Bab 6 Keterkejutan Sean & Nadia
Bab 6 Keterkejutan Sean & Nadia.
Hari berikutnya
Setelah mendapatkan lokasi keberadaan Sean dan Nadia yang berada di sebuah butik. Loyce segera berdua, gadis itu melajukan roda empatnya dengan kencang. Tiba di sana Loyce langsung turun, dia tampak sangat cantik dengan rambutnya yang di warnai merah muda.
Loyce langsung masuk ke dalam, dia menemui sang pemilik butik yang merupakan teman sang mommy.
"Halo Aunty Jessie. " sapa Loyce dengan senyuman manisnya.
"Loyce sayang. " Aunty Jessie langsung menciumi kedua pipinya, lalu memeluknya sebentar lalu mengobrol. Sean dan Nadia menoleh, mata mereka membulat sempurna melihat sosok Loyce.
Setelah bicara dengan aunty Jessie, Loyce menghampiri Sean dan Nadia. Gadis itu tersenyum memamerkan penampilan barunya.
"Halo Sean, Nadia. Ternyata kalian hendak fiting pengantin ya? " tanya Loyce berbasa basi.
"Kau bukankah kecelakaan pesawat? " ujar Nadia terbata bata.
Loyce tersenyum sinis mendengarnya, dia menampilkan senyuman paling manis di depan dua pengkhianat di depan mereka ini. Dia melipat tangannya di dada,menatap tajam kearah Nadia.
"Tuhan masih sayang sama aku, lagipula aku tak bisa mati begitu mudah sebelum menghancurkan benalu yang suka menempel pada orang lain. " ucapnya sambil menyindir dengan halus. Loyce menilai penampilan Nadia dari atas hingga kebawah dengan tatapan remehnya.
"Sepertinya kau ingin menjadi bayang bayangku ya Nad, Bukankah gaun yang kau pakai adalah pilihanku? " ujarnya dengan alis terangkat. Nadia mengertakkan bibirnya, dia menahan amarahnya melihat Loyce mencoba mempermalukan dirinya.
Fokus Loyce teralihkan pada mantan calon suaminya. Dengan senyuman manisnya dia menghampiri Sean. "Kau sangat tampan mengenakan tuxedo itu Sean. " puji Lotlyce dengan senyuman merekah.
"Aku pasti akan datang ke pesta pernikahan kalian nantinya. " ungkap Loyce. Nadia tersenyum sinis mendengarnya, dia mendekat lalu mendorongnya menjauh dari Sean.
Bukannya marah Loyce tergelak kencang melihat ekspresi Nadia saat ini. Dia sangat bisa menebak jika Nadia takut, dirinya akan merebut Sean dari Nadia.
"Well kau takut aku merebut Sean, bukankah kau memiliki Sean karena hasil perselingkuhan Nad? " ujarnya dengan telak. Setelah itu dia langsung pamit dari sana, meninggalkan Nadia yang mengumpati kepergiannya.
Loyce di buat terkejut melihat sosok Agam dengan mata tajam nya memandang kearahnya. Gadis itu berjalan pelan menghampiri pria itu.
"Halo Bee, bagaimana kabarmu? " tanya Loyce basa basi.
"Huh liat lah penampilanmu, apa kau ingin menunjukkan tubuhmu pada mantan calon suamimu itu heh? " ujar Agam dengan sinis. Loyce menunduk, menilai penampilannya yang menurutnya tak terlalu seksi. Dia kembali memandang heran kearah Agam.
Hehe menyadari kesalahan Loyce berusaha kabur, Agam memanggulnya dan membawanya ke mobil. Mengenai mobil Loyce, dia telah memanggil sopir untuk membawanya pulang. Sepanjang perjalanan Loyce sesekali melirik kearah Agam, raut wajah pria itu tampak datar dan aura nya begitu dingin.
Ternyata pria itu membawa Loyce ke penthouse mewahnya. Dia langsung turun, menggendong ala bridal style sang kekasih masuk ke dalam dan menurunkan di sofa.
"Apa kamu belum menyadari kesalahanmu love? " tanya Agam dengan nada dinginnya.
"I know bee, aku tadi ingin berpenampilan menarik karena ingin bertemu Nadia dan Sean. Aku begitu puas membuat mereka terkejut akan kehadiran aku. " jelas Loyce panjang lebar.
Gadis itu langsung bangun, dia masuk ke dekapan Agam. Pria itu merengkuh erat pinggang ramping Loyce. Loyce membenamkan wajahnya di dada bidang Agam, dia begitu merindukan prianya ini.
Cup
Agam melayangkan kecupan di pucuk kepala gadisnya. Loyce melepaskan pelukannya, menatap lekat wajah tampan di dekatnya ini.
"Apa kau masih marah padaku Bee? " tanya Loyce memastikan.
"Tidak, lain kali jangan berpakaian seksi di depan pria lain, aku tak
suka. " ujar Agam memberikan peringatan.
"Aku akan menjadi gadis manis untukmu Bee. " Loyce mengecup singkat bibir Agam sekilas. Agam berdehem singkat, merangkul bahunya dari samping.
Sementara Sean dan Nadia masih terkejut dengan kehadiran Loyce. Mereka tak menyangka jika Loyce masih hidup saat ini. Sean sendiri memilih membersihkan diri meninggalkan sang kekasih. Nadia mengepalkan tangannya, dia tak akan tinggal diam setelah ini.
Wanta cantik itu tak akan membiarkan Loyce menghancurkan pernikahannya nanti dengan Sean minggu depan. Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi orang kepercayaannya.
"Cepat cari tahu siapa yang menolong Loyce saat kecelakaan? " desak Nadia.
"Baiklah nanti aku akan mengabari kamu secepatnya. "
Tut sambungan terputus, Nadia menaruh ponselnya di atas nakas. Bersamaan dengan Sean yang ke luar dari kamar mandi, pria itu segera mengenakan pakaian. Dia langsung menghampiri Nadia, menenangkan calon istrinya itu.
"Apapun yang terjadi kamu tak ninggalin aku 'kan Sayang? " tanya Nadia memastikan.
"Tentu saja tidak. " ucap Sean dengan tegas. Nadia langsung menciumnya, wanita itu lantas bangkit dan pergi ke kamar mandi. Sean sendiri mengambil ponselnya, mencoba mengirim pesan pada Loyce namun nomor Loyce tak bisa di hubungi lagi.
"Shit. Aku kira Loyce akan menangis dan mengamuk, nyatanya dia justru memberikan selamat padaku? "
"Apa dia telah memiliki penggantiku hingga begitu santai menemui aku dan Nadia. " batinnya. Nadia segera ke luar dan menggantinya dengan dress seksinya. Wanita itu mengajak Sean turun ke bawah dan Sean hanya menurut.
Keduanya tengah membahas rencana pernikahan mereka, Nadia menginginkan pernikahan megah. Sean menghela nafas panjang, dia tak bisa membayangkan bagaimana jika orang tuanya tahu akan hubungannya dengan Nadia.
Dering ponselnya menyita perhatian Sean, pria itu lantas mengeluarkan benda canggih tersebut. Sean menelan salivanya kasar, melihat nama sang mommy yang menghubungi dirinya.
"Ya mom, ada apa? " tanya Sean berusaha mengontrol dirinya agar tenang.
"Kamu lagi apa nak, kepergian Loyce harusnya tak membuatmu terpuruk? " ujar mommy.
"Aku hanya ingin menenangkan diri mommy. " Setelah mengobrol sebentar dengan sang mommy, Sean segera menutupnya. Nadia membujuk Sean agar segera mengenalkan dirinya pada orang tua pria itu.
"Sabar ya sayang, untuk saat ini bukan waktu yang tepat. " bujuk Sean dengan lembut. Nadia menghela nafas panjang, dia berusaha menahan kekesalannya.
Dia tak ingin membuat Sean marah lalu membatalkan pernikahan mereka nantinya. Wanita itu masuk ke dalam dekapan sang calon suami. Diam diam Nadia tengah memikirkan rencana licik untuk menyingkirkan Loyce.
Berbeda dengan Nadia dan Sean yang tampak pusing. Loyce justru tampak bersenang senang bersama dengan Morgan. Keduanya telah resmi menjadi sepasang kekasih, Loyce sering kali menjahili dan membuat pria itu kesal.
"Love, apa kamu masih menyukai pria sialan itu? " tanya Morgan dengan serius.
"Entahlah, pengkhianatan yang di lakukan Sean membuat rasa percaya ku pada lelaki berkurang terkecuali
Daddy. " jawab Loyce.