Bab 5. Rasa iri
"Sayang kamu ada disini juga?" Tanya Keysa pada lelaki tampan yang kini tengah bejongkok di depannya, sedangkan Keysa tengah meletakan kepalanya miring di atas kedua tangannya yang menyilang di tas meja, kedua tangannya itu tengah menopang kepalanya, wajahnya tepat menatap wajah tampan di depannya.
Hingga Key terjaga dari posisinya, kini kedua tangannya beralih mengambil wajah tampan itu dan menariknya mendekat ke arahnya, Key pun lalu menciumnya.
"Aku penat dengan semua kerjaan sayang, andai saja kamu bisa membantuku, pasti aku akan sangat bahgia sekali sayang..." Ucap Key dengan senyum lembut dan bibir yang lagi lagi mengecup, seakan tanpa malu apa lagi sungkan, dan anehnya lelaki di depannya itu hanya pasrah menerima perlakuan yang Key lakukan padanya, seolah olah malah ia menyukainya.
"Sayang...kenapa memangnya bisa penat?" Tanya si lelaki dengan tangan yang mengambil jemari Key dan menggemggamnya. Keduanya masih saling menatap lekat satu sama lain disana.
"Aku harus membuat gaun untukku dan mama untuk acara pertunangan kakak, satu bulan harus sudah jadi disainnya, sedangkan aku pun mendapat pekerjaan dari bos aku yang tidak bisa aku tolak sayang...aku harus bagaimana? aku tidak bisa mengecewakan mama, dan aku tidak bisa menolak bos aku, aku harus bagaimana?" Tanya Key pada kekasih bayangannya itu.
"Oh...jadi seperti itu ya ternyata, kamu pusing memikirkannya sayang?" Tanya kekasihnya itu, dan Key hanya bisa mengangguk mengiyakannya saja.
"Ya sudah...kalau begitu, begini saja, kamu pastikan mana yang lebih dahulu akan di pakai atau yang harus jadi dulu, kamu bisa kerjakan dulu, dan sisanya kamu bisa menyusul." Ucap kekasih bayangannya itu lalu membuat Key mengangguk seolah ia memikirkannya dan mengerti apa langkah selanjutnya yang harus ia lakukan lagi.
"Key...Key...bangun! kenap malah tidur? sudah kerjanya? sudah jadi?" Ucap seorang perempun yang membangunkan Keysa dari tidurnya, dan entah mengapa saat itu Key merasa percaya dirinya keluar, tanpa menghiraukan orang yang membangunkannya, ia langsung mengambil pensil dan juga kertas, ia mulai menggambar disain gaun untuknya dan sang mama, baru ia menggarap pesanan bosnya itu.
"Ini anak bangun tidur malah seperti kesetanan begini sih!" Ucap Niken sembari bersedekap di bawah dadanya karena melihat tingkah sahabatnya yang ternyata sangat lah giat menurutnya.
Niken masih mengawasinya dari belakang Key, dan Key tidak tahu akan hal itu.
"Jadi kamu mencari inspirasi dari tidur Key? bangun bangun sudah seperti orang kesambet saja!" Ucap Niken yang seketika membuat Keysa tersentak karena kaget, ia baru sadar bahwa sedari tadi Niken lah yang membangunkannya, Niken lah yang mengawasinya.
"Hah...kamu disana Ken? astaga! membuat orang kaget saja tahu...akh iya tidak tahu Ken, kenapa aku bisa segar ini otak setelah bangun tidur, kan memang seperti itu ya kan harusnya?" Ucap Keysa menghindar.
"Yuk aku mau mengajakmu untuk jalan, aku di telephone mama kamu, katanya kamu tidak membawa bekal makan siang, ya sudah ayo sekarang, nanti aku ada pertemuan Key." Ucap Niken yang langsung saja di angguki Keysa, key pun segera beranjak berdiri dari duduknya dan segera mengemas semua yang ada di atas mejanya ke map, dan memasukannya ke laci bawah meja kerjanya. Segera keduanya pergi keluar dari dalam butik, dimana hanya Keysa saja yang Niken ajak keluar, seakan semua temannya yang lain yang ia pekerjakan disana tidak pernah di ajaknya, dan ia lebih sering mengajak Keysa saja, meskipun setiap kembali Niken selalu membelikan semuanya tanpa terkecuali.
"Kebiasaan itu anak emas selalu saja yang diajak sama bos, kok ya tidak sekali kali kita yang di ajak begitu lo..." Bisik pegawai yang lain yang ternyata diam diam tidak menyukai Keysa.
"Sudah lah...kita kan disini hanya kerja, meski Niken teman kita, namun ia juga bos kita kan, sudah lah biarkan saja ya..." Ucap salah satunya lagi.
"Eh, dengar dengar dia masih jomblo loh, sudah berumur bukan ABG lagi, kok bisa ya belum punya pacar sekalipun?" Ucap salah seorang disana.
"Dia kan imut, masak iya belum pernah pacaran sekalipun sih? kok bisa? kamu salah itu mungkin..." Ucap salah seorang lagi yang menimpali, hingga gosip, gosip, dan gosip itu terus berlangsung sampai Keysa dan Niken kembali dengan membawa makan siang untuk semua, untuk ke empat orang temannya disana, Niken membawa makanan dan Key membawakan minumannya, keduanya masuk dengan tangan yang kanan kirinya memegangi semua.
"Hai teman teman, maaf ya tidak aku ajak tadi, ini untuk makan siangnya..." Ucap Niken dengan riang nya sembari mendekat pada ke empat karyawannya, dan juga teman baiknya semua, semua pun menyambut kedatangan Niken dengan senyum senang, meski terhadap Key mereka pun tersenyum sembari mengucapkan terima kasih, namun di hati ke empatnya ada sedikit rasa tidak suka pada gadis itu, Key yang tidak pernah berpikir buruk pun tidak ingin mengartikan tatapan ke empatnya sebagai hal buruk untuknya.
Hingga Key akan kembali ke tempatnya, sedangkan Niken yang sudah meletakan semuanya langsung bergegas pergi dari sana, karena ada pertemuan lagi dengan klien nya.
"Aduh...Key...aku dengar kamu masih jomblo ya? dengar dengar malah si bos sibuk menjodohkan kamu, kami tidak apa apa kok Key, jika kalian tiap keluar itu karena bertemu dengan cowok yang mau sama kamu." Ucap salah seorang dengan sedikit pedas, dan entah mengapa saat itu hati Key sedikit tertusuk, namun memang benar kenyataanya demikian, dan Key hanya bisa diam menerimanya saja. Namun disana malah terdengar cekikik tawa ke empatnya.
"Atau...jangan jangan kamu tidak suka cowok ganteng ya Key?!" Ucap salah seorang lagi yang menimpali, membuat Keysa hanya bisa menelan ludahnya yang sulit ia telan, rasanya kering seketika tenggorokannya.
"Eh sudah sudah bercandanya, lihat tuh Key sampai diam saja seperti itu, sudah Key tidak usah di dengarkan, tidak usah di masukan ke hati ya...semua hanya bercanda saja Key, tidak berniat melukai perasaanmu kok, maafkan semua ya Key." Ucap salah seorang yang menengahi dan terlihat Key hanya menyunggingkan senyumannya saja, lalu mengangguk, mengiyakan apa yang dikatakan temannya tersebut, dan semuanya pun kembali ke tempatnya semula untuk menikmati makanannya dan memulai aktivitasnya kembali.
"Apa aku terlihat se menyedihkan itu? apa aku terlihat mengemis untuk di carikan pasangan? apa seperti itu sebuah lelucon bagi kalian yang mengasyikan? akh...sudahlah, kalian mau bilang apa saja juga terserah, aku tidak perlu menunjukan kebahagiaanku pada kalian kan? memangnya kalian siapa?!" Ucap Key dalam hatinya, ia berusaha menghibur dirinya sendiri yang tanpa sadar terluka oleh perkataan temam temannya, meski ia mencoba tidak memikirkannya, namun ucapan ucapan itu terus menggema memenuhi ruang kosong di otaknya.
Bayangan kekasih khayalannya selalu melintas pula menenangkan pikiran Keysa seketika, dan memberi kekuatan Key untuk menghadapi semuanya.