Bab 4. Sekali lagi
Keysa masih memejamkan matanya, udara dingin pagi itu cukup membuatnya larut dalam tidur nyenyaknya, bahkan Key sampai menarik selimut ke atas tubuhnya, menutupi seluruh tubuhnya disana, membuat ia merasa nyaman dan hangat. tidak butuh waktu lama untuk cahaya mentari menyeruak masuk kedalam kamar Key, kamar yang di penuhi kaca mengeliling di setiap jendela kamarnya, hingga sedikit saja tirai gorden itu tidak menutup sempurna, membuat cahaya mentari dengan mudah menembusnya. Saat itu lah Key mulai mengerjap ngerjapkan kedua matanya seakan menghalangi mata itu dari bias cahaya yang menyilaukan menurutnya.
"Akh...sudah pagi saja!" Ucap Key sembari benar benar terjaga, meski ia masih sesekali mengucek matanya. Dengan kedua kaki yang ia turunkan dari atas ranjang dengan perlahan lahan, Key mengambil ponsel yang ada di laci samping tempat tidurnya, ia melepaskan ponsel itu dari carger nya, menatap pada layarnya, ternyata baru setengah enam pagi, namun Key terbiasa bangun tepat waktu, sengaja Key melakukannya karena ia harus berolah raga sebelum berangkat kerja, kerja di butik teman dekatnya. Key pun meletakan kembali ponselnya setelah mematikan alarm yang belum berbunyi, segera ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar mandi, Key hanya mencuci wajah dan menggosok giginya saja, lalu berganti pakaian dan segera keluar rumah untuk joging di sekitaran rumah. Saat itu sang mama sudah berada di dapur, namun bibi asisten rumah tangga belum datang, si bibi datang setelah pukul delapan pagi, untuk sarapan selalu sang mama yang membuatkannya, terkadang juga kakaknya yang membantu, key lebih di sayang menurutnya, karena ia tidak di perkenankan membantu mama, hanya di minta untuk melihat nya saja. Key tidak pernah tahu bahagianya keluarganya saat bisa melihat Key terbangun dari komanya, hingga semua memperlakukan Key seperti seorang puteri.
Saat itu Key tengah joging di sekitar rumahnya, nampak satu dua orang yang joging pula yang Key sapa, semua memang senang melihat gadis itu, gadis yang murah senyum dan imut menurut tetangganya.
Hanya setengah jam saja Key berolahraga, akhirnya ia pun lalu memutuskan untuk pulang kerumahnya, disana sudah di sambut dengan nasi goreng dan juga segelas susu di atas meja makan. Papa, mama dan juga sang kakak sudah berada disana pula, menungguinya datang ke tempat itu.
"Sayang...sudah pulang...ayo sarapan sama sama." Ucap mama yang membuat Keysa menghentikan langkahnya tepat di meja makan dan langsung duduk disana.
"Mah...nanti Key pulang sedikit telat ya...Key harus menyelesaikan kerjaan Key yang sudah dua bulan belum tahu endingnya mah...kalau di ruamah, Key suka malas untuk mengerjakannya, berbeda kalau di tempat kerja kan ada Niken yang membantu." Ucap Key dengan seriusnya dan mamanya itu hanya bisa tersenyum sembari mengangguk mengiyakannya saja. Usai dengan makan sarapan bersama, Key akhirnya memutuskan untuk naik ke atas, kelantai dua, dimana kamarnya berada, ia akan mandi dan juga berganti pakaian, ia akan ke tempat kerja.
"Sayang...kamu tahu kan? kemarin kakakmu lamaran, tapi secepatnya ia ingin melangsungkan pertunangan, sebelum calon kakak iparmu kembali ke luar Negeri untuk menyelesaiakan pekerjaanya disana, baru mungkin sekitan dua tahun lagi keduanya akan menikah, jadi...satu bulan ini kamu bisa tidak merancangkan setelan gaun untuk mama dan kamu? karena kakakmu sudah punya Disaigner gaunnya sendiri, sedangkan mama ingin kembaran sama kamu nak, bisa? kita berdua saja, papa kamu biar membeli sendiri nanti." Ucap sang mama yang langsung di angguki oleh Keysa.
"Oke mama, baiklah..." Ucap Key dengan senangnya, meski di dalam otaknya ia belum mendapatkan ide gaun untunya dan sang mama.
"Ouh ya sayang...lelaki kemarin...apa benar dia bukan pacar kamu nak?" Tanya mama yang menyelidik pada Keysa.
"Bukan mah, dia teman Key, baru kenal juga, Bram dan Niken yang mengenalkannya." Ucap Key yang menerangkan.
"Mama lihat, sepertinya dia lelaki yang baik, dia sepertinya juga suka padamu Key, apa kamu tidak ingin mencoba untuk membuka hati untuknya? mungkin kalian bisa cocok kelak." Ucap mama Key yang hanya dibalas Key dengan gelengannya saja, dengan senyum yang ia paksakan.
"Mah...bagi Key, perasaan itu tidak ada yang bisa di coba, apa lagi hubungan yang hanya coba coba, tidak ada mah...maaf ya...kelak ketika ada seseorang yang bisa Key bawa menghadap kepada keluarga besar, pasti akan Key perkenalkan pada mama terlebih dahulu." Ucap Key dengan pilunya, lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan rumah dan berangkat bekerja.
Saat itu Keysa hanya mengenakan jasa taksi untuk berangkat ke butik tempak kerjanya, disana sudah terlihat ramai pelanggan setia seperti biasa. Key segera masuk kedalam butik, menuju ke ruangan bosnya yang ternyata bos nya atau Niken sedang ada tamu pengunjung lebih dari dua orang, disana semuanya akan memesan jasa disain gaus pernikahan pada Niken, dan Key hanya bisa membiarkannya saja, Key belum bisa membantu bos nya itu untuk mengerjakan satu pun disain untuk pelanggan bosnya.
"Akh...bos saja sibuk dengan gaun pesanan pelanggannya, bagaimana bisa aku turut menyibukannya dengan gaun pesanan mama, aku tidak ada pilihan lain selain mengerjakannya sendiri." Ucap Key yang lalu duduk di depan meja kerjanya kembali, berkutat dengan pensil dan buku yang biasa ia gunakan untuk menggambar disain.
Satu jam sudah kesibukan dan keramaian itu berangsur dan sepi lagi seperti sedia kala.
"Key...bisa kesini sebentar." Panggil Niken kearah Keysa, dan saat itu pula Keysa langsung menoleh kerah bosnya, sembari beranjak berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke ruangan Niken.
"Iya ada apa?" Tanya Key pada bosnya tersebut.
"Ini ada pesanan gaun enam Key, dan aku pasti butuh bantuanmu, teman yang lain semua juga masih sibuk dengan pekerjaanya masing masing, bisakah kamu membantuku? ini sudah ada rancangan dan tinggal mengerjakannya saja, kamu buatkan ya...aku butuh bantuanmu satu saja." Ucap Niken dengan sedikit memohon pada Key, dan Key pun yang memang tidak memiliki pekerjaan itu hanya bisa menyetujuinya.
"Tuhan...bagaimana ini? aku tidak mungkin menolaknya kan? terus mama bagaimana? akh pesanan mama kan dua, mau kembaran lagi sama aku." Ucap Key dalam hatinya, dengan senyum yang ia paksakan di depan bosnya itu.
"Baiklah bos, Key pamit dulu ya..." Ucap Key sembari membawa desain yang akan ia kerjakan. Dengan langkah gontai dan tangan seakan lunglai, Key berjalan menuju kearah kursi kerjanya lagi, meletakan semuanya disana diatas meja kerjanya, lalu duduk bersandar, kedua tangannya bertumpuk menyilang di depan meja kerja, dengan kepala yang terasa akan meledak, terpaksa ia pun meletakan kepalanya sejenak disana, diatas tangannya yang menjadi tumpuan, melepas semua lelah penatnya.
"Kenpa sayang? ada apa lagi?" Ucap lelaki yang biasa menemani Key disaat hatinya sedang gundah dan galau, sesaat Key hanya mendongakan kepalanya, menatap wajah tampan yang baru saja jongkok di samping meja kerjanya, kini wajahnya berhadap hadapan tepat di depan wajah satu sama lain.