluka atau tidak, karena aku hanya khayalanmu saja bukan?" Ucap kekasih bayangan Key dengan suara seakan menghilang.

Dan perlahan lahan tanpa Key sadari, pijatan itu pun mulai pudar Key rasakan, kekasih bayangannya tiba tiba meremang dan hilang perlahan lahan, tinggal satu tetes air mata yang tersisa saat seluruh bayangan nya menghilang, dengan kedua mata yang terbelalak melebar, Key menatap bayangan sosok kekasihnya itu lenyap di depan matanya, padahal keduanya tidak sedang melakukan hubungan panas yang berlebihan, saat itu Key hanya bisa membekap mulutnya dengan kedua tangannya saja, ia pun lalu berteriak sekencang kencangnya menurutnya.

"Tidakkk!!!" Ucap Key yang tiba tiba terbngun dari mimpinya karena sang kakak menepuk nepuk pipinya.

"Key, Key, di bangunkan kok malah berteriak tidak tidak sih, ayo berangkat sekarang! mumpung masih sore ini, oh ya ternyata bayinya belum di bawa pulng Key, kita ke Rumah sakit sekarang, kado nya kita tinggal dulu saja, nanti waktu si bayi sudah pulang kerumah, baru kita bawa kadonya." Ucap sang kakak yang hanya di angguki Keysa, ia tidak bisa berkata apa apa lagi, hatinya masih sakit saat berkata demikian pada kekasihnya tadi, namun jujur Keysa tidak bermaksud membuat kekasihnya itu bersedih bahkan terluka.

"Nanti kita bertemu lagi kan? kita pasti akan bertemu lagi kan sayang?" Ucap Key yang menyadari kesalahannya dan ia akan mengungkapkan kesedihannya serta ucapan maafnya nanti malam, saat ia tidur malam.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel