Bab 6 Bisakah Itu Dikatakan Selingkuh?
Bab 6 Bisakah Itu Dikatakan Selingkuh?
Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, saat itu, Keysa sudah hampir menyelesaikan gambar disain nya.
"Key, ayo pulang..." Sapa salah satu temannya yang melewati tempat duduk, atau tempat kerja Keysa berada. Saat itu Keysa hanya menyunggingkan senyumanya, lalu mengangguk sebagai tanda ia merespon nya.
"Key tidak pulang? aku duluan ya..." Ucap salah seorang lagi yang melintas, namun sebelum Key menjawabnya, temannya itu sudah pergi begitu saja dari sana.
"Ya...kalau begitu juga kenapa kamu menyapa! akh sudah kelihatan tahu tidak sukanya!" Dengus Key dalam hatinya. Key sudah berpesan pada mamanya bahwa hari itu akan pulang telat, karena memang ia bermaksud akan menyelesaikan disainnya, dan terlebih lagi rasa minder pada saudara saudaranya yang setiap sore selalu berkumpul di rumah Key untuk menyombongkan pacar puterinya, atau calon menantu mereka, untungnya mama Key mempunyai tameng untuk membungkam semuanya, karena calon kakak ipar Key adalah pengusaha yang sukses di dalam dan di luar Negeri, membuat mama membungkam mulut saudara saudaranya, meski begitu, mereka masih saja mempunyai bahan pembicaraan yang menyudutkan sang mama, dan papanya, yaitu calon Key sendiri yang entah sampai detik itu belum bisa Key tahu keberadaanya, dan yang pasti, kekasih Key adalah khayalannya yang terasa nyata, khayalan yang sempurna melebihi semua lelaki yang ada di dunia ini.
Key memilih untuk pulang sedikit malam agar ia tidak bertemu dengan saudara saudara mamanya yang tempat tinggalnya tidak jauh dari sana, membuat Key malas untuk pulang jika jam pulang kerja sudah berdentang tepat pukul tiga sore. Tanpa terasa Niken pun sudah bersiap siap sore itu, ia pun akan pulang kerumah, lebih tepatnya ia ada janji dengan kekasihnya, si Bram.
Niken berjalan menuju ke arah meja kerja Keysa, dengan tas besar yang ia bawa di tangannya.
"Key, kamu rajin sekali? aku senang kamu seperti ini, tapi ini sudah waktunya pulang Key, ayo aku antar pulang sekarang..." Ucap Niken sembari sudah menarik tangan Keysa untuk ikut berdiri dengannya dan dengan terpaksa Keysa pun ikut temannya itu, Key pun langsung berdiri dari tempatnya dan mengemas semua barang barangnya, memasukanya kedalam tas yang selalu ia bawa.
"Ken, terimakasih banyak...tapi aku masih ada urusan...aku pulang sendiri saja ya..." Ucap Keysa dengan nada lembutnya, key berharap Niken tidak salah sangka padanya, maksud Key hanya untuk menghindar dari bibi dan tantenya yang lumayan membuat mamanya kerepotan.
"Ouh aku kira kamu akan pulang Key, makanya aku mau antar kamu, eh tapi kalau kamu ada urusan sih ya aku antarkan juga tidak apa apa, seperti siapa saja sih Key." Ucap Niken dengan senyum mengembangnya, teman Key itu pun selalu periang dan juga suka tersenyum. Saat itu Niken tidak mengetahui bahwa Keysa hanya ingin pulang kerumahnya telat saja, namun key tidak bisa memberitahukan alasannya kenapa bisa ia memilih untuk pulang telat hari itu.
"Tidak, tidak Ken, benar, aku benar benar ada urusan Ken, ya sudah kamu kembali saja, aku bisa sendiri kok." Ucap Key yang menolak bantuan Niken. Saat itu Niken merasa heran, namun ia tidak bisa memaksa Keysa lebih lagi, ia pun akhirnya mengiyakan apa yang Key inginkan.
"Iya sudah kalau tidak mau aku antarkan Key, mau bertemu dengan cowok kan? mau kencan ya? takut ketahuan aku kan? makanya mau pergi sendirian saja? takut cowoknya naksir aku ya Key? tenang...di hati aku itu hanya ada Bram seorang tahu!" Ucap Niken yang tengah menggoda Keysa disana.
"Ih...apaan sih Ken!" Ucap Key sembari melempar Niken dengan senyuman yang khas milik Key. Dan akhirnya Niken pun menyerah, ia membiarkan teman dekatnya itu untuk mempunyai waktunya sendiri.
"Yasudah...aku tinggal dulu ni Key." Ucap Niken yang lalu pergi dari hadapan Keysa, tak lupa satu tangannya melambai khas Niken yang biasanya, centil dan juga manja. Kini tinggallah Keysa seorang diri disana, awaknya Key masih betah disana, namun Key sudah mengemas semua barang barang nya untuk pulang, disana hanya tinggal penjaga galeri butik saja, lalu Key pun memutuskan untuk segera keluar dari sana, entah kemanapun yang pasti Key pergi dari sana.
"Mbak sudah mau pulang?" Sapa penjaga galeri yang sibuk menata pakaian pakaian di manekin yang di pajang di depan kaca bagian dalam galeri, saat Keysa melintas di sampingnya.
"Oh iya mbak...ini sudah mau pulang, saya pulang dulu ya..." Ucap sapa Keysa pada karyawan butik tersebut, meski Keysa sudah lumayan lama bekerja disana, tapi Keysa tidak hafal satu persatu nama karyawan yang bekerja disana, sengaja Keysa tidak menghafalkannya memang.
Keysa keluar sari dalam butik tempatnya bekerja, sewaktu berangkat tadi sengaja Key hanya menggunakan jasa taksi, hingga kala itu, ia memilih untuk berjalan santai saja, Key belum tahu kemana tempat yang akan di tujunya, Key hanya melangkah kan kakinya begitu saja, hingga tanpa terasa sudah setengah jam Key berjalan di tepian trotoar, Key berdiri di tepian jalan penyeberangan, namun kala itu lampu merah masih menyala, belum saat nya Key untuk melangkah maju, disana sudah ada beberapa orang pula yang akan menyeberang jalan searah dengan Keysa, dan beberapa lagi yang berlawanan arah dengan Key. Hingga lampu itu berubah hijau, dan Key pun akhirnya turut menyeberang jalan raya, Key pun berjalan menuju ke sebuah taman, dimana taman tersebut berada di pinggiran kota, dan Key memilih disana, sebelum memutuskan untuk duduk di taman, Key membeli satu botol air mineral terlebih dahulu, dan sepotong roti untuk mengganjal perutnya, supaya nanti waktu pulang makan malam ia tidak terlalu kelaparan.
Key menikmati udara sore yang sejuk di bawah pohon rindang di area taman, disana banyak bunga yang sedang bermekaran, tatapannya tertuju pada satu pasangan yang berada di seberang depannya, Key menatap kearah depannya, disana sepasang sejoli tengah bermesraan, bahkan tanpa malu sedang berciuman. Keysa hanya bisa mendengus menyaksikannya, dan pura pura bermain dengan ponsel yang tengah di peganginya, meski sesekali Key tidak bisa memastikan bahwa ia tidak akan meliriknya sedikit saja.
"Andai kamu nyata, andai kamu benar benar bisa ada disini tanpa aku harus tertidur terlebih dahulu hanya untuk bertemu denganmu, andai aku bisa menatapmu dengan keadaan sadar, andai kamu tidak hanya datang dalam mimpiku." Ucap dalam hati Key, pikirannya berandai andai membayangkan kekasih bayangannya itu nyata, dan tidak hanya muncul dalam mimpinya saja.
"Jika aku harus dekat dengan seorang lelaki, bisakah itu dikatakan selingkuh? sedangkan kamu hanya aku yang tahu, hanya aku yang melihatmu, meski begitu, aku pun tidak bisa berpaling darimu, kau selalu datang memelukku saat aku butuh pelukan, kau selalu datang menghiburku saat aku butuh hiburan, dan bahkan senyum tampanmu itu selalu membekas di otakku, tidak bisa dengan mudah di gantikan dengan senyum lelaki lain." Ucap dalam hati Key lagi, kini kedua matanya berkaca kaca, di pelupuknya sudah menggenang cairan bening yang akan meleleh.